11. Happy New Year, B

22 5 49
                                    

11

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

11. Happy New Year, B

Kevin masih hinggap di rumah Theona karena sang tuan ingin selalu menemani waktu luang Theona yang tidak bisa kemana-mana semenjak sakit.

Maklum, baru beberapa hari ia menjadi seorang tuna netra jadinya Theona masih dalam penglihatan Arisa atau tidak Kevin.

Di ruang keluarga mereka berada. Bercanda riang sesekali mencamil makanan yang di bawa oleh Kevin. Arisa sempat ikut bergabung tapi kemudian hilang karena panggilan alam.

"Kevin, tolong ambilin keripik kentang. Lo tadi bilang bawa chiki keripik kentang, tolong." pinta Theona dengan senang hati sang tuan membantunya.

"Terima kasih, Kevin." senyum sang puan merekah kala ia menerima chiki tersebut.

Tanpa sepenglihatan sang puan, Kevin tengah menahan semburat merah pada pipi nya. Walau Theona tidak akan tahu rona tersebut tapi sebisa mungkin Kevin tahan.

"Kevin? Kok diem? Lo nggak pergi kan?" tanya Theona seraya meraba udara agar menemukan eksistensi sang tuan.

Sifat tengil Kevin muncul, sang tuan ingin sesekali mengerjai Theona. Ia diam dan menjauh karena tangan Theona yang hampir mendekat dengan sang tuan.

Sang puan tampak geram karena tidak mendapati sautan atau bahkan genggaman dari Kevin.

"Apa Kevin pergi, ya? Masa sih pergi gitu aja. Biasanya pamit dulu kalo mau pergi." Theona berasumsi.

"Jahat banget lo, Vin. Nggak usah temenan aja kita!" sang puan mengerutkan bibir mungil nya. "Awas aja kalo dia balik, gue bakalan diemin."

Hampir lima menit tidak ada tanda-tanda Kevin kembali, padahal Kevin hanya berpindah sofa. Sang tuan sedang menghadap ke Theona yang duduk di sofa panjang seberang.

Sang puan tidak putus asa, ia masih mencari-cari keberadaan Kevin. Sampai saat Arisa datang setelah selesai dalam urusannya. Arisa mengerutkan keningnya melihat putrinya meraba-raba udara dan juga menyebut nama Kevin berulang kali.

Kevin memberi isyarat kepada Arisa agar diam tidak memberi tahu keberadaannya. Dengan gampangnya, Arisa mendukung perlakuan sang tuan.

"Kamu kenapa, Nak?" tanya Arisa yang baru sampai dan selesai melakukan isyarat kepada Kevin.

Theona menoleh ke sumber suara, ia mengandalkan suara. "Ma? Kevin pulang, ya? Kok nggak bilang sih kalo pulang, huh dasar Kepin!" geram sang puan.

Arisa dan Kevin sama-sama menahan tawa. Sekuat mungkin Arisa berbicara normal, "Mama juga enggak tahu."

"Loh? Terus Kevin nyelonong pulang gitu, Ma?" tanya Theona lagi. "Wah! Enggak bener itu, Ona kudu marahan sama dia."

Sang puan bertanya-tanya kenapa sang Ibu seperti tengah menahan tawa, lalu Theona juga mencium bau tubuh Kevin yang khas mendekat mengisi Indra penciuman nya. Ya, Kevin berpindah ke sofa semula dekat dengan sofa panjang.

A Something Beautiful Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang