"Apa kamu akan baik-baik saja? Apa tidak mau tinggal beberapa hari lagi?""Tidak nek, aku juga harus sekolah. Saat libur aku pasti akan tinggal bersama nenek"
"Eisa~ Tetap ingat kalau nenek akan selalu menunggumu disini saat kamu pulang ke desa"
"Iya..."
Minghao terlihat mengeluarkan setengah kepala dan tangannya dari jendela mobil dan melambaikan tangannya kepada sang nenek.
"Ah..! Sayang sekali, padahal aku masih mau menginap di rumah nenek" ujar Dino sedikit kecewa
"Tidak usah sedih begitu, jika kamu mau saat libur musim panas kamu bisa datang dan bermain kesini" ujar Minghao
"Kalau begitu saat libur kita ke sini lagi yah hyung!" Semangat Dino
.
.
.Minghao kini sudah tiba di depan rumahnya diantar oleh Jun dan teman yang lainnya
"Minghao tunggu!" Cegat Jun saat Minghao sudah berjalan beberapa langkah keluar mobil
"Iya?"
"Ini! Kamu melupakan ini"
Jun mengulurkan tangannya dan memberi sebuah kalung pada Minghao namun kristal kecilnya tertutup oleh jari jempol Jun
"Eh? Kenapa ada padamu?" Heran Minghao
"Saat menangis tengah malam kemarin kamu menjatuhkannya" Jun mengisyaratkan Minghao untuk mengambil kalung itu
Minghao tersenyum pada Jun
"Kurasa kalungnya sudah tidak berguna, warna kristalnya juga sudah menjadi warna netral dan bukan merah. Kamu bisa menyimpannya sebagai tanda terima kasihku padamu Jun" ujarnya membuat Jun bingung
Minghao masuk ke dalam rumahnya meninggalkan Jun dengan banyak pertanyaan
"Warna netral? Bukankah ini berwarna merah?" Jun melihat dengan seksama kalung berlambang infinite dengan kristal yang kembali dengan warna merahnya
Tak banyak berpikir, Jun hanya bisa mengangguk menerima kalung dari Minghao. Ia merasakan sensasi aneh pada dadanya saat mengingat Minghao yang tersenyum padanya
Ttiiinnnn~
"Ya Jun! Cepat! Kami juga ingin segera pulang!" Teriak Hoshi membunyikan klakson mobil
"Iya! Iya!"
Jun dengan segera kembali ke mobilnya sambil mengenakan kalung pemberian Minghao dengan senangnya
.
.
.Jam menunjukkan pukul 22.04 malam
Jun terlihat sedang duduk di meja belajar sambil menatap kalung pemberian Minghao di tangannya, entah mengapa perasaannya menjadi aneh saat melihat kalung itu.
"Kenapa aku merasa aneh saat melihat kalung ini?" Batinnya
Jun menatap kalung itu tanpa memalingkan matanya seolah sedang terkena hipnotis.
Disaat Jun berkedip lama di tengah-tengah pandangannya pada kalung itu, tiba-tiba saja Jun kini telah berada di ruang kelasnya.
"Eh?" Jun memandang sekitarnya dengan wajah terkejut dan heran
"Kenapa aku ada di kelas? Bukankah seharusnya ini malam hari?" Ujar Jun menatap sekitarnya
"Huh? Malam? Apa kamu bercanda?" Ujar Mingyu di samping Jun
"Bukannya kita baru pulang setelah mengantar Minghao pulang dari rumah neneknya!" Ujar Jun memandang Mingyu dan Hoshi di sampingnya
"Haha... Kamu sedang bercanda Jun? Minghao saja tidak masuk hari ini" ujar Mingyu
"Apa? Jelas-jelas kita baru pulang dari desa setelah menjemput Minghao di rumah neneknya! Apa kalian lupa?" Kekeh Jun
Hoshi dan Mingyu semakin menatap Jun dengan kebingungan
Jun baru menyadari kalung yang ia pegang kini tak berwarna merah melainkan berwarna netral.
"Sekarang tanggal berapa?" Tanya Jun terlihat panik
"7.. sekarang tanggal 7 September, memangnya kenapa?" Ujar Vernon datang dari samping
Jun menghitung tanggal memastikan kembali apakah yang ada dipikirannya saat ini benar.
"Apa aku melakukan time travel? Dengan kalung ini?" Batin Jun menatap kalung yang ada di tangannya saat itu
Dengan segera Jun mencari ponselnya, ia menekan sebuah nomor di ponselnya
"Dimana? Sekarang kamu dimana?" Tanya Jun tanpa basa-basi saat orang yang ditelpon mengangkat panggilan Jun
"Aku sedang di bandara Seoul menunggu ibuku turun dari pesawat, tapi kenapa kamu menelpon?"
"Ya!! Jangan pulang dari bandara sebelum aku datang kesana!!" Tegas Jun lalu mematikan sambungan telepon
"Bilang pada guru aku pulang karna ada urusan penting, tolong bawakan tasku nanti saat sudah pulang sekolah" Jun bergegas melangkah pergi dari kelas
"Hey! Mau kemana?" Tanya Mingyu
"Ini urusan hidup dan matinya seseorang!" Ujar Jun berhenti di pintu kelas sebentar lalu kembali berlari pergi
"Bilang saja kau tidak ingin belajar Jun!" Ujar Vernon saat Jun berteriak pergi
.
.
."Oh! Itu ibu!"
Sang ibu berjalan menuju kedua putra yang tengah menunggu kedatangannya. Ia terlihat membawa satu koper extra setelah pulang.
"Kenapa masih berdiri diluar? Ayo masuk" ujar Xiumin saat melihat Minghao yang terlihat seperti sedang menunggu seseorang
"Em.. ibu? Bisakah kita menunggu sebentar saja? Temanku bilang dia sedang dalam perjalanan kesini, aku tidak enak jika pergi dan saat dia datang aku tidak ada disini" pinta Minghao gugup
"Apa masih lama?" Tanya sang ibu
"Dia bilang tinggal sebentar lagi, apa boleh?"
Sang ibu mengangguk menyetujui permintaan anak bungsunya itu
"Ah! Kebetulan aku juga harus ke toilet, aku sudah tidak tahan lagi" Xiumin bergegas berlari ke toilet yang berada di seberang jalan
Jun terlihat turun secara terburu-buru dari mobilnya, ia mencari Minghao di sekitaran bandara.
"Dimana dia!?" Batinnya panik
Jun terus memutar matanya untuk mencari
Tkk! Akhirnya pandangan Jun terpaku pada sosok pria yang tengah berdiri di luar mobil terlihat menunggu memandang ke arah sebrang.
"Akhirnya aku menemukanmu!" Gumam Jun lega
"Mingha-"
Disaat Jun memanggilnya, Minghao malah terlihat berlari panik menuju ke arah jalan raya.
To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
RETURN | junhao
FantasyDikala ia mengira hidupnya berakhir namun secercah harapan yang sama sekali tak diduga olehnya datang. Akankah nasibnya berubah di kesempatan keduanya? Svt bl fantasi story