BAB 23. ONLY ONE.

1K 42 3
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semua orang berdiri di sekeliling Ethan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semua orang berdiri di sekeliling Ethan. Menunggu dengan tidak sabar saat perban Ethan akan dibuka. Tangan Nona Rayne memegangi tangan Ethan, karena merasa takut. Dokter dan satu perawat di sampingnya. Sang dokter mulai membuka perban dengan perlaha. Memutari kepala Ethan hingga kain perban habis tak tersisa.

"Cobalah buka matamu dengan perlahan, Ethan..." Perintah dokter.

Ethan terdiam. Menelan ludahnya dalam-dalam. Ia tak kalah takutnya dengan semua orang yang ada di ruangan. Seperti sedang melihat apakah dirinya akan mati atau tidak.

Ethan mencoba membuka matanya perlahan. Sedikit demi sedikit, kelopak matanya terbuka. Bulu matanya bergerak seringin dengan pergerakan mata Ethan. Saat matanya merasakan sinar lampu yang terang. Dahi Ethan berkerut. Menutup kembali matanya rapat-rapat dan membukanya kembali. Ethan menyesuaikan dengan sinar lampu ruangan.

Mata Ethan mengerjap. Samar-samar, Laki-laki itu melihat banyak orang yang berkumpul di depannya. Ekspresi wajah mereka tidak terlihat. Ethan kembali mengerjapkan matanya. Mendengar suara dokter yang menanyakan keadaannya. Ethan mengabaikan dan mengerjapkan matanya berkali-kali. Hingga pada akhirnya, kedua matanya mampu melihat semuanya dengan jelas.

Satu sosok yang memenuhi ruang matanya hanyalah Kayla yang menatapnya dengan wajah sedih. Berdiri tepat di samping Noah —yang melingkarkan tanganya di bahu Kayla. Perasaan cemburu dan kesal kembali menyerang hati Ethan.

"Bagaimana?" Tanya dokter.

"Ethan... Bagaimana? Apa kau bisa melihat Ibu?" Tanya Nona Rayne, takut. Tanganya terus memegangi tangan anaknya.

Ethan menoleh ke arah samping kiri. Kepalanya mendongak ke atas untuk melihat wajah khawatir ibunya. "Aku bisa melihat Ibu dengan sangat jelas." Ucapnya, dengan senyum lebar.

Semua orang menghela napas panjang. Serasa batu besar yang ada di pundak mereka lenyap begitu saja. Nona Rayne berucap syukur dan langsung memeluk Ethan dengan erat.

"Syukurlah, kau bisa melihat lagi, Anakku..." Ucap, Nona Rayne.

"Apa kepalamu terasa pusing?" Tanya sang dokter.

THE POSSESSIVE BASTARDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang