Naufal tiap hari

1.8K 174 5
                                    

--Typo's--

--

Katanya, Naufal itu anak yang paling kalem di keluarga Nicholas. Katanya juga, Naufal itu harta paling manis di Nicholas sehingga sangat amat di jaga dan sangat disayangi. Dari papa hingga Haekal, mereka rela menukar segalanya untuk senyum si bungsu.

Naufal itu anak yang baik, meskipun desisan kecil saja sudah membuat Nicholas Family kicep. Naufal juga anak yang rajin, meskipun terkadang tingkat kemalasannya sudah tidak bisa diselamatkan.

Contoh dari dua sifat di atas adalah, Naufal adalah member Nicholas yang selalu bangun paling awal. Pukul 4 pagi, sebelum adzan subuh berkumandang. Langsung pergi mandi, sambil mengambil wudhu.

Setelah melakukan ibadah, tentu saja dirinya membangunkan —Read : Menandang— ketiga kakaknya untuk melaksanakan ibadah subuh.

Selesai dengan 3 babunya, langkah Naufal tentu saja langsung ke kamar Papa. Membangunkan papa itu entah masuk ke kategori favorit atau tidak, sebab alurnya selalu sama setiap hari.

"Pa, bangun ih. Ngga mau subuhan?"

"Oiya papa lupa, padahal udah janji mau berjamaah di Masjid." Katanya dengan suara kecil, namun malah semakin bergelung dalam selimut.

Gini nih, bapak bapak jaman sekarang. Naufal memutar bola matanya malas, alasannya selalu seperti ini setiap hari. Jadi Naufal harus mengeluarkan tenaga ekstrak, seperti alur alur sebelumnya.

"Papa ish bangun udah siang!" Kali ini bahunya di goyangkan, dan beberapa detik kemudian tangannya ditarik hingga kini Naufal menjadi guling sang papa.

Naufal menghela nafas, "Papa bangun nanti kesiangan." Pipi sang papa di tepuk pelan, kemudian matanya terbuka sedikit, hanya sedikit sebelum terpejam lagi.

"Belum di penuh 100% nih baterainya." Kebiasaan.

Jadi dengan malas Naufal mengecup pipi Jeff, hingga senyum