“lapar” gumam doyoung, bangun dari tempat tidurnya dengan tampilan berantakan kemudian berjalan menuju dapur.Jam masih menunjukkan pukul 9, masih pagi. Banyak anggota yang masih berleha leha dikasur atau jogging dan semacam halnya. Hari ini masih hari libur mereka, maka tidak heran semua anggota berleha leha sebelum akhirnya akan latihan dan tampil untuk konser nantinya.
“heh! Bang ji ngagetin aja” sentak doyoung saat mendapati wajah jihoon ketika menutup pintu kulkas.
Jihoon tertawa kemudian melanjutkan acara memakan ice creamnya.
Doyoung berbinar ditempat saat melihat ice cream yang sedang disantap oleh sang tertua kedua itu terlihat sangat menggoda.
“abang jii, sedikit boleh?” doyoung bertanya kemudian mulai mendekati jihoon.
Jihoon sudah menyodorkan ice cream itu namun entah mengapa tiba-tiba saja dia berubah pikiran kemudian menarik ice creamnya kembali.
Huh! Doyoung menukik alisnya kesal. Apa jihoon sedang mempermainkannya? Wajahnya langsung cemberut karena aksi menyebalkan jihoon barusan. Padahal dia sudah membuka mulut tadi..
Jihoon melahap ice creamnya secara seluruh dalam sekali suapan tanpa dosa “kalo mau minta sama haruto aja, dia beli 5 tadi” ucap jihoon kemudian cabut dari sana.
Doyoung melengkungkan bibirnya kebawa bersamaan dengan bahu merosot dan helaan nafas panjang.
Kemudian tanpa sengaja matanya bertubrukan dengan mata tajam yang sedang memperhatikannya entah sejak kapan “o-oh hai haruto, sejak kapan disitu?”
Keduanya sama-sama gugup namun terlihat bahwa haruto lebih unggul dalam menyembunyikan kegugupannya dibanding doyoung.
Haruto melihat kaleng soda ditangannya kemudian meneguk minuman itu sebelum menjawab pertanyaan doyoung “sudah lama, sejak kau datang membuka pintu kulkas” ucap haruto.
Doyoung tak menyadari kehadiran lelaki Jepang itu karena selain masih lumayan mengantuk tadi, tubuh haruto juga dihalangi tubuh jihoon selama berbicara dengan doyoung.
“haha benarkah sudah selama itu yah.. maaf aku tak menyadar—
—tidak masalah” sela haruto menatap doyoung yang sedang menggaruk rambutnya yang berantakan.
Setelahnya hening. Dapur begitu sunyi dengan haruto dan doyoung yang sama sama tak beranjak dari tempat bak pantung hidup.
Karena..
Mereka sama sama punya hasrat untuk berbicara, namun tak tau cara memulainya darimana dan bagaimana.
“haruto”
“hmn?” gumam anak Jepang itu menatap doyoung.
“soal perkataan bang ji, aku boleh minta ice creamnya satu?” sungguh doyoung sangat malu! Dia benar benar rela berbuat demikian demi mendapat satu ice cream.
Haruto mengulum senyumnya namun mungkin doyoung berpikir itu senyuman mengejek ataupun tawa ejekan haruto padanya karena apa yang dia perbuat benar benar memalukan.
“ada di kamarku”
“baiklah, apa kau yang mengambilnya atau ak—
—ikut denganku”
Tangannya ditarik haruto menuju kamar watanabe itu. Benar benar hanya pasrah, doyoung tak enak menolak karena memang haruto tak seperti biasanya.
Sampai di kamar terpampang lah kulkas kecil yang mungkin ada di setiap kamar, haruto masuk berbaring di atas kasur sembari menatap pergerakan doyoung.
KAMU SEDANG MEMBACA
all my stories || dobby Harem
RastgeleDoyoung treasure x all BXB oneshoot/ twoshoot