"Bunda, Faren pulang." ujar Faren yang baru pulang sekolah jam 7 malam, pasti main dulu, biasalah cowo.
Seragam masih melekat di badannya dengan rambut sudah acak-acakan, tak hanya ada Faren ternyata, teman-teman Faren juga ikut ke rumahnya kali ini. Faren membawa temannya masuk ke ruang tengah karna niatnya mereka kesini memang untuk bermain PS, jadi tak mungkin di ruang tamu.
Faren melihat Adiknya yang duduk di Sofa dengan kaki di angkat dua-duanya ke atas Sofa, Faren berdecak saat adiknya hanya menggunakan celana pendek setengah paha dengan gaya duduk yang seperti itu. Pasalnya ada teman-temannya juga disini.
Albara pun melihat Refa yang sedang duduk tenang itu, fokus melihat tv besar di hadapannya dengan satu tangan memegang susu kotak dan satu tangan lagi memakan keripik kentang.
"Dek," panggil Faren membuat Refa menoleh. "Ke kamar gih, ada temen Abang." suruh Faren.
"Ish apasih, orang aku masih liat Drakor." ujar Refa kesal.
"Abang mau main PS Dek," ujar Faren berdiri di dekat Refa.
"Main di kamar Abang kan bisa, jangan gangguin aku." sahut Refa.
"Kamu aja yang liat di kamar," balas Faren.
"Gamau abang." kesal Refa.
"Kamu-"
"DADDYYYYYY ABANG NIHHH GANGGUIN AKU LIAT TV," teriak Refa.
"Ck, yauda ganti celana panjang aja kalo gitu, jangan pake celana pendek gitu, ada temen Abang tuh," ujar Faren.
Refa justru tiduran di Sofa seolah tidak perduli perkataan Faren, "Gerah." ujarnya.
"Dek jangan gitu, temen Abang cowo semua," tegur Faren.
"Suruh aja ke kamar Abang." balas Refa.
Tanpa aba-aba Albara duduk di samping Refa yang tiduran membuat Refa langsung terduduk terkejut karna Albara yang tiba-tiba mendekatinya.
"Ganti celana." suruh Albara dengan tatapan yang tak bisa di artikan. Entah kenapa rasanya Refa terlihat takut dengan tatapan dan cara bicara Albara yang terkesan dingin itu.
Refa mendorong Albara menjauh, "Ish apasih." ujar Refa dan langsung lari ke kamarnya.
Faren melihatnya, lalu melihat Albara. "Lo apain?" tanya Faren dingin dan Albara mengendikan bahunya acuh. Bukannya Faren sendiri melihat apa yang ia lakukan? Ia hanya menyuruh Refa ganti celana, lalu apalagi?
"Awas lo macem-macem." peringat Faren.
••***••
Refa berlari ke kamar lalu menjatuhkan dirinya, ia menenggelamkan wajahnya di antara bantal-bantal empuk miliknya.
"AAAAAAA KAK BARA KENAPA HARUS KAYA GITU SIH!! NGESELIN BANGET." Refa berteriak dengan kaki menghentak dan tangannya memukul-mukul kasur.
"Maksudnya apa coba? Kan aku ga ngerti. AAAAA KAK BARA NGESELIN! NGESELIN! NGESELIN!" ujar Refa berteriak sendiri dengan memukul-mukul bantal.
"Kan aku jadi malu, mana kak Bara ganteng banget lagi, cool gitu." ujarnya lalu tersenyum sendiri, ia salah tingkah.
Refa membalikan badannya lalu tidur terlentang, ia mengingat kejadian saat ia menabrak Albara. Ia menatap mata datar itu yang membuat dirinya terpesona dengan paras tampan Albara, Dan barusan itu apa? Kenapa Albara menatapnya seperti itu?
"Kak Bara itu ganteng, terus dia ga banyak omong, terus mukanya datar mulu. Tapi kok suka bikin aku salting sih." gumamnya berbicara sendiri.
"AAAAAAA DADDYYY KAK BARA NYA NAKALLL!!" teriak Refa.
KAMU SEDANG MEMBACA
FABEL {ON GOING}
Ficção Adolescentekisah tentang seorang laki-laki yang memiliki iris mata coklat terang, wajah tampan, kaya raya, otak pintar dan populer. hidupnya sangat sempurna karna dia adalah sosok tokoh utama dalam cerita ini. DEAN FAREN ALFAHRI itulah nama yang berikan padan...