04. Kembali

51 6 38
                                    

04

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

04. Kembali

Pagi-pagi sekali, Dian sudah mandi dan menyiapkan sarapan untuknya dan sang putri. Kali ini ia menyiapkan nasi goreng full telur, memang sang putri kurang menyukai makanan yang berbau minyak tapi kalau nasi goreng Bellatrix tak akan bisa menolak.

Berbanding terbalik dengan Bellatrix, sang puan baru saja bangun yang disambut oleh kicauan burung yang sedang bertengger di pinggiran besi apartemennya. Bellatrix membuka jendela kamarnya lalu menemukan tiga burung cantik sedang berkicau riang. Sungguh, penyambut hari yang indah menurut sang puan.

Kini Bellatrix beranjak keluar untuk mencari Ibu nya, ia takut jika sang Ibu pulang tanpa sepengetahuannya. Dian yang sedang mencuci piring bekas kegiatan masaknya itu terperangah melihat ekspresi wajah menekuk sang putri. Dan, Bellatrix menghampiri sang Ibu.

"Ibu, kenapa ga bangunin, Bella?" tanya Bellatrix kacak pinggang.

"Lupa, Kak." jawab sang Ibu apa adanya.

Lalu sang puan duduk dan mencomot alat makan, "Ih, nasi goreng." mata Bellatrix berbinar-binar.

"He'em, spesial buat anak kuat nya, Ibu."

"Waduh makasih, Ibu aku yang tersayang." balas sang puan dengan cenggiran khas-nya.

Sang Ibu hanya terkekeh kecil, dan ia mulai melanjutkan aktivitas sarapan nya dengan sang putri. Setelah mereka selesai bersarapan bersama, kini Bellatrix berpamitan dengan sang Ibu untuk berangkat ke kedainya.

Tak lupa juga, sang puan dibalut dengan long dress yang sangat cantik berwarna merah muda dan rambut yang di gulung. Sungguh, kecantikan Bellatrix sangatlah amat menarik, sang Ibu sampai terbuai olehnya.

 Sungguh, kecantikan Bellatrix sangatlah amat menarik, sang Ibu sampai terbuai olehnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bellatrix menjabat tangan Ibu, "Aku berangkat ke kedai dulu, ya, Bu." lembut sang puan.

"Ih, kamu teh geulis pisan." puji yang lebih tua.

"Hehehe, thank you, Ibu. Dada, aku berangkat dulu." Bellatrix melambaikan tangan sebelum keluar dari apartemen nya.

Dian membalas lambaian sang putri, "Dada, My honey, nanti Ibu susul," ujar Dian lalu melanjutkan aktivitasnya di apartemen Bellatrix.

A Something Beautiful Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang