0. Prolog

7.1K 501 10
                                    

Cahaya bulan menjadi satu-satunya penerangan untuknya malam itu, berjalan pulang di tengah malam sudah menjadi kebiasaan bagi dirinya.

Xu Minghao, seorang pria berusia 25 tahun yang bekerja di sebuah bar kecil dipinggiran kota Seoul. Setiap hari harus melewati beberapa stasiun kereta untuk sampai pada tempat kerjanya. Ia bekerja begitu jauhnya dari tempat tinggalnya dengan harapan bahwa di tempat itu ia tidak harus bersembunyi dari orang-orang yang mengenalnya.

"Untunglah aku masih bisa mengejar waktu. Jika tidak, aku akan tertinggal kereta dan tidak bisa pulang malam ini" ujar Minghao yang kini sudah masuk di kereta terakhir malam itu

Ia duduk pada kursi kereta, penumpang malam itu tak banyak. Hanya ada seorang laki-laki yang terlihat mabuk dan juga ada seorang nenek tua dengan sebuah tas besar miliknya.

Setelah 25 menit berjalan, akhirnya kereta itu berhenti. Minghao berjalan keluar dari kereta, dibelakangnya terlihat nenek tua yang tadi di kereta ikut turun.

"Apa aku boleh membantumu nek? Kelihatannya tasmu berat" ujar Minghao saat melihat sang nenek kewalahan membawa tas besarnya itu

"Ahh.. terima kasih nak" ujar sang nenek menerima tawaran Minghao

Minghao mengantar sang nenek pada tempat tujuannya. Saat ia melihat jam di tangannya, waktu sudah menunjukkan pukul 02.00 dini hari.

"Kalau begitu saya pulang dulu" ujar Minghao sedikit membungkuk pada sang nenek

"Tunggu dulu nak! Ini ucapan terima kasih dari saya karna kamu sudah mau membantu nenek tua ini" sang nenek memberikan sebuah kalung dengan lambang infinite dan terdapat permata kecil ditengah berwarna merah.

"Apa aku terlihat seperti wanita?" Batin Minghao heran

"Baiklah, terima kasih atas kalungnya nek" Minghao mengambil kalungnya kemudian pergi meninggalkan sang nenek

"Anak yang malang" ucap nenek itu sambil tersenyum kemudian secara ajaib menghilang disaat kabut mulai menutupi tubuhnya.
.
.
.

To be continued...

RETURN | junhaoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang