𝘾𝙤𝙤𝙠𝙞𝙣𝙜 𝙤𝙧 𝙠𝙞𝙨𝙨𝙞𝙣𝙜?

1K 107 13
                                    


✧✧✧

 

Winter mengucapkan selamat tinggal pada Ningning dan menuju ke alpha yang menunggu dengan senyum di wajahnya.
 

"Hapus senyum jelek itu dari wajahmu," sarkas Winter, berjalan tepat di depan Karina dan mengikuti jalan yang selalu dia ambil untuk kembali ke rumah.
 

Karina menyusul Winter.

"Kenapa, kamu tidak menyukainya?" Karina meremas pinggang Winter, membuat omega lebih pendek tidak bisa menghindari alpha.
 

"Lepas, bodoh!" gerutu Winter.
 

Karina tertawa dan mencuri ciuman di pipi Winter.
 

Eww.
 

Menjijikkan.
 

Seulgi dan Irene tidak ada di rumah ketika hybrida tiba.
 

Winter menjatuhkan diri di sofa, meraih remote, dan menyalakan TV.
 

"Lakukan sesuatu untuk memberiku makan, budak." Winter berkata pada Karina ketika dia duduk di kursi berlengan di samping sofa tempat omega itu duduk.
 

Karina tertawa dan bangkit menuju sofa lalu melemparkan dirinya ke atas Winter, mulai menggelitikinya.
 

"Yah! Berhenti idiot," Winter berteriak memukul Karina.
 

Karina mencium kening Winter dan berguling darinya. "Oke, aku akan membuat sesuatu untuk dimakan, tapi jika.."
 

Winter duduk dan melihat ke arah alpha. "Jika?"
 

"Jika kamu mau membantuku," kata Karina, menyilangkan tangannya.
 

Winter tidak tahu cara memasak.

Karena hybrida tidak perlu tahu cara memasak, atau melakukan hal-hal seperti itu.
 

Hanya Karina orang bodoh yang ingin belajar semuanya.
 

"Oke, aku akan membuat sandwich untuk diriku sendiri. Aku tidak membutuhkanmu," kata Winter berdiri dan berjalan ke dapur.
 

Lihat Winter! Kau tidak membutuhkannya!
 

"Aku benci saat kamu melakukan itu," kata Karina mengikuti omega.
 

"Melakukan apa?" acuh omega sambil membuka kulkas.
 

Karina meraih pinggang Winter, menariknya mendekat kemudian memutarnya, melemparkan tubuh kecil omega itu ke dinding dan menyimpul lengannya.
 

"Jangan begitu Winter, ayo kita lakukan bersama."
 

"Karina lepaskan aku,"
 

"Aku akan melepasmu jika kamu setuju untuk memasak denganku."
 

Karina itu brengsek.
 
Suka memaksa.
 

Winter memalingkan wajahnya tanpa menjawab.
 

Karina terkekeh pelan dan mencium leher sang omega membuatnya sedikit menggigil.
 

"Kamu imut," kata alpha tiba-tiba.
 

Winter menatap Karina.

"Karena aku imut apa kamu akan melepaskanku sekarang?"
 

"Hanya jika kamu mau membantuku."
 

Winter memutar bola matanya.
"Oke, sekarang lepaskan aku."
 

Karina tersenyum dan melepaskan omega. "Baiklah, kamu mau makan apa?"
 

Winter melompat dan duduk di meja dapur, mengangkat bahu, "Aku tidak tau."
 

Karina menggigit bibirnya dan membuka lemari es, sembari mengibaskan ekornya.
 

"Nyalakan musiknya, Winto." Karina memerintah, dan Winter memutar matanya saat dia turun dari kursi dan menyalakan radio. Segera sebuah lagu mulai diputar, membuat Karina menggoyangkan pantatnya.
 

"Hentikan bodoh," kata Winter, duduk lagi.
 

"Kamu menyukainya," Karina mengedipkan mata pada Winter saat dia menutup lemari es dengan kakinya, sambil memegang beberapa bahan makan.
 

"Hanya di dalam pikiran bodohmu." Winter menjawab.
 

Karina mengabaikannya. "Ayo kesini, kitty" panggil yang lebih tua.
 

"Tidak," omega menggeleng.
 

Karina memutar matanya, dan setelah beberapa menit dia memanggil Winter lagi.
 

Dari baunya Winter tahu bahwa Karina sedang membuat omelet.
 

"Ayo kemari kitty," Karina bersikeras,
Winter memutar matanya dan tegak dari kursi.
 

"Apa yang kamu inginkan?" tanya omega.
 

"Coba balikkan teflonnya," kata Karina memberikan teflon.
 

Winter meraih ujung teflonnya, dan mencoba melempar omelet ke atas, berniat menjatuhkan omelet kembali ke dalam teflon.
 

Tapi itu tidak pernah terjadi.
 

"Ohh My God," kata Karina, lalu tertawa terbahak-bahak.
 

Omelet itu tergeletak di lantai.
 

Winter?

Mata Winter terbelalak.
 

"Karina, berhenti tertawa bodoh. Bantu aku!" Winter berjongkok dan Karina terus tertawa.
 

Brengsek.
 

"Kariiinnn.."
 

"Oke," Karina berjongkok di depan Winter, mengawasinya membersihkan lantai.
 

Karina tersenyum dan menangkup wajah yang lebih muda, mengangkat dagunya dengan jari telunjuk.

 
"Hei," kata alpha sambil tersenyum.
 

"Karina kita harus—"
 

Tak lama bibir kemerahan Karina bertabrakan dengan bibir cherry Winter.
 

Ciuman yang begitu cepat.
 

Tapi itu menimbulkan perasaan aneh bagi Winter.
 

Tubuh omega terasa seperti terbang ke awan.

Itu normal, bukan?
 

"Ambil piring dan garpu, bawa ke ruang tamu, sementara aku membersihkannya lalu menghabiskan makan siang kita." kata Karina, sang omega hanya mengangguk melakukan apa yang diminta.
 

Dan mungkin.
 

Mungkin saja.
 

Winter jadi sedikit menyukai Karina.
 
 

✧✧✧
 

 

I'm back with a new chapter, hope you'll like this update.

Aku bakal double up malam ini kalau pembaca antusias dengan memberi vote or comment.

So, wanna double up?
 

𝐇𝐲𝐛𝐫𝐢𝐝 [𝐀/𝐁/𝐎 𝐖𝐢𝐧𝐫𝐢𝐧𝐚]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang