Matahari mulai meninggi dan membangunkan seorang pria tampan di sana, krist duduk bersandar di kepala ranjang sembari memegang kepalanya yang terasa pusing, terasa sesuatu mengalir di hidungnya membuat krist mengelapnya menggunakan tangannya dan melihat cairan berwarna merah di sana.
Krist langsung beranjak dan pergi ke kamar mandi, ia mencuci hidungnya hingga darah berhenti mengalir kemudian mandi menggunakan pakaian rapi walau ia tak ada kegiatan lain dan hanya akan di rumah seharian ini, tapi krist termasuk seorang pria yang selalu menjaga penampilannya.
Krist duduk di meja kerjanya kemudian menghidupkan laptopnya memeriksa beberapa perkerjaannya yang masuk.
Tak lama pintu kamarnya terbuka menampilkan seorang pria manis di sana, singto duduk di ranjang krist dengan memperhatikan krist.
"Ayo pergi, aku bosan" ucap singto.
"Aku sibuk" jawab krist singkat, sedangkan matanya masih berfokus ke layar laptopnya.
Singto merebahkan tubuhnya di kasur krist dan memejamkan matanya sedangkan krist masih terus berkerja. Beberapa jam berlalu, krist menghentikan kegiatannya karna kepalanya terasa sangat berat sekarang, ia memegang kepalanya dan membuka laci meja kerjanya mengambil beberapa obat kemudian meminumnya.
"Kenapa meminum obat sebanyak itu?" Tanya singto, yang kebetulan melihat semuanya.
"Bukan urusan mu" ucap krist singkat.
Tak lama pintu kamar terbuka ada off yang baru saja masuk, off duduk di kasur samping singto.
"Bagaimana kabar phi?" Tanya singto.
"Aku sudah merasa sedikit lebih baik dari pada kemarin" ucap off.
Sedangkan krist sedari tadi terdiam, kepalanya benar-benar terasa pusing dan tiba-tiba terasa darah mengalir lagi dari hidungnya membuatnya langsung beranjak pergi ke kamar mandi sebelum off melihat itu.
Krist membersihkan hidungnya dengan air, menekan hidungnya agar darah tak mengalir lagi hingga beberapa menit kemudian darah berhenti, Krist mencuci wajahnya hingga bersih kemudian keluar lagi dari kamar mandi.
"Ayo makan siang bersama" ajak off.
"Iya" ucap krist singkat, walau kepalanya terasa sangat pusing namun ia masih terus berjalan seolah tak merasakan apa-apa.
Di meja makan sudah ada mamanya yang menunggu mereka, kali ini mereka makan siang berempat di tambah satu anak orang yang sepertinya tak di beri makan oleh mamanya itu.
Mama krist dan off sudah terbiasa melihat kehadiran singto di rumah mereka, mungkin karna singto hampir setiap hari main ke rumah itu sebabnya mereka sudah tak heran lagi.
"Kenapa wajah mu, sing?" Tanya mama krist, saat melihat sedikit lebam di bibir singto.
Singto memegang bibirnya yang memang terasa perih akibat terkena pukulan tadi malam kemudian tersenyum.
"Aku tak sengaja terjatuh di kamar mandi" ucap singto dengan wajah polosnya.
"Benar-benar seperti anak kecil, bahkan lebih dewasa ajun" ucap krist, kemudian ia memulai makannya.
"Lain kali hati-hati" ucap off.
"Dimana phi tay?" Tanya singto.
"Sudah pulang kemarin" ucap off.
"Aku tak tahu" ucap singto.
"Karna mereka pulang pagi-pagi sekali dan mengambil penerbangan pagi, kamu mungkin belum bangun hingga tak bertemu mereka" ucap mama krist.
"Aku pasti akan merindukan ajun nanti" ucap singto.
"Sesekali mereka pasti akan main ke sini, jika tay tak sibuk berkerja dan ajun libur sekolah" ucap off.

KAMU SEDANG MEMBACA
Introvert ✓
FanfictionSeorang pria tampan dewasa yang tak menyukai keramaian bertemu dengan seorang pemuda yang memiliki tingkah seperti anak kecil, ia selalu mengganggu krist hingga membuat krist risih padanya.