12. Revenge

942 49 30
                                    

Pagi-pagi sekali Faren sudah siap dengan seragam rapihnya, ia berencana menjemput Bella sekaligus ingin meminta maaf lagi. Faren turun tangga dan duduk di mejanya dengan memakan roti yang sudah di siapkan Bundanya, sedangkan Sifa yang melihat itu jadi terkejut.


"Loh Nak, kok tumben pagi-pagi udah siap? biasanya jam tujuh aja kamu masih tidur." heran Sifa.

"Mau ada urusan Bun." jawab Faren.

"Mau berangkat sekarang emangnya?" tanya Sifa, Faren yang tengah mengunyah roti itu mengangguk mengiyakan.

"Baru jam 6 nak." beritahu Sifa.

"Tau Bun." balas Faren.

Sifa memberikan segelas jus apel kesukaan Faren dan Faren meminumnya, "Makasih Bunda." kata Faren lalu berdiri setelah menyelesaikan sarapannya.

"Kamu beneran mau berangkat sekarang?" tanya Sifa sekali lagi dengan tak yakin.

"Iyaa Bundaku sayang, cantik." jawab Faren lalu mencium pipi Bundanya.

"Bye Bun, Faren berangkat dulu." ucap Faren lalu pergi begitu saja membuat Bundanya benar-benar bingung dengan tingkah anak laki-lakinya itu.

"Kesambet apa itu anak." heran Sifa.

"SAYANGGG!"

Sifa menatap ke atas dengan menghembuskan nafas lelahnya, suaminya itu kenapa lagi? Pagi-pagi sudah berteriak seperti ini.

"SAYANGGGG!"

Kaki Sifa semakin cepat berjalan menuju kamarnya kepada suaminya yang berteriak terus-terusan itu, padahal masih pagi.

"Kenapa sih? Pagi-pagi udah teriak-teriak." tanya Sifa dengan menghampiri Derren yang terduduk di kasur.

Sifa duduk di tepi kasur dan Derren langsung memeluk Sifa, "Aku pusing banget." keluh Derren.

"Kamu sakit?" tanya Sifa sembari mengecek suhu badan suaminya.

"Badan kamu anget, jangan kerja dulu ya?" kata Sifa hawatir.

Derren hanya diam memeluk istrinya. "Temenin." katanya manja.

"Iya aku disini."

••***••

"Bella, Bel buka pintunya Bel." Faren terus mengetok-ngetok pintu apartemen yang tak kunjung dibuka itu.

"Bella ini gue, buka pintunya." kata Faren lagi, sudah hampir 5 menit ia berdiri disini.

Karna tak kunjung dibuka akhirnya Faren menekan pin pintu apartemennya hingga terbuka. Setelah masuk, ia melihat pintu kamar yang terbuka. Faren masuk dan....sepi.

"Bel, lo dimana?" ujar Faren keras lalu menuju kamar mandi.

"Bella lo di dalem?" tanya Faren yang tak mendapat sahutan, Faren pun membuka pintu kamar mandi dan ternyata kosong.

"Kok gada sih? Dia kemana?" gumam Faren, "Masa udah berangkat jam segini?" lanjutnya.

Faren merogoh sakunya dan mengambil ponsel untuk menghubungi Bella.

Sudah sampai panggilan yang ke 5 kalinya namun HP Bella tetap mati sejak kemarin. "Masa dia semarah itu sampe ga balik ke apart." pikir Faren.

"Udah berangkat kali." Faren masih berusaha berfikir positive, akhirnya ia keluar dari apartemennya dan langsung menuju ke sekolah.

FABEL {ON GOING}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang