12. Sebuah Fakta

15 3 0
                                    

12

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

12. Sebuah Fakta

Pukul dua siang waktu setempat, Jen dan Reja habis pulang dari rumah sakit untuk memeriksa kondisi apa yang sebenarnya menimpa putri satu-satunya itu-Seraphine.

Kemarin setelah kejadian nahas yang terjadi pada Seraphine, Jen dengan sigap memberikan kabar kepada sang suami agar terbang ke Swiss secepat mungkin. Jadilah kini Reja berada di Swiss sesuai permintaan sang istri walaupun pekerjaan yang ada di Indonesia menumpuk.

Seraphine, Jen, Reja, Bellatrix, dan Lily tengah berada di ruang keluarga. Mereka akan membicarakan tentang kondisi Seraphine. Padahal Bellatrix dan Lily tengah sibuk mengemasi barang-barang yang akan dibawa pulang ke negara asal.

Tapi, karena Jen yang meminta mereka untuk berhenti mengurusi barang-barang itu dan meluangkan waktu sebentar untuk membicarakan tentang kondisi Seraphine, alhasil sang puan dan sahabatnya menurut saja.

Belum ada yang membuka pembicaraan. Seraphine yang kesehatan mentalnya sedang terganggu ia mengeluarkan kata pedas yang tertuju untuk sang puan-Bellatrix.

"Woi! Lo harus pergi dari rumah ini sekarang juga. Gue jadi pengen muntah lihat muka keledai lo yang sok baik itu." Setelah berujar demikian ia merasa bangga.

Reja yang kaget mendengar penuturan putri semata wayangnya itu menegur halus, "Nak.. jangan seperti itu."

"Kenyataan nya seperti itu, Papa!" Sentak Seraphine tidak terima ketika sang puan di bela oleh yang lebih tua.

Karena tidak ingin membuat keadaan riuh, Jen selaku yang mengerti keadaan pasti putrinya itu mengelus bahu dan punggung Seraphine bergantian seraya menenangkan. "Sudah," tutur lembut Jen.

Bellatrix memberanikan diri untuk bertanya kepada Reja dan Jen. Sang puan penasaran dengan keadaan yang menjadikan Seraphine-sahabatnya itu kacau seperti ini. Lily juga sama halnya dengan Bellatrix.

"Om dan Tante, maaf sebelumnya kalau boleh saya tahu, Seraphine kenapa, ya?" Tanya sang puan sehabis menatap bergantian kedua orang tua itu.

Puluhan detik terlewat, belum ada tanggapan dari para orang tua. Mereka larut dalam pikiran yang bercabang masing-masing. Jen pusing bagaimana merangkai kata-kata yang sehalus mungkin agar ketika memberikan penjelasan kepada kedua tamu itu Seraphine tidak tersinggung.

Sedangkan Reja, ia bingung harus seperti apa mengahadapi keadaan yang seperti ini. Ini kali pertama di keluarga kecilnya mengalami musibah seperti ini. Reja tidak pernah menyangka bahwa Seraphine akan mempunyai masalah mental yang cukup serius.

Seraphine membenci keadaan hening seperti ini jadi dia mencetus kata-kata pedas lagi untuk menyambar kedua sahabatnya itu. "Lo pada jangan kepo dong sama apa yang gue alami. Jangan-jangan kalian iri karena gue kayak gini, hahaha ngaku aja!"

Mereka belum menjawab karena merasa aneh dengan penuturan Seraphine yang tadi itu. Mereka bukan berniat mendiami Seraphine namun hanya bingung harus merespon seperti apa pernyataan dari Seraphine.

A Something Beautiful Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang