*(0,16

823 81 12
                                    

Srek.

Haechan menarik paksa rambut seorang perempuan yang sengaja duduk di atas paha suaminya.
Awalnya Haechan berinisiatif untuk mengunjungi Jeno di perusahaan nya, namun saat sampai di ruangan direktur milik Jeno , Haechan justru melihat sosok yang tidak dikenalnya duduk dan sengaja menggoda suaminya itu.

Plakk.
"Berani kau menggoda atasanmu", desis Haechan emosi.

"Chan, dengar kan aku dulu ya." Jeno panik mendapati Haechan yang terlihat sangat marah, wajah nya merah padam, tangannya mengepal, sampai terlihat uratnya.

"Diam kau."
Tatapan Haechan begitu tajam hingga membuat Jeno langsung ciut.

"Siapa kau berani menampar ku, lagipula sajangnim tidak menolak."

"Ouw,,,, tidak menolak ya,,,"
Haechan melirik Jeno sinis. Sedangkan Jeno mengelus tengkuknya merasa merinding dengan tatapan mengintimidasi Haechan.

"Kenapa bertamu tidak mengetuk pintu." Ujar wanita itu tak kalah sinis, apalagi tamparan Haechan cukup keras. Wanita itu masih memegangi pipinya yang teramat panas karena tamparan Haechan tidak main-main.

"Aku sudah biasa begitu!, apa urusannya dengan mu." Tunjuk Haechan dengan mata yang mengarah pada belahan dada wanita kurang belaian tersebut.

"Hei,,, tenang dulu ya. Ini tidak seperti yang kau pikirkan, maafkan aku ya," sekuat tenaga Jeno mencoba untuk menenangkan Haechan." Kau lebih baik keluar dulu," usirnya pada wanita yang tengah berdiri dengan santai di sana.

"Kalau perlu tidak usah kembali".
Haechan menimpali ucapan Jeno pada wanita itu, yang menimbulkan rasa penasaran pada wanita itu dengan hubungan keduanya.

"Memang kau siapa? Boss bukan tapi main mecat seenaknya saja." Cerca wanita itu.

"Ouwh,,, rupanya kau orang baru ya."

"Iya, dia baru sebulan bekerja di sini. Jadi kumohon maklumi dulu ya, nanti kujelaskan."

"Penjelasan ya!, ckckck.pantas saja Lihat penampilan mu, baju kurang bahan dipakai, apa tidak punya uang buat beli, atau kau belum menggajinya Jen."
Haechan memanggil Jeno tanpa embel-embel Hyung karena masih kesal apalagi saat si wanita itu bilang kalau Jeno tidak menolak nya tadi.

"Sudah kok", ucap Jeno membela diri.

"Lantas kenapa masih kau pertahankan orang tidak punya malu seperti dia."
Tunjuk Haechan pada wanita itu. Emosi Haechan benar-benar berada di ujung.

"Hei ,,, jaga bicaramu bocah." Saut si wanita tidak terima.

"Heh, aku bukan bocah asal kau tau." Sungut Haechan, dia sungguh ingin menelan wanita itu hidup-hidup rasanya.

"Sudah lah sayang,,,"
Wanita itu melotot saat mendengar Jeno memanggil namja yang menamparnya tadi dengan sebutan sayang.

"Tunggu,,, sajangnim dia,,"

"Iya, aku suaminya kenapa?kau terkejut huh, dasar tidak waras. Menggoda suami orang dengan menunjukan belahan dada mu seperti itu dan apalagi dia adalah atasan mu,ckckck. Dimana harga diri mu sebagai wanita terhormat yang adalah anak dari pengusaha terkenal," Sewot Haechan

Wanita itu langsung kicep , mengetahui orang yang barusaja berdebat dengan nya adalah suami dari direktur tempat ia bekerja. Apalagi namja manis itu tau kalau dia bukanlah orang menengah melainkan anak dari salah satu rekan Jeno, yang memang sengaja ingin memiliki Jeno karena dia jatuh cinta pada nya waktu melihat namja bermata sipit itu keluar dari kantor sang ayah hingga dia nekat untuk melamar pekerjaan di perusahaan yang dikelola oleh Jeno.

"Astaga,,, ayah pasti akan membunuhku kalau tau aku berulah" gumamnya pelan. "Maaf saya tidak bermaksud menggoda sajangnim, saya hanya,," ucapan nya dipotong oleh Haechan.

