BRUK
Seorang gadis meringis kala punggungnya membentur dinding akibat dorongan dari wanita di depannya.
"Hebat lo ya Bel. Kagum gue sama lo, bisa-bisanya lo bikin Faren kepincut sama lo. Lo kasih dia apa? Badan lo? Gratis? Full pelayanan?" kata Yuanita dengan memandang Bella sinis.
Saat jam istirahat kedua, seperti hari-hari biasanya Bella hendak duduk di taman belakang sekolah dengan membaca buku yang baru saja dia temukan di kamar Faren. Sebuah komik tebal, baru beberapa hari lalu Bella menemukannya dan baru membaca beberapa lembar. Niat kali ini ia ingin melanjutkan bacaannya karna memang tidak tau harus melakukan apa selain ini. Namun belum juga sempat ia membuka buku, Yuanita sudah datang. Menyeretnya dan mendorong tubuhnya hingga punggungnya mengenai dinding.
Untuk kali ini Bella tak menunduk, ia menatap wajah Yuanita. Tidak ada raut keberanian atau melawan, tapi ia sedang berusaha melakukan apa yang Faren ajarkan padanya. Ia sedang berusaha berani, ia tidak mau terus-terusan ditindas. Mungkin sudah saatnya ia melawan. Tapi saat ini pun Bella sedang merasa terancam, ia meremas tangannya sendiri hingga berkeringat. Tidak tau kenapa ia harus diciptakan dengan hati yang lemah seperti ini. Bella merutuk untuk itu.
Di depannya, Yuanita memandang Bella dari atas sampai bawah dengan bersidekap dada. Pandangan iri sangat jelas terekam dari mata Yuanita, ia benar-benar iri. Bagaimana seorang gadis gembel seperti Bella selalu bisa mendapatkan keberuntungan? Pikir Yuanita. Mungkin perlu Yuanita akui jika Bella memang lebih cantik daripada dirinya. Sejak dulu pun Yunita selalu iri pada Bella. Bella yang cantik, kulitnya yang bersih, otak yang cerdas, rambutnya yang lembut, dan Bella yang selalu beruntung. Bahkan di keadaan paling buruk pun Yuanita harus mengakui jika Bella memang lebih cantik darinya.
Keadaan Bella berbanding terbalik dengannya. Dia yang harus senantiasa merawat dirinya. Memakai lotion agar kulitnya bisa terlihat cerah dan lembab, keramas setiap hari agar rambutnya tidak apek dan terlihat lembut, bahkan harus susah-susah mencatoknya dulu sebelum berangkat sekolah agar ia terlihat sempurna. Yuanita harus bekerja keras demi bisa membuat dirinya terlihat lebih baik dari Bella yang bahkan Bella sendiripun tidak pernah perduli akan hal itu.
Tiba-tiba Yuanita tertawa sinis kepada Bella, "Lo kasih Faren jatah tiap hari ya makanya lo bisa beli barang-barang mahal kaya gini." kata Yuanita meremehkan, demi apapun ia kesal terhadap Bella. Apalagi ketika melihat sepatu baru Bella yang sangat jelas tertulis brand mahal di situ.
"Ga heran si, lo emang bakat ngelonte. Sama kaya Ibu lo." cemooh Yuanita.
Dahi sampai leher Bella berkeringat ketika Ibunya disebut-sebut. Sejak kecil, yang ia tau adalah jika dia anak pelacur yang ditelantarkan, tidak tau siapa Ayahnya. Bahkan tidak tau juga siapa Ibunya. Ia selalu merasa tidak terima ketika Ibunya direndahkan dengan disebut sebagai pelacur. Tapi Bella tidak pernah bisa berbuat banyak karna ia sendiri tidak tau bagaimana kebenarannya.
Yuanita mendorong bahu Bella kasar, "HARUSNYA LO TUH NGACA! SADAR DIRI! LO GA LEBIH DARI SEORANG ANAK PELACUR BELLA! LO GA PANTES BERSANDING SAMA FAREN! MIKIR!" tiba-tiba saja Yuanita hilang kendali, ia membentak Bella dan memaki-makinya.
"Ibu lo aja buang lo, Ayah lo pun gatau yang mana. Atau jangan-jangan lo anak bersama-sama."
Satu air mata Bella lolos dari pelupuk matanya. Benar, memang tidak seharusnya ia terus berdekatan dengan Faren. Faren terlebih sempurna jika hanya untuk bersanding dengannya. Ia jauh berada di bawah. Seharusnya Bella sadar diri untuk tidak memperlihatkan kedekatannya dengan Faren meskipun hubungan mereka tidak lebih dari sebatas majikan dan babu. Tapi apa salahnya? Ia bahkan tidak meminta Faren untuk melakukan semua ini, ia hanya mengikuti takdir yang sudah ditentukan untuknya. Tapi kenapa ia masih saja salah?

KAMU SEDANG MEMBACA
FABEL {ON GOING}
Fiksi Remajakisah tentang seorang laki-laki yang memiliki iris mata coklat terang, wajah tampan, kaya raya, otak pintar dan populer. hidupnya sangat sempurna karna dia adalah sosok tokoh utama dalam cerita ini. DEAN FAREN ALFAHRI itulah nama yang berikan padan...