Bukankah setiap orang mempunyai masalah masing-masing? Krist dengan masalahnya begitu juga dengan singto.
Kali ini singto tengah bertengkar hebat dengan mamanya.
"Berhenti bermain-main, sing!!"
"Aku seperti ini juga karna mama, aku membutuhkan mama, perhatian mama! Jika tak ingin aku seperti ini, perhatikan aku!!"
"Apa kamu tak tahu jika mama sangat sibuk? Mama tak ada waktu untuk itu! kamu dan papa mu sama saja! Sama-sama menyusahkan!! Seharusnya kamu tak perlu hadir di dunia jika hanya memberi ku beban!!" Ucap mama singto, kemudian ia langsung pergi dari sana.
Begitu juga dengan singto yang sudah menangis, ia keluar dari rumahnya dan berjalan menuju tetangga depan rumah mereka, ia masuk begitu saja ke rumah itu dan naik ke lantai atas, membuka pintu kamar seseorang lalu memeluknya.
"Kamu kenapa" ucap krist yang terkejut dan reflek melepas pelukan singto hingga singto terjatuh ke lantai.
"Aku hanya merindukan phi" ucap singto dengan tersenyum.
Sedangkan krist mengabaikan itu dan memilih untuk keluar dari kamarnya dengan singto yang mengikutinya dari belakang.
"Aku sibuk, ada pertemuan makan malam dengan rekan bisnis ku jangan ikuti aku" ucap krist.
"Apa aku boleh ikut?"
"Tidak"
Krist langsung masuk ke mobilnya dan pergi begitu saja sedangkan singto kembali lagi ke rumahnya mengambil kunci mobilnya dan pergi juga dari sana, dia menelepon teman-temannya agar menunggu dirinya di club tempat mereka biasa berpesta.
Hingga di sinilah singto sekarang, di hadapannya sudah banyak botol wine namun dia masih sendiri karna teman-temannya mengatakan mereka masih di jalan, singto meminum satu persatu minuman memabukkan itu hingga dia melupakan masalahnya.
Tak jauh dari dirinya ada krist yang tak sengaja melihatnya, krist memang ada janji bertemu rekan bisnisnya di sebuah club malam, ia melihat singto meneguk minumannya sudah seperti peminum yang handal dan jangan lupakan rokok yang menyala di apit oleh jari telunjuk dan jari tengah singto.
"Singto" ucap krist, membuat singto terkejut dengan kedatangan krist.
"P-phi krist"
"Kenapa kamu di sini?"
"A-aku hanya minum sedikit" ucap singto sembari membuang rokoknya ke lantai lalu menginjaknya.
Terlambat, krist memang sudah melihat itu tadi.
"Ayo pulang"
"B-baiklah" ucap singto.
Banyak botol minuman yang belum terbuka harus di tinggalkannya, singto membayar minumannya sendiri lalu ikut dengan krist untuk pulang.
"Apa kamu tahu apa yang kau lakukan itu salah? Usia mu bahkan baru 20 tahun, tapi kenapa minum sebanyak itu? Kamu juga merokok tadi, itu tak baik untuk kesehatan mu" ucap krist marah.
" Phi juga merokok" jawab singto.
"Aku sudah dewasa"
"Aku juga" jawab singto singkat.
Krist terdiam mendengarnya kemudian fokus ke jalanan yang ada di depan mereka, tiba-tiba terdengar suara singto menangis membuatnya melihat ke arah singto.
"Kenapa?"
"Apa aku tak pantas bahagia? Apa aku tak pantas untuk di sayangi? Kenapa aku harus hadir di dunia ini jika tak bisa mendapat perhatian seperti orang-orang, aku hanya ingin di sayang, di peluk dan di beri perhatian, bukan di marahi setiap hari. Aku sudah lelah di marahi di rumah ku sendiri dan sekarang di marahi phi krist lagi" ucap singto.
"Mau ku peluk? Ku peluk hingga kamu tak bisa bernafas dan mati?" Ucap krist kesal.
Sedangkan singto masih menangis, krist benar-benar tak peka setidaknya hibur dia atau melakukan sesuatu yang membuat dirinya tenang. Sedangkan krist hanya melihat sesekali ke arah singto, ia melihat jika air mata yang keluar dari mata singto seperti air mata yang tulus, wajah singto memerah, beberapa menit kemudian mereka tiba di depan rumah.
Singto membuka pintu mobil hendak keluar namun krist menahan tangannya agar tak melakukan itu kemudian memeluknya.
"Kamu tahu sendiri, Jika setiap orang mempunyai masalah hidup masing-masing, bersikaplah dewasa, hadapi semuanya sendiri"
"Aku lelah" ucap singto.
"Aku juga, tapi abaikan saja, biarkan itu mengalir seperti air yang mengalir"
Hampir 20 menit mereka berpelukan, akhirnya krist melepas pelukan mereka.
"Selamat istirahat, jangan lupa menjaga kesehatan mu, langsung tidur setelah ini" ucap krist.
"Iya, phi juga" ucap singto, kemudian ia keluar dari mobil krist dan berjalan ke rumahnya, begitu juga dengan krist yang berjalan masuk ke rumahnya.
Krist mengambil beberapa minuman yang ada di kamarnya dan menyimpannya di atas meja, ia menghidupkan rokoknya dan duduk di sofa, sembari menikmati semuanya sesekali meneguk wine yang ada di hadapannya.
Menit demi menit berlalu, tak terasa sudah jam 2 dini hari, namun krist belum juga bisa tidur, dia masih duduk dengan banyak botol yang sudah kosong, memegang kepalanya yang semakin sakit beberapa menit kemudian krist langsung tak sadarkan diri, tergeletak di sofa.
.
.
.
Pagi harinya krist membersihkan kamarnya sendiri, kemudian memasukan beberapa pakaiannya ke dalam koper dan keluar dari kamarnya dengan memegang kepalanya."Phi, aku ada perjalanan bisnis ke luar kota" ucap krist, saat ia melihat off ada di ruang tamu.
"Tolong jaga mama, selama aku pergi beberapa hari ini" ucapnya lagi.
"Apa kamu baik-baik saja? Wajah mu terlihat pucat" ucap off, khawatir.
"Aku baik-baik saja dan hanya kekurangan tidur tadi malam. Aku pergi...." Ucap krist sembari menarik kopernya dan memasukan kopernya ke dalam mobilnya lalu pergi dari rumahnya.
Tbc.

KAMU SEDANG MEMBACA
Introvert ✓
FanfictionSeorang pria tampan dewasa yang tak menyukai keramaian bertemu dengan seorang pemuda yang memiliki tingkah seperti anak kecil, ia selalu mengganggu krist hingga membuat krist risih padanya.