"Cukup, aku tidak menerima alasan apapun, keluar dari kantor ini dan jangan kembali lagi."
Wanita itu tambah dibuat malu oleh Haechan, karena dengan sengaja Haechan membuka semua kaca yang memang di desain khusus untuk ruangan Jeno, bisa di buka atau tutup sesuai dengan keinginan Jeno.
Tentu hal itu disaksikan oleh karyawan lain, bagaimana tidak malu kalau sudah begini, pekerja baru tapi sudah berani mengganggu boss nya, apalagi sampai di pergoki Haechan.
Dengan langkah cepat wanita itu keluar mengambil tas juga Coat nya dan pergi dari kantor Jeno.

Haechan masih mengontrol emosi nya, sungguh dia ingin sekali memutilasi wanita gila itu, karena berani mengusik nya.

"Sudah ya, kan orangnya udah pergi." Jeno berusaha mendekati Haechan namun tangannya mengambang saat dia ingin memeluk namja itu.

Haechan memicingkan matanya kepada Jeno, dia juga masih kesal pada suami mesumnya yang satu ini.

"Tadi dia bilang kau tidak menolak."
Nada bicara nya memang santai, namun terdengar begitu mengerikan bagi Jeno.
Jeno meneguk kasar ludahnya sendiri.

"Bukan nya nggak nolak , tapi sengaja mau buat dia malu dulu, eh kamu nya keburu dateng."

"Oh,,, kalau aku nggak dateng bakal di lanjutin gitu. Alasan"

"Nggak sayang,,,,"

"Bodo, nggak ada jatah seminggu."

"Heh, nggak bisa gitu dong."

"Sebulan."

"Ih,, jahat kamu ya."

"Dua bulan."

"Oke-oke, seminggu jangan lama-lama yang ada adikku ini karatan sayang." Jeno sambil menunjuk ke bawah area privasinya.

"Bukan urusan ku."
Haechan langsung melenggang pergi begitu saja.

Jeno berlari menyusul Haechan yang sudah mendahului nya, karyawan disana sampai gemas melihat mereka, boss nya yang tegas kini terlihat seperti anak kecil yang merajuk karena keinginan nya tidak dituruti oleh sang ibu.

Saat sampai rumah pun Haechan tetap mendiami Jeno, sampai membuat Jaemin bingung, setelah di cerita kan oleh Jeno , si Jaemin malah tertawa tanpa dosa,
Salah Jeno sendiri, sudah tau suami manisnya itu ngambekan, pakai macem-macem 🤭.

"Ketawa aja terus."

"Pffft,,, maaf-maaf habisnya, kau cari masalah aja, udah tau tuh anak beruang tukang ngambek, rasain sekarang hahahah."
Puas Jaemin menertawakan kembaran nya sampai perutnya terasa kaku.

"Aduh,,, perutku hahah."

Jeno memukul kepala Jaemin dengan geram, sebab tawa Jaemin tak kunjung berhenti.

"Aow,, sakit bodoh."

"Ehh,. Mengumpat 50 ribu won, masukkan dalam celengan."

"Aish,,,"

"Eh,, dua kali ngumpat."

"Iya-iya."
Mereka bertiga memang memiliki perjanjian siapapun yang mengumpat harus memasukkan uang kedalam celengan yang sudah di beli Haechan, dengan nominal yang sudah di tentukan oleh mereka bertiga. Dan uang itu nantinya akan mereka gunakan untuk keperluan masa depan mereka. Ya begitulah pikiran Haechan selalu memiliki sisi yang baik.

"Jen, habis ini gue bakalan Cudlle,cium pipi, bibir, semua nya yang ada pada Haechan."
Jaemin malah memanasi Jeno .

"Jaemin bangsat."

"Hoho,,, 50 ribu won kkkkkk.."

"Kau sengaja membalas ku."
Jaemin mengedikan bahu nya acuh lalu pergi menyusul Haechan kekamar, menyisakan Jeno yang tengah meratapi nasibnya karena tidak ada jatah seminggu, bahkan peluk cium pun tidak boleh.




.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Dahh dikit aja,
Next ,
Jangan lupa votmen jusseyo 😊.

Bye-bye 👋 Annyeong.


BEAUTIFUL MIRACLE (NOMINHYUCK)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang