Seharian ini singto berada di rumah krist, mengganggu krist tentunya di dalam kamarnya. Dia bahkan makan siang dan malam di rumah krist.
"Ini sudah larut malam, apa kamu masih belum ingin pulang?" Ucap krist pada singto.
"Apa boleh aku menginap disini?" Tanya singto sambil menatap krist penuh harap.
"Tidak" ucap krist datar.
"Ayolah, phi. Ku mohon" ucap singto sembari mengguncang tangan krist agar krist mengijinkannya menginap.
"Tidak, sing. Kamu sudah seharian disini, aku tak mau phi off dan mama mencurigai kita nanti" ucap krist.
"Apa yang kita lakukan? Kenapa mereka harus mencurigai kita?" Ucap singto.
"Dari tadi pagi hingga sekarang jam 10 malam kamu terus di kamar ku! Kamu bahkan hanya keluar saat di ajak makan siang dan makan malam tadi" ucap krist.
"Aku suka disini, bersama phi krist" ucap singto sambil tersenyum.
"Pulang! Mama mu pasti mencari kamu sekarang!" Ucap krist.
"Aku ingin menginap dan tidur bersama phi krist" ucap singto.
"Pulang, singto" ucap krist dengan wajah marahnya sehingga membuat singto sedikit takut dan akhirnya menganggukkan kepalanya.
Singto beranjak dari ranjang dan berjalan keluar dari kamar krist. Krist beranjak dari duduknya berjalan menuju balkon kamarnya memastikan jika singto benar-benar pulang ke rumahnya.
Singto berjalan dengan malas kerumahnya dan itu semua tak lepas dari perhatian krist. Setelah memastikan singto masuk ke rumahnya baru Krist mssuk ke kamarnya.
"Bagus, jam segini baru pulang, darimana saja kamu!?" Tanya mama singto saat melihat kedatangan anaknya.
"Tetangga depan rumah kita" ucap singto.
"Kenapa kamu suka sekali kesana, sing? Jangan membuat mama malu!! Kamu seperti seorang anak yang tidak di urus sehingga membuat mu selalu ke rumah orang!" Ucap mama singto.
"Bukankah aku memang tidak pernah di urus oleh mama?" Ucap singto.
*Plak... Satu tamparan mendarat di pipi singto dari mamanya.
"MAMA BEKERJA DEMI KAMU, SING!!!" Bentak mamanya sehingga membuat singto terkejut mendengarnya, singto langsung berlari keluar dari rumahnya, berlari ke rumah tetangga depan rumah mereka.
Singto menangis sambil berlari naik ke lantai atas, off yang kebetulan berada di ruang tamu hanya menggelengkan kepalanya saat melihat itu, padahal belum sampai 10 menit singto pulang sekarang dia sudah datang lagi.
Singto membuka pintu kamar krist dan langsung berlari menghampiri krist. Singto memeluk tubuh krist sambil menangis sehingga membuat Krist terkejut.
"Hikss... Hikksss... Jangan usir aku, phi" ucap singto.
"Kamu kenapa?" Tanya krist.
"Aku ingin disini bersama phi krist" ucap singto.
Terdengar suara pintu kamar krist di ketuk sehingga membuat krist berusaha melepas pelukan singto. Kamar krist memang tak pernah terkunci tapi mamanya dan off tak pernah berani masuk tanpa mengetuk pintu lebih dulu, hanya singto satu-satunya orang yang berani masuk ke kamarnya tanpa mengetuk pintu.
"Sing, lepas" ucap krist.
"Tidak" ucap singto sembari mengeratkan pelukannya.
Krist melepas paksa pelukan singto, lalu beranjak dari ranjang membuka pintu kamar. Di depan pintu ada off dan mama singto.
"Dimana singto, krist?" Tanya mama singto.
Krist menatap ke dalam kamar, singto bersembunyi di dalam selimut dia juga seperti ketakutan.
"Singto di kamar ku, tante. Apa boleh dia menginap disini untuk malam ini?" Ucap krist.
"Tidak, suruh dia pulang sekarang" ucap mama singto.
"Aku berjanji, aku akan bicara dengan singto dan menyuruhnya pulang besok" ucap krist.
"Baiklah, maaf jika singto menyusahkan kalian" ucap mama singto, kemudian ia langsung pergi dari sana.
Off mengintip singto yang berada di atas ranjang dan di dalam selimut, dia menatap heran pada krist, singto persis seperti anak kecil yang sangat takut di pukul oleh mamanya.
"Beristirahatlah, jangan di apa-apakan anak orang, krist" ucap off sembari menepuk pundak krist.
"Phi, aku bukan pria mesum seperti itu!" Ucap krist.
Off terkekeh kecil mendengarnya, lalu berjalan pergi dari sana.
Krist menghampiri singto, dia duduk di tepi ranjang sembari menatap singto.
"Apa kamu bertengkar dengan mama mu?" Tanya krist.
Krist menyingkap selimut yang menutup tubuh singto sehingga membuat singto menatap ke arah krist.
"Jawab aku" ucap krist.
"Ya" ucap singto singkat.
"Kenapa kamu terlihat sangat takut pada mama mu?" Tanya krist.
"Aku tak takut... Aku hanya malas mendengar mama memarahi ku" ucap singto.
"Kenapa?" Ucap krist.
"...."
"Bicara, sing, atau aku akan mengusir mu sekarang" ucap krist.
"M-mama suka memukul ku, hiikkss, M-mama juga.. hikss.. m-mama juga suka membentak ku. Waktu kecil, a-aku sering melihat mama dan papa bertengkar, mereka saling membentak" ucap singto sambil menangis, dia terpaksa mengatakan itu karna takut krist akan mengusirnya, singto benar-benar malas jika harus pulang ke rumahnya.
"A-aku melihat papa memukul mama, hikss.. s-setelah papa puas memukul mama, m-mama melampiaskan semuanya pada ku.. hikss.. m-mama.. mama memukul ku seperti papa memukul mama" ucap singto dengan suara yang bergetar.
Sekarang krist mengerti kenapa singto terlihat sangat ketakutan saat dia membentak singto tadi.
Krist memeluk tubuh singto sehingga membuat singto semakin menangis di dalam pelukan krist.
"B-beberapa bulan yang lalu mereka bercerai, i-itu sebabnya aku dan mama pindah ke kota ini dan membeli rumah disini" ucap singto.
"Aku mengerti sekarang. Tak perlu di ceritakan lagi" ucap krist lembut.
"Mama tak pernah memperdulikan ku, mama selalu sibuk bekerja, itu sebabnya aku selalu kesini mengganggu phi, aku kesepian di rumah sendirian" ucap singto.
Singto menceritakan semua yang di rasanya sambil terus menangis di dalam pelukan krist, krist hanya diam mendengar singto bercerita, dia mengusap rambut singto sesekali mengusap pipi singto membuang air matanya, setelah puas mencurahkan isi hatinya tentang mamanya kini singto terdiam namun isakan tangisnya masih terdengar oleh krist, singto memeluk erat tubuh krist, perlahan dia memejamkan matanya, mungkin karna terlalu lama menangis sehingga membuat singto mengantuk dan sekarang dia tertidur di dalam pelukan krist.
Tbc.
![](https://img.wattpad.com/cover/314879687-288-k454559.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Introvert ✓
FanfictionSeorang pria tampan dewasa yang tak menyukai keramaian bertemu dengan seorang pemuda yang memiliki tingkah seperti anak kecil, ia selalu mengganggu krist hingga membuat krist risih padanya.