Protagonis Wanita Dengan Kekuatan Super, Sangat Ganas[3]

Bab 576: Dia Benar-Benar Hamil

Gu Yan berdiri di depan ranjang rumah sakit, menatap Zhang Lan yang tak sadarkan diri di atas ranjang. Dia tetap diam.

Lu Ye dengan lembut menepuk bahunya. "Yan Yan, jangan khawatir. Selalu ada jalan keluar. Kami pasti akan memiliki cara untuk menemukan kebenaran.

"Oke."

Nyatanya, Gu Yan sudah memeriksa Zhang Lan dengan kekuatan supernya. Meskipun Zhang Lan telah jatuh dengan keras dan kepalanya terbentur, seharusnya tidak menjadi masalah besar baginya untuk bangun.

Namun, sungguh ironis bahwa Zhang Lan didorong menuruni tangga oleh putrinya sendiri.

Jika Zhang Lan bangun, dia mungkin menyesal mengubah anak itu saat itu.

Gu Yan dan Lu Ye keluar dari bangsal bersama dan melihat Bai Changle dan Xie Luan berjalan ke arah mereka.

Xie Luan tampak sedikit lelah.

Terlalu banyak hal yang terjadi hari ini, dan dia terlalu tersiksa. Bai Changle mengkhawatirkan kesehatannya, jadi dia berencana untuk mengirim Xie Luan pulang terlebih dahulu.

Gu Yan berpikir sejenak dan bertanya, "Bagaimana kabar Bai Weiyang?"

"Dia sudah bangun." Ekspresi Bai Changle sangat aneh. Dia melirik mulutnya seolah dia tidak ingin mengatakan apa-apa.

Xie luan menghela nafas dan berkata, "Tetapi karena anak di perutnya tidak aman, dia harus dirawat di rumah sakit untuk observasi selama beberapa waktu."

Gu Yan mengangkat alisnya.

Eh, Bai Weiyang benar-benar hamil?

Dia mengira orang ini membodohi keluarga Bai untuk menikahi Lin Haoran secepat mungkin.

Nyatanya, Bai Weiyang sendiri juga bingung saat ini. Dia menyentuh perut bagian bawahnya dan jejak ketakutan melintas di wajahnya.

Dia benar-benar hamil?

Entah kenapa, wajah pria dengan bekas luka di sudut matanya itu muncul lagi malam itu di Yabek. Belakangan, kata-kata pria itu membuatnya merinding.

Ini karena Bai Weiyang jelas tahu bahwa anak di perutnya adalah milik pria dengan bekas luka di sudut matanya!

Wajah Bai Weiyang pucat. Bai Mengchen, yang duduk di sebelahnya, menghela nafas dan berkata, "Weiyang, jangan merasa terlalu buruk. Meskipun pernikahannya tidak berhasil, Anda sudah mendaftar ke Lin Haoran. Kalian berdua sekarang resmi menikah. Saat tubuhmu pulih, kamu bisa kembali ke keluarga Lin."

"Di mana Haoran?" Bai Weiyang menoleh. Dia bahkan tidak bertanya kepada Bai Mengchen mengapa dia disuruh kembali ke keluarga Lin. Dia bahkan tidak menyebutkan apapun tentang kembali ke keluarga Bai.

Reaksi pertamanya adalah bertanya, 'Di mana Haoran?'.

Ekspresi Bai Mengchen sedikit berubah.

Karena bukan hanya Lin Haoran yang tidak datang. Tidak ada satu orang pun dari keluarga Lin yang datang!

Bai Weiyang adalah orang yang cerdas. Ketika dia melihat ekspresi Bai Mengchen, dia tahu bahwa Lin Haoran tidak datang sama sekali.

Bai Weiyang sedih dan patah hati pada saat bersamaan.

Dia melihat ke kiri dan ke kanan. Ini adalah bangsal empat orang. Itu bisa dianggap baik di sini. Tiga tempat tidur lainnya kosong, dan dia adalah satu-satunya.

Dan Bai Weiyang hanya ditemani oleh Bai Mengchen.

Bau desinfektan yang kuat membuat jantung Bai Weiyang berdetak kencang. Dia bertanya, "Bibi, di mana kakek dan ayah?"

Bai Mengchen ragu sejenak, lalu menatap Bai Weiyang dengan ekspresi sedikit sedih, "Weiyang, sebenarnya, kamu juga tidak bersalah dalam hal ini, tapi kamu salah karena memilih menyembunyikan kebenaran setelah mengetahui kebenarannya. Tapi jangan khawatir, ayah hanya sedang marah saat ini. Saat amarahnya mereda, saya akan membantu Anda menjelaskannya lagi. Ketika saatnya tiba, dia pasti tidak akan menyalahkanmu."

"Ya, bibi, terima kasih." Bai Weiyang memiliki perasaan terdalam untuk Bai Mengchen di seluruh keluarga karena Bai Mengchen juga orang yang memperlakukannya dengan baik.

Apalagi, sikap keluarga Bai adalah satu-satunya hal yang dia pedulikan sekarang.

Selama tetua Bai bisa tenang, semuanya akan memiliki peluang. Adapun Bai Jianjun dan Xie Luan, Bai Weiyang sebenarnya tidak dekat dengan mereka sejak awal, jadi dia tidak peduli dengan pikiran mereka.

Dia menurunkan matanya sedikit dan meraih sprei dengan keras.

Gu Yan, tunggu saja! Aku tidak akan pernah melepaskanmu!