Promise me, Hayakawa.
"Aki?" Name mencari aki di sekitar kamar milik sang pria tetapi tidak ada, saat ia ingin membuka pintu kamar milik aki malah terkunci.
Ia samar samar mendengar suara aki yang sedang berteriak, name langsung menempelkan telinga nya untuk mendengar ucapan mereka.
"Kenapa jadi marah deh? Lagian name tidak sensitif tuh kaya kau" name mendengar suara denji yang seperti murung itu
Aki sudah benar benar emosi mengingat kejadian tadi sore, ditambah lagi mereka malah tidak bisa dibilangin.
"Sudahlah percuma saja, awas saja kalian berbuat hal vulgar didepan name" tegas aki, aki pun melangkahkan kakinya kearah kamarnya buru buru name mendudukkan dirinya dikasur milik aki.
Aki membuka pintu kamarnya dan mendapatkan name sudah bangun "selamat malam, name." Name tersenyum kearah aki
"Aki, padahal ini sudah malam kau malah marah marah aja nanti cepat tua loh" aki tidak menjawab pertanyaan gadis itu melainkan berjongkok didepan gadis itu, aki sekarang mempunyai kebiasaan ia lebih memilih berjongkok saat bersama name dari pada duduk disampingnya.
"Bagaimana tidurnya?"
"Nyenyak, ah itu masih malam hari ya?" Aki mengangguk menjawab pertanyaan gadis itu
"Aku sudah memberi tau kedua orang tua mu, kau menginap saja disini."
"Aku tidur dengan power?" Aki menatap name dengan agak tajam
"Kau tidur denganku, kalau bersama nya yang ada kau tidak bisa tidur"
"Baiklah" name melirik meja samping kamar aki, dimana ada terdapat satu bungkus rokok. Sehabis itu ia menatap aki lamat lamat, aki yang sadar akan tatapan name ia malah membalas tatapan itu.
"Ada apa?"
"Aki, mau berjanji sesuatu?" Aki menggenggam tangan gadis itu sembari mengangguk mantap
"Apapun, akan ku tepatkan."
"Berjanjilah untuk terus hidup walau kau perokok" Baiklah, aki sepertinya mau tidak mau berhenti merokok.
Walau name tidak menyuruhnya untuk berhenti merokok, ia tau betul bahwa rokok itu membahayakan nyawanya juga terlebih lagi name terbatuk batuk saat dirinya merokok.
Memang seharusnya ia berhenti kalau ia ingin bersama name, name itu memiliki hidung yang sensitif. Sepertinya?
"Aku tepati, bolehkah aku berbuat janji padamu juga?" Name mengangguk mantap
"Apapun, untuk aki akan ku tepatkan."
"Berjanjilah kau hidup dengan sehat dan juga menjadi teman hidupku"
"Ya, aku akan terus hidup dengan sehat dan menemanimu, hayakawa." Aki mengerutkan dahi nya
"Panggil aku aki jangan margaku" name terkekeh melihat raut wajah aki yang menurut nya sangat lucu
"Ya, ya aki-kun"
"Jangan mengubah nama panggilan, name."
"iyaaa, akiiiii" name menarik pipi aki yang membuat aki meringis
BRAAAKKK
"Aki, denji licik dia memakan roti 4 lapis" sedangkan aki malah sedang menutup matanya menikmati sentuhan halus dipipinya tanpa menghiraukan ucapan power
"Dari pada kau tidak makan sayur, harus menghargai makanan dan makan semuanya" denji berbicara dengan mulutnya yang penuh dengan roti itu dan juga selai yang bermacam macam
Name yang melihat keduanya terkekeh geli, padahal tadi sore mereka sedang melakukan hal vulgar sekarang malah berkelahi.
"Hoy, apa apaan itu aki curang sekali bukannya memperdulikan kita malah modus" denji menyetujui ucapan power dan mengolok ngolok aki yang sudah membuka matanya
"Siapa yang modus? Aku hanya menerima usapan lembut dari name di pipiku" keduanya menatap aki dengan garang, aki pun menatap mereka dengan garang sedangkan name hanya tersenyum kenapa dirinya terjebak dengan mereka semua?
"Name, aku juga mau dielus seperti kucing" aki menatap tajam denji yang sudah bergaya seperti kucing
"Pergi sana sialan"
"Aki jangan marah"
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴷⁱᵗᵃ ᵈᵃⁿ ʷᵃᵏᵗᵘ 𝘼𝙠𝙞 𝙃𝙖𝙮𝙖𝙠𝙖𝙬𝙖
RomanceDisini, tentang kisah kita dan waktu yang berperan mendewasakan kita, meski tak utuh. "Mungkin kalau kamu tidak ada, kota ini tidak ada artinya." Karena dalam hidup, aku tidak punya banyak hal. Jadi, kehilangan dirimu adalah hal yang menyakitkan.