𝙇𝙤𝙫𝙚?

895 103 4
                                    


✧✧✧
 

Winter ingin memukul dirinya sendiri sekarang.
 

Sejujurnya, apa masalahnya?
 

"Tidak?" tanya Karina.
 

Apa Winter benar-benar bermaksud melarangnya?
 

Tentu saja tidak.
 

"Terserah,"
 

Karina tertawa.

"Kenapa? Apa kamu cemburu?"
 

Karina adalah makhluk paling membosankan.
 

Jelek.
 

Bodoh.
 

Mengganggu.
 

Sok tahu, yang pernah ditemui Winter.
 

Winter mencondongkan tubuh ke seberang meja dan mencoba memukul Karina.
 

"Tentu saja tidak, konyol."
 

"Lalu kenapa Winter? Bagi Irene dan aku, semuanya baik-baik saja." jawab Seulgi terprovokasi dan Irene setuju.
 

Winter menatap pemiliknya.

"Itu bukan masalah besar, lupakan yang aku katakan." Winter duduk dan menyilangkan tangannya dengan marah.
 

Menyebalkan sekali.
 

"Baiklah kalau begitu, aku akan pergi dan membantunya." kata Karina dan yang lebih tua di meja itu mengangkat bahu.
 

Winter membuka mulutnya beberapa kali, tapi tidak ada kata yang keluar.
 

Dan setelah beberapa saat, omega bertekad bahwa dia tidak akan mengatakan apa-apa lagi.
 

Bukannya Winter peduli bahwa Karina akan bercinta dengan omega acak.
 

Tentu saja tidak.
 

Tapi, kenapa dia terus bicara?
 

"Aku hanya berpikir," Winter mendapatkan perhatian dari ketiganya di meja lagi. "Anu itu, Karina belum siap!"
 

Itu benar Winter.
 

Jangan terlalu menyudutkannya.
 

"Aku belum siap?" Karina bertanya sambil mengerutkan kening.
 

"Ya, betul!"
 

Karina tertawa.

"Dan bagaimana caranya kamu tau ketika seorang alpha siap untuk menghabiskan siklus heat dengan omega?"
 

Winter mengangkat bahu.

"Tentu, misalnya.. apa kamu punya kondom?"
 

Setelah itu tidak banyak yang terjadi, diputuskan bahwa Karina tetap akan pergi menghabiskan heat dengan omega tersebut dan Winter sedikit tidak bahagia.
 

Sialan.
 

Apa masalahmu Winter?
 

Winter membuka pintu kamarnya dan menutup pintu, lalu duduk di tangga depan kamarnya.
 

Karina berada di kamarnya menyiapkan barang-barang untuk pergi ke rumah omega. Winter bahkan tidak tahu namanya.
 

Winter merasa seperti..

Dikhianati.
 

Winter mendengar pintu di sebelah kamarnya terbuka, itu pasti Karina.
 

"Hei Winter," kata Karina duduk di sebelah omega di tangga.
 

Winter memutar matanya dan duduk menggeser jauh dari Karina. "Kau hampir menghancurkan ekorku, brengsek." gerutu yang lebih pendek.
 

"Maaf," balas Karina sambil meletakkan kepalanya di bahu Winter.
 

Winter ingin mengeluh, tetapi memutuskan untuk membiarkannya berlalu.
 

"Kamu tau, jika kamu ingin aku tetap tinggal, aku akan tinggal."
 

"Apa?" kaget Winter.
 

"Kamu tau aku selalu menyukaimu, dan jika kamu ingin aku tetap tinggal, aku tidak akan pergi."
 

Winter speechless.
 
Huh.

Bingung.
 

"Kamu menyukaiku?" tanya omega.
 

Karina memutar bola matanya.
 

Winter tidak mengerti.
 

"Apa kamu ingin aku tetap tinggal?"
 

Tidak perlu dihiraukan Winter.

Kau tidak peduli dengannya!
 

"Karin, lakukan apa yang kamu inginkan." kata Winter acuh.
 

Alpha mengusapkan tangannya ke rambut omega, membelainya lembut.
 

"Katakan kamu ingin aku tinggal."
 

Winter menatap Karina marah.
 

Dasar bocah menyebalkan.
 

"Lakukan apa saja yang—"
 

"Jadi kau ingin aku tinggal atau tidak?"
 

Ugh.
 

Winter sangat membenci Karina.
 

Omega itu menghela nafas dan menatap Karina.
 

"Oke, aku ingin kau tinggal."
 

✧✧✧
 

𝐇𝐲𝐛𝐫𝐢𝐝 [𝐀/𝐁/𝐎 𝐖𝐢𝐧𝐫𝐢𝐧𝐚]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang