🌙 7

69 11 0
                                    

"A.. apa?" Aku berusaha mengeluarkan suaraku sambil menatap junhan bingung

"Dia sepupumu? Aku baru tahu..." gun il menatap heran junhan.

"Kami memang lama tidak bertemu.

Dia sedang kesulitan...

Kata dokter dia bahkan malnutrisi. Aku ingin merawatnya. Bolehkah dia tinggal di sebelah asrama kita?"

"Apa manajer tahu?" Gunil menatap junhan

"Itulah alasanku minta tolong padamu hyung..." junhan menghampiri gun-il.

Gun-il terdiam sejenak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gun-il terdiam sejenak.

Jun han memasang muka innocent pada gun-il. Berusaha merayu.
Benar-benar berbeda jauh dari yang kukenal.

"Aku akan mencobanya."

"Terima kasih hyung!" Junhan memeluk gun-il pelan

Gun-il tersenyum ramah menatapku kemudian mengangguk menyapa sebelum pergi meninggalkan ruangan.

Junhan kemudian kembali duduk di pinggiran ranjangku.

"Apa kau memang punya kepribadian ganda?"

Tanyaku keheranan

"Apa kau tidak mau berterima kasih?"

"Untuk apa? Karena mengakuiku sebagai sepupumu atau karena mencarikanku tempat tinggal yang tak kubutuhkan?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Untuk apa? Karena mengakuiku sebagai sepupumu atau karena mencarikanku tempat tinggal yang tak kubutuhkan?"

Dia tergelak

"Sejak kapan terakhir kali kau makan nasi?"

"Entahlah."

"Lalu sehari-hari kau makan apa?"

"Roti." jawabku pendek

"Roti basi?" Dia menatapku menyelidik

"Roti basi?" Dia menatapku menyelidik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku menatapnya heran.

"Dari mana kau tahu?"

"Aku melihatnya di mimpimu. Lucid dream. Kau memakan roti dan nasi sepuasmu. Sambil tersenyum kau bilang, "akhirnya aku bisa makan nasi dan roti yang tidak basi lagi.""

Aku terdiam

"Sejauh mana kau memata-matai mimpiku?"

Jun han mengusap lembut pucuk kepalaku

"Aku tahu apapun yang terjadi padamu. Percayalah padaku. Aku bisa membantumu."

Aku menunduk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku menunduk

Kepalaku mulai pusing lagi

"Bisakah aku tidur?"

"Kau mau kita lanjut mengobrol di mimpi?"

"Junhan! Jangan coba-coba..."

Hardikku marah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hardikku marah

Dia tertawa.

Dia tersenyum lembut

"Tidurlah. Aku tak akan masuk ke mimpimu."

Kemudian dia pergi meninggalkanku.

Syukurlah akhirnya aku bisa sendirian.

***
.
.
.

Lucid Dream (Ryujin & Jun Han)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang