"Bun, Bella buatin kue." ujar Faren memberitahu saat Sifa, Derren, Refa, Albara, dirinya, dan Bella sudah duduk bersama di meja makan.
"Oh iya astaga, padahal tadi Bunda udah mau tanya Bella bawa apa malah lupa, ternyata bawa kue toh. Bella buatin kue? Pasti enak." kata Sifa tersenyum.
Bella balas memberi senyum, "Ini Bunda, Bella bawain brownies coklat sama bolu gulung." Bella menyodorkan kresek berisi dua kotak kue itu.
Sifa menerima dan membukanya, "Wahh cantik-cantik banget kuenya, keliatan enak banget ini. Kita cobain bareng-bareng aja ya, bentar Bunda ambilin piring dulu." kata Sifa lalu cepat-cepat mengambil piring.
Sifa menyiapkan kedua kue itu di piring lebar lalu mulai memotongnya agar semuanya bisa langsung mengambil dan mencobanya.
Begitu Sifa mencicipi kuenya, ia tersenyum menyukai kue buatan Bella, "Kue buatan kamu enak banget Bel, hmm enak banget rasanya, ga kemanisan gini, pas banget." kata Sifa senang membuat Bella ikut senang.
"Brownisnya juga enak Bunda, coklatnya ngga bikin enek, kaya kue yang suka di beliin Daddy, enak." puji Refa.
"Ayo Bella, Faren, Albara, dimakan juga dong, enak tau. Al, cobain nih, udah di bawain juga." kata Sifa.
Sifa menyuapkan kue bolu di tangannya ke mulut Derren dan Derren menerimanya dengan baik. "Enak kan?" tanya Sifa.
Derren mengangguk, "Enak." puji Derren.
"Itu sama Faren juga tau buatnya." kata Faren sembari memakan kue bolu di tangannya.
"Palingan Abang cuma ngerecokin Kak Bella, biasanya juga suka ngerecokin Bunda kan." kata Refa dengan sedikit sinis, ia masih sebal dengan Faren.
"Dih, engga tuh, orang Abang ikut buat juga." balas Faren.
"Pantesan bau tangan Abang, bau upil, pasti buatnya sambil ngupil." kata Refa.
"Sayang, gaboleh gitu, makanan." tegur Sifa pada Refa.
"Tau ih, dosa loh."
Refa menye-menye tak memperdulikan Faren, "Aku ga tim Abang, ga like." kata Refa merajuk.
Faren terkekeh, "Ga ada yang nanya." balas Faren.
Refa mendelik ke arah Faren, "Awas aja." kata Refa lalu melengos.
"Kak Bella kuenya enak, sering-sering bikinin ya?" kata Refa dengan senyum senangnya.
"Jangan Bel, jangan dibikinin." hasut Faren.
"Abang mau tak lempar ini nggak?" ancam Refa mendelik dengan mengangkat kue bolu penuh krim di tangannya.
Faren menye-menye, "Coba kalo bisa." kata Faren.
Refa hendak benar-benar melempar kuenya namun tangannya di tahan oleh Bara, "Makanan, ga baik dibuat mainan." kata Albara.
"Udah Faren, godain adeknya mulu Daddy gantung kamu." kata Derren.
"Tau tuh Dad, hajar aja." kesal Refa.
"Palingan kamu yang nangis." balas Faren menaik turunkan alisnya.
"Abang jelek!"
"Ah yang benerr? Kata Bunda, Abang ganteng."
"JELEEKKKK!"
"Kamu juga jelek, kaya tikus kecebur got."
"ABANG KAYA SAPI."
"Dasar Cengeng."
KAMU SEDANG MEMBACA
FABEL {ON GOING}
Teen Fictionkisah tentang seorang laki-laki yang memiliki iris mata coklat terang, wajah tampan, kaya raya, otak pintar dan populer. hidupnya sangat sempurna karna dia adalah sosok tokoh utama dalam cerita ini. DEAN FAREN ALFAHRI itulah nama yang berikan padan...