Berusaha acuh pada keadaan sekitar, laki-laki pirang berkacamata itu memalingkan wajah nya, mengabaikan kejadian tak senonoh yang terjadi tidak jauh dari tempat ia duduk
Beberapa laki-laki berumur 18 tahunan mengelilingi satu laki-laki yang sedikit lebih muda
"Saya mau menuntut ilmu di sini ga ada hubungannya dengan kalian semua"
Tsukisima kei diam-diam mendengar, seorang laki-laki yang seumuran nya tengah di tertawakan karna hal yang tsuki sendiri tidak tau apa itu
"Masih mau tetep di sini?" Sekelompok laki-laki lain bertanya dengan nada mengejek "Harus nya ngomong sama mama papa lu itu, maaaa aku ga betah, aku Atut hahahaha!"
"Hahahah" Tawa menggemah penuh ejek "Anak mama, cupu, cupu"
Brukk
Cukup sudah tsukisima geram mendengar nya, apa-apa an sampai mendorong seperti itu? mereka pikir mereka siapa? punya hak apa? dan lagi pantas kah sesama santri bersikap seperti itu? walaupun posisi kejadian di luar lingkungan pesantren– tapi.
"Berani nya keroyokan, kalian yang cupu. dasar cupu" Seru tsukisima seraya menghampiri mereka "Blum punya pangkat aja belagu, apa yang mau di Banggain?"
"Jangan ikut campur."
"Iya sape lu? kita ga ada urusan sama lu kacamata culun."
Laki-laki yang tadi baru saja di dorong hanya bisa menatap, memperhatikan bagaimana orang ini mengatakan semua kalimat pedas
Biasanya orang yang mau nolong bakal langsung ke korban nya, entah di bangunin atau di tanya kenapa-napa atau ga? ini cowo berkacamata lebih milih bikin mental si pelaku down dulu, korban di biarin tergeletak tak estetik
"Gw yang nanya lu siapa? punya apa? Ilmu? adab masih di atas ilmu bro."
"Tampang? setara keset aja belagu"
"Harta? ini pesantren ga mahal-mahal banget, anak tukang becak juga bisa bayar. artinya semua santri di sini setara." Tsukisima membenarkan posisi kacamata nya lantas tersenyum miring "Apa beda nya lu sama dia? siapa yang lu bilang culun? dasar banci"
Takbir!
Nah loh sape berani maju? tsukishima kalo di kasih panggung jangan kan orang biasa, tukang roasting nya aja dia roasting
"Masih ga pergi juga?"
Salah satu dari mereka membisikan sesuatu, tsuki tau kalimat apa yang tengah mereka bisikan, di lihat dari gerakan bibir dengan suara samar-samar saja sudah jelas
"Anak pelacur."
Deg!
Dua kata yang membuat emosi nya naik ke ubun-ubun, demi Allah itu adalah kata yang sangat ia benci seumur hidup nya.
Wajah yang sebelumnya santai terlihat mengeluarkan kerutan kemarahan di sekitar dahi, tangan kanan nya mengepal penuh amarah
"Ibu lu ga ada korban lain sampe godain putra kiyai?"
Dari mana mereka tau itu? bertahun-tahun ia meninggalkan kota kelahirannya, bahkan sampai pergi ke negeri lain sekedar untuk menghilangkan kalimat itu, tidak mendengar nya lagi. tapi kenapa? kenapa mereka masih bisa tau.
"Kamu di sini cuman jadi aib pesantren."
"Ga ada yang mau kamu lahir."
Suara-suara tadi muncul begitu saja di kepalanya, tanpa sadar lengan kanan tsukisima menarik kera baju Koko salah seorang di antara para pembully , hendak melayang kan sebuah pukulan sampai satu suara menghentikan nya
KAMU SEDANG MEMBACA
HABIBIE TILL JANNAH [Haikyuu Religi]
FanfictionMasuk ke pesantren yang berada di ambang kehancuran? Pesantren nekoassalam milik KH. nekomata yang sudah berdiri selama 30 tahun lebih, mengalami kehancuran akibat sebuah kasus yang melibatkan santri dan Gus muda nya. Di bawa arahan seorang ustadz...