Part 9

324 46 15
                                    

Krist membuka matanya saat merasakan kehadiran seseorang di dekatnya, singto tersenyum manis saat melihat krist terbangun dari tidurnya.

"Selamat pagi" ucap singto.

Krist melihat jam di dinding yang ada di kamarnya, dan ternyata itu baru jam 8 pagi!? Kenapa singto sudah berada di kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Krist melihat jam di dinding yang ada di kamarnya, dan ternyata itu baru jam 8 pagi!? Kenapa singto sudah berada di kamarnya.

"Apa yang kamu lakukan disini" lirih krist.

"Tentu saja mengganggu phi" ucap singto sambil duduk di tepi ranjang samping krist tidur.

"Keluar, sing. Aku ingin beristirahat" ucap krist.

Kepala Krist masih sangat sakit, tadi jam 4 subuh baru dia bisa tidur karna rasa sakit yang luar biasa.

"Apa kepala phi masih pusing?" Tanya singto.

"Pergi" ucap krist tanpa berniat untuk menjawab pertanyaan singto.

Singto meletakan tangannya di kening krist merasa suhu tubuhnya, kening krist sedikit hangat mungkin dia sedang demam sekarang.

Singto beranjak dari duduknya dan berjalan keluar kamar sehingga membuat krist bernafas lega, akhirnya singto keluar dari kamarnya.

Krist kembali memejamkan matanya berniat untuk melanjutkan tidurnya. Ya, hari ini krist memang tidak akan pergi ke kantor, dia ingin beristirahat di rumah meringankan rasa sakit yang di rasanya.

Tiba-tiba kening krist terasa lembab dan juga dingin sehingga membuat krist membuka matanya, singto memberi kening krist kompres.

"Tubuh phi panas, minum obat dulu, phi" ucap singto sembari memberikan obat yang di pegangnya.

Krist hanya melihat itu tanpa berniat untuk mengambilnya. Dia tak butuh obat dari singto karna krist punya obat khusus untuk dirinya sendiri.

"Tidak" ucap krist.

"Apa perlu aku mentransfer obat ini dari mulut ku? Aku menonton drama korea, jika kekasihnya tak mau minum obat, dia akan mentransfer obat melalui mulutnya" ucap singto sambil tersenyum malu.

"Tidak, sing. Aku benar-benar tak mau minum obat" ucap krist.

"Minum, phi! Phi sedang demam sekarang!!" Paksa singto.

"Tidak!" Ucap Krist.

"Minum!!" Ucap singto.

"AKU TAK BISA MEMINUM OBAT SEMBARANGAN, SINGTO!! JANGAN BERSIKAP SEAKAN KAMU TAHU SEGALANYA TENTANG AKU!!!" Bentak krist sehingga membuat singto terkejut mendengarnya.

Wajah singto memerah saat di bentak oleh Krist, jantung singto berdetak kencang karna ketakutan saat mendengar suara krist yang begitu nyaring, apa dia di lahirkan hanya untuk di bentak?

"M-maafkan aku" ucap krist saat melihat wajah singto seperti sangat ketakutan.

*Tes... Setetes air mata mengalir membasahi pipi singto, krist terpaksa beranjak dari posisinya tidurnya, dia duduk di samping singto dan memeluk singto. Bahkan tubuh singto bergetar sekarang, kenapa singto terlihat sangat ketakutan.

"Maafkan aku, sing" ucap krist.

"Hikks... Hikss... Phi membentak ku" lirih singto sambil menangis.

"Aku minta maaf, aku berjanji tak akan membentak mu lagi setelah ini" ucap krist.

Singto menangis di dalam pelukan krist, tubuhnya bergetar hebat, dan krist bertanggung jawab dengan menenangkan singto, krist mengusap punggung singto dengan lembut.

Hampir 20 menit singto menangis kini singto sudah sedikit tenang, krist menghapus air mata singto dan mengucapkan kata maaf sekali lagi.

"Bukankah phi sedang demam, sebaliknya phi tidur sekarang" ucap singto.

"Aku baik-baik saja" ucap krist.

"Bohong" ucap singto.

"Aku tak pernah berbohong" ucap krist sambil tersenyum.

Krist menatap wajah singto yang masih sangat merah bekas dia menangis tadi, krist tersenyum kecil, singto terlihat persis seperti anak kecil sekarang.

Pintu kamar krist di ketuk, singto beranjak dari ranjang dan berjalan membuka pintu.

"Kamu disini, sing" ucap off saat melihat singto membukakan pintu untuknya.

"Apa phi tak menyadari anak kecil ini menyelinap masuk ke kamar ku?" Ucap Krist.

"Aku sudah dewasa, phi!!" Ucap singto yang tak terima di katakan anak kecil oleh Krist.

"Aku baru bangun tidur jadi tak tahu jika singto ke rumah" ucap off.

"Tante rose yang membukakan pintu untuk ku, aku juga sudah ijin untuk masuk ke kamar phi krist, tante rose mengatakan 'jika kamar krist tak terkunci, kamu boleh masuk' lalu aku mencoba membuka pintu kamar dan itu tak terkunci" ucap singto memberikan penjelasan, dia tak terima krist mengatakan jika dia menyelinap masuk, bukankah dia sudah ijin dengan mama krist tadi?

"Apa yang kamu lakukan pagi-pagi sekali di kamar adik ku?" Ucap off.

"Aku hanya bosan di rumah" ucap singto sambil cemberut.

"Kenapa mata mu membengkak, wajah mu juga memerah, apa kamu menangis tadi?" Tanya off.

Singto dan krist saling menatap sehingga membuat off menatap curiga pada keduanya.

"Phi krist membentak ku tadi!" Adu singto.

"Kamu menangis karna di bentak?" Ucap off tak percaya.

"Ya" ucap singto.

"Kenapa kamu membentaknya, krist?" Tanya off.

"Dia memaksa ku minum obat, padahal aku baik-baik saja" ucap krist.

"Baiklah, aku mengerti. Apa kalian sudah berdamai sekarang?" Ucap off.

"Ya, phi krist memeluk ku dan berulang kali meminta maaf padaku" ucap singto dengan polosnya.

Terlihat dari raut wajah singto jika dia terlihat sangat bahagia saat mengucapkan itu.

Krist hanya terdiam mendengarnya, apa singto bahagia hanya karna hal itu?













Tbc.

Introvert ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang