09. Art Gallery

28 5 233
                                    

09

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

09. Art Gallery

Seraphine mendapat kabar bahwa ibu nya mempersilahkan teman-teman Seraphine untuk tinggal di kediaman keluarga Seraphine.

Bellatrix dan Lily yang senang jika tinggal di rumah Seraphine mereka bertiga tidak susah payah memikirkan biaya hotel yang selama lusa sampai tanggal tiga Januari.

"Tante Jen seriusan, Phine?" tanya sang puan memastikan karena takut merepotkan keluarga Seraphine yang ada di Swiss.

"Santai aja, Bel. Mama gue beneran dan udah fix!" nada antusias Seraphine meyakinkan Bellatrix yang tampak ragu.

"Okay, I will packing my bags." balas Bellatrix lalu pergi untuk berkemas.

Di waktu dua puan tengah berkemas pakaian atau apapun itu, ada satu puan yang dengan santai nya membaca novel genre romance. Siapa lagi jika bukan Lilyana Marshanda.

Mendapati Lily yang sedang asyik membaca, Bellatrix menepuk bahu sang puan. "Pilih gue buang atau packing dari sekarang?" melihat beberapa novel Lily yang berada di tangan sang puan mampu membuat Lily bergidik ketakutan.

Seraphine melihat Lily yang langsung berdiri tegap dan bergerak kilat untuk berkemas itu hanya bisa tertawa terbahak-bahak. Kelakuan puan satu itu memang sangat menyebalkan.

Selesai berkemas, mereka semua akan meninggalkan hotel pukul dua siang waktu setempat. Namun, kini masih pukul sebelas siang yang mengakibatkan ketiga sejoli merebahkan diri.

Bellatrix yang tengah menikmati waktu rebahan itu terganggu oleh sebuah video call dari sang Ibu. Sang puan duduk di tepian kasur lalu menyentuh ikon hijau guna menghubungkan sambungan.

Layar ponsel Bellatrix penuh dengan wajah Dian yang sepertinya habis terbangun dari tidur nyenyak. Karena sekarang di Indonesia adalah pukul lima pagi sedangkan Swiss pukul sebelas siang. Hanya selisih enam jam.

"Halo, Ibu!" suara lembut Bellatrix terdengar di indra pendengaran Dian.

"Halo, anak Ibu lagi apa, tuh?" tanya Dian kepada sang putri.

Tiba-tiba dari belakang Lily memunculkan eksistensi nya di layar ponsel, "Halo Tante! Apa kabar, harus baik dong pastinya."

Dian hanya mengangguk dan mengulas senyum hangat, "Pokoknya selalu baik, Tante, tuh."

Mendengar jawaban dari Dian, Lily mengacungkan kedua jempol nya kepada Dian. Lalu setelah itu melesat pergi untuk kembali packing barang-barang dia sendiri.

"Lagi apa, Sayang?"

"Aku habis packing barang-barang, soal-nya mau pindahan ke rumahnya Seraphine yang ada di sini. Nggak jauh kok, Bu. Kalau kata Seraphine hanya dua jam perjalanan." cerita sang puan agar yang lebih tua tahu apa yang terjadi pada putrinya.

A Something Beautiful Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang