*(0,20

817 78 2
                                    

Kedua keluarga itu kini sedang dilanda perasaan campur aduk, cemas, takut, dan gelisah semuanya, saat mereka mendapatkan telfon dari Jeno juga Jaemin yang terdengar sangat panik . Berakhir mereka berada di depan ruang operasi dengan Haechan yang ada di dalam sana.

Flashback
Haechan duduk di sofa setelah mengambil minum di kulkas, karena dia memang haus, kedua suaminya ada di rumah mereka mengambil cuti untuk menemani Haechan bila saja tiba-tiba Haechan mengalami kontraksi.

'sshh,, kenapa rasanya lebih sakit.'
Haechan merasa aneh pada bagian bawah perut nya, biasanya hanya keram tapi kali ini berbeda, dia bahkan sesekali terlihat meringis menahan rasa sakit nya.

'kenapa sayang?' Jaemin mendatangi Haechan yang memegangi perutnya juga raut wajah yang menahan sakit.

'sepertinya keram, tapi lebih sakit.'

'aku telfon dokter dulu ya.'
Jaemin menelfon dokter yang biasanya memeriksa Haechan saat dia hamil.
Jaemin masih terus mengusap punggung Haechan karena istrinya itu mengeluh panas pada bagian punggung nya.

Setelah mendengar penjelasan dokter kalau Haechan seperti nya mengalami kontraksi, Jaemin sempat panik karena Haechan semakin meringis bahkan mengeluarkan air mata.

'JENO,,,, JUNG JENO,,, CEPAT BANGUN ISTRI MU MAU MELAHIRKAN.'
Jaemin berteriak sangat keras bahkan bisa membangunkan seisi gedung yang berada di sana.
Jeno yang masih setengah sadar karena bangun tidur dengan paksa akibat teriakan lantang Jaemin, menubruk pintu, juga meja.
Ikut panik karena Jaemin.

Flashback end

"Yaakk, Kim Jong In, tidak bisakah kau tenang, kau malah membuat ku semakin pusing astaga."
D,o tidak habis pikir dengan suaminya itu, yang bahkan lebih panik ketimbang menantunya yang sekarang sudah sedikit tenang karena mama mereka dengan sigap membuat mereka tenang dan menyuruh kedua putranya mendoakan istri mereka.

"Aku khawatir sayang, tapi juga tidak sabar mau lihat cucuku."

"Tapi tidak perlu mondar-mandir seperti itu."

"Dad, Daddy duduk aja ya, jujur Dery juga pusing liat Daddy mondar-mandir kek gitu."

"Ish,,, ni anak bukannya dukung Daddy nya malah membela mommy nya, dasar anak durhaka."

"Hei dad, Dery bukan durhaka tapi Dery menyetujui mommy bukan karena alasan, bahkan waktu dejun yang lahiran Daddy juga yang panik, Dery mahh realistis dad."

"Ck dasar."

Setelah ruang tunggu itu dipenuhi dengan drama perdebatan, tapi akhirnya mereka bernafas lega saat dua box bayi dibawa keluar untuk dipindahkan keruang khusus bayi. Setelah itu menyusul Haechan yang masih belum sadar akibat obat bius nya .
Di dorong oleh perawat laki-laki untuk dipindahkan keruang rawat VVIP.

Ruang rawat Haechan sudah penuh dengan keluarga nya, bahkan teman-teman Haechan juga ada disana dengan dua bayi mungil yang menjadi rebutan untuk di gendong.
Renjun sempat berebut dengan Han, karena si Han tidak mau gantian memberikan bayi Haechan untuk di gendongnya.

Bayi Haechan dinamai (Jung Haejee dan Jung Minhyuck) nama yang diambil dari perpaduan ketiganya,dua bayi berjenis kelamin laki-laki itu benar-benar Copi an dari kedua ayahnya, hanya paras cantik Haechan saja yang mereka tiru, selain itu dari hidung,mulut,mata, bahkan dagunya mencopi semua dari bagian ayah mereka.
Saat Haechan sadar dia mendengus kesal pasalnya dia yang kemana-mana harus membawa mereka tapi tidak ada satupun dari mereka menuruni nya, sungguh dia sangat kesal.

"Hei,,, kalau masih mau ribut mending kalian pulang aja."
Usir Haechan pada teman-teman nya yang sedari tadi membuat keributan.

"No,,,, aku belum gendong baby jadi nanti aja, kalau kamu suruh kita pulang biar Han, Seungmin dan Bangchan aja yang pulang." Suruh Renjun, yang dapat delikan dari Han. Dia belum puas bermain dengan bayi lucu itu, dia masih betah di sana.

"Renjun Hyung, seperti nya Haechan bener dehh sebaiknya kita pulang dulu, besok balik lagi kesini, ya kan ji?" Chenle bertanya pada Ji-Sung karena tatapan Haechan sungguh tak bersahabat untuk saat ini.
Chenle memahami nya , mungkin Haechan kesal karena rasa nyeri di perut nya akibat operasi semakin perih saat melihat teman-teman nya terus berdebat.

"Ck, kau enak Le, sebentar lagi bakal nyusul Haechan~ie, lah aku."
Chenle dan Ji-Sung memang sudah menikah satu bulan lalu, dan sekarang lagi anget-angetnya jadi wajar kalau mereka terlihat mesra setiap saat.

"Kau iri njun?"  Seungmin yang melontarkan godaan terlebih dulu pada Renjun, lalu ditimpali Haechan dengan wajah menyebalkan miliknya.

"Mark, itu kode dari Renjun, buruan resmiin nunggu apalagi sihh, lama banget perasaan." Goda Haechan pada nya, bahkan wajah sama telinga Renjun sudah memerah akibat menanggung malu karena Haechan.
Sungguh kalau dia tidak melihat Haechan ada di ranjang rumah sakit, sudah pasti Renjun akan memiting anak tengil itu.

"Diam." Gertak Renjun malu.

"Emang kamu nggak mau nikah sama aku?" Tanya Mark memastikan.
Renjun semakin dibuat nggak bisa berkutik sama pertanyaan Mark, mereka baru memulai apa tidak terlalu cepat jika langsung membicarakan pernikahan.

"Udah ahh, aku mau pulang, mau siap-siap kerja."
Renjun tidak menjawab malah meninggalkan Mark dan teman-temannya yang ada di ruang rawat Haechan dengan mereka yang sudah total menertawakan Renjun.
Mark menyusul Renjun dengan berlari karena meskipun Renjun itu kecil jangan remehkan kekuatan nya, bahkan dia kalau memukul tidak main-main pasti menyakitkan.

"Sayang tunggu,,,," Mark kewalahan mengejar kekasih mungilnya itu.







Kali ini cuma dikit aja dulu ya,
Jangan lupa vote nya.
Bye-bye 👋 Annyeong.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
See you next chap....🙏

BEAUTIFUL MIRACLE (NOMINHYUCK)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang