Krist berpakaian rapi kemudian keluar dari kamarnya, ia mempunyai banyak perkerjaan hari ini hingga mengharuskan dirinya berangkat pagi-pagi sekali, saat di ruang tamu ia bertemu dengan tay dan newwie yang tengah menarik koper mereka.
"Mau kemana?" Tanya krist datar.
"Pulang, lagi pula off dan mama sudah sedikit lebih baik. Ajun harus sekolah tak enak jika terlalu lama ijin tak masuk" ucap tay.
"Aku sudah pamit dengan off dan mama tadi, penerbangan kami juga jam 7 nanti, titip mama dan off" ucap tay sembari menepuk punggung krist kemudian mereka keluar dari rumah dan masuk ke dalam taxi yang sudah menunggu mereka di depan.
Sedangkan krist hanya menatap mereka dengan datar, itu alasan krist tak menyukai tay. Off dan mamanya bahkan baru keluar dari rumah sakit 2 minggu yang lalu namun sekarang tay sudah kembali ke kotanya lagi, seperti tak mengkhawatirkan mama dan adiknya.
***
Seharian krist berkutat di kantor, menyelesaikan perkerjaan yang sempat terbengkalai beberapa hari ini, dia bahkan melewatkan makan siangnya sekarang.Ponsel krist berdering membuatnya mengangkat panggilan itu.
"Iya, ma?" Ucap krist lembut, karna yang menelpon dirinya itu mamanya.
"......"
"Sebentar lagi aku ke sana"
Krist melepas ponselnya saat panggilan sudah di matikan dan melanjutkan perkerjaannya kembali.
Sekitar pukul 2 siang krist beranjak dari kursi kebesarannya dan keluar dari ruangannya, ia berjalan ke tempat parkir dan menjalankan mobilnya pergi ke suatu tempat.
Hingga disinilah ia berada, krist tengah mengantri di apotik menebus obat untuk mamanya dan phi off.
Setelah setengah jam mengantri akhirnya krist keluar.
"Phi krist" ucap seseorang membuat krist menghentikan langkahnya dan menatap orang tersebut.
"Apa yang phi lakukan di sini?"
"Kamu terlalu ingin tahu" ucap krist acuh sembari terus berjalan.
"Apa aku boleh menumpang untuk pulang?"
"Tidak"
"Ayolah, lagi pula kita tetangga"
"Aku harus kembali ke kantor setelah ini dan masih sangat sibuk. Apa kamu sudah ingin pulang?" Tanya krist.
"Hmm"
"Bagus, aku titip obat ini, berikan pada mama" ucap krist.
Singto mengambil obat tersebut sedangkan krist masuk ke mobilnya dan pergi dari sana meninggalkan singto sendiri.
.
.
.
Menit demi menit berlalu tak terasa malam semakin larut krist baru melepas perkerjaannya dan meregangkan tubuhnya sembari menghidupkan rokoknya.Sedangkan di tempat lain saat ini, singto tengah berpesta dengan teman-temannya bergoyang di lantai dansa dan meminum minuman keras hingga mabuk, siapa yang menyangka wajah manis dan seperti sangat polos ternyata suka clubbing?
Iya, itu sudah seperti kegiatan setiap minggu singto bersama teman-temannya, dia suka pergi ke club menghabiskan malam di sana hingga pagi, meminum minuman yang mengandung alkohol dan merokok, tak ada yang tahu dengan perilakunya saat di luar rumah, karna jika bertemu orang-orang dia akan bertingkah seperti anak remaja yang manis dan polos.
Sekarang entah minuman ke berapa yang di teguk oleh singto tapi yang pasti wajahnya sudah memerah dan kepalanya benar-benar pusing.
"Apa kalian pernah merasakan jatuh cinta?" Tanya singto kepada teman-temannya.
"Pernah, kenapa?"
"Aku jatuh cinta sekarang" ucapnya sembari tersenyum miris.
"Siapa wanita itu?"
"Entahlah" ucapnya sembari beranjak dari duduknya dan berjalan ke depan bartender menggoda satu wanita yang memang sudah di perhatikannya sedari tadi.
Singto menghisap rokoknya kemudian menghembuskan asapnya ke wajah wanita itu.
"Siapa nama mu, manis?" Ucap singto.
Wanita itu merasa risih di dekati oleh pria mabuk, membuatnya beranjak pergi dari sana.
"Ayo bergoyang" ucap teman singto yang sudah mabuk parah membuat singto beranjak dan kembali bergabung di keramaian, bergoyang di sana dengan memegang satu botol minuman.
Singto yang sudah terlalu mabuk tak sadar jika ia menabrak orang-orang, membuat beberapa orang di sana marah dan terjadi perkelahian, mereka saling memukul hingga beberapa menit kemudian datang satpam menghentikan pertengkaran mereka dan menyuruh mereka semua untuk bubar.
Singto dan teman-temannya berjalan keluar club, saling membopong tubuh satu sama lain hingga tiba di parkiran dan masuk ke dalam mobil masing-masing.
Singto mengemudikan mobilnya dengan ugal-ugalan, entah kenapa ia merasa seperti seorang pembalap hebat sekarang, menaikan gas dengan kecepatan tinggi kemudian tertawa bahagia, singto melihat jam di tangannya yang ternyata sudah jam 3 pagi kemudian menaikan kecepatan mobilnya hingga 20 menit kemudian singto tiba di rumahnya, singto keluar dari mobil dan berjalan masuk lewat pintu belakang rumah, dia memang mencuri satu kunci pintu belakang rumah agar bisa masuk tanpa harus membangunkan mamanya lagi. Setelah tiba di kamarnya singto langsung tertidur begitu saja.
Krist menutup pintu balkon kamarnya kemudian merebahkan tubuhnya di ranjang, ia melihat singto yang baru saja pulang dengan mabuk tadi, ia memperhatikan semuanya dan sedikit terkejut bahkan tak menyangka karna melihat pria itu mabuk.
Sudah pukul 3 pagi, namun krist belum juga dapat tidur, dia memang sering mengalami insomnia akhir-akhir ini, krist beranjak dari ranjangnya dan membuka laci nakas, mengambil beberapa obat tidur dan meminumnya agar bisa terlelap.
Tbc.

KAMU SEDANG MEMBACA
Introvert ✓
FanfictionSeorang pria tampan dewasa yang tak menyukai keramaian bertemu dengan seorang pemuda yang memiliki tingkah seperti anak kecil, ia selalu mengganggu krist hingga membuat krist risih padanya.