1. Ace

166 73 484
                                    

🏀🏀🏀

Gimnasium Metropolitan Tokyo;
Musim Panas, 2012.
.
.
.

Papan skor menunjukkan angka 34 - 21, unggul oleh Goto atas Gakushuin pada pertandingan bergengsi bola basket antar SMP Jepang pada musim panas 2012. Sementara para pemain beristirahat pada jeda waktu di antara kuarter 2 dan 3, sekelompok cheerleader menampilkan tariannya bersama boneka beruang biru sebagai ikon turnamen kali ini. Namun di sana, di tempat peristirahatan Gakushuin, wajah-wajah para pemainnya tampak khawatir dikarenakan satu dari pemain intinya mengalami cidera. Setelah pemain itu ditangani oleh medis, anggota-anggota yang lain mulai berkerumun. Salah satu di antaranya yang adalah kapten tim, Yasutake Ryouta, duduk di samping pemain yang sedang cidera itu dan mulai berbicara.

"Kau harus segera ke rumah sakit, Tooru Senpai¹. Aku khawatir jika bengkak pada kakimu semakin parah."

"Benar, benar." Seorang gadis mungil lah yang kemudian terdengar, baru saja menyelinap di antara anggota tim yang lain dengan raut muka cemberut seperti sedang menahan tangis. Kedua tangannya memegang kamera digital keluaran terbaru dari perusahaan elektronik ternama di Jepang. "Toocchi² tadi jatuh karena Goto mendorong Toocchi! Rika tadi lihat kok! Tapi Rika tidak sempat ambil gambar...."

"Jangan khawatir, Buchou³, Rika-chan," ucap Ogawa Tooru menenangkan. Tangannya mengelus sekilas kepala gadis yang kini mengusap-usap pelupuk matanya yang basah. Perhatian Tooru beralih ke teman-teman yang lain. "Kalian juga. Kalian hanya perlu fokus pada pertandingan supaya bisa menyusul, dan untuk penggantiku--aku rasa anak kelas satu itu bisa. Kau ingat sewaktu latihan kan, Buchou?"

Orang-orang seketika mengalihkan perhatian ke anak yang dimaksud. Sementara si anak baru saja menerima botol minum dari manajer tim Gakushuin dan hendak membawanya ke kerumunan. Semula wajahnya tampak kebingungan, tetapi si anak kelas satu itu tetap menghampiri dan mengulurkan botol air kepada Tooru. Dia tersenyum lebar.

"Otsukare⁴, Senpai! Aku yakin di kuarter selanjutnya Senpai bisa membalas mereka dengan Lemparan Tornado Super Ogawa Tooru Senpai!"

Ogawa Tooru dan Yasutake Ryouta saling pandang, kemudian keduanya tertawa bersamaan. Anggota tim yang lain pun ikut tertawa.

"Aku tidak ingat pernah menamai lemparanku." Tooru mengedikkan bahu sambil membuka tutup botol pemberian si anak kelas satu. Di antara ucapannya terdapat sisa kekeh. Detik berikutnya dia agak meringis karena tiba-tiba kakinya yang cidera berdenyut. "Tapi tidak buruk juga. Kurasa, aku bisa menggunakan nama itu. Sankyu⁵ idenya, Akihiko-kun. Juga minumnya."

Anak yang diucapkan terima kasih mengangguk senang dan menunjukkan jempolnya.

"Jadi, bagaimana menurutmu, Buchou?" Tooru mengulangi pertanyaannya pada Ryouta. "Aku tahu kau menyukainya."

"Yare yare⁶. Pemilihan katamu itu dapat disalahartikan, Tooru Senpai." Setengah protes, Ryouta menjawab dengan nada canda. "Tapi kalau maksud Senpai soal memasukkan bola dari area 3-point lima kali berturut-turut sewaktu simulasi pertandingan tempo hari, yah, aku setuju. Aku akan bilang pada Abe Sensei⁷ setelah ini."

Seseorang yang dimaksud Tooru dan Ryouta adalah anak kelas satu itu, Horyuu Akihiko, yang membuat takjub seluruh anggota klub basket karena memiliki kepiawaian yang dibutuhkan sebagai seorang Shooting Guard.

"Bersiaplah, Akihiko." Ryouta menunjuk si anak kelas satu. Tatapannya serius. "Kau akan masuk ke line-up tim inti untuk menggantikan posisi mantan kapten legendaris Gakushuin sebagai Shooting Guard."

Akihiko jelas terkejut. Dia menoleh ke Tooru dengan tatapan tanya. Ketika mendapati Tooru mengangguk padanya, Akihiko menelan ludah dengan gugup.

"Kau berlebihan menyebutku seperti itu, Ryouta--ups, maksudku, Buchou." Usai berkata seperi itu, Tooru tertawa sebentar sebelum tersenyum pada Ryouta yang lantas melunakkan ekspresinya.

Forget Him NotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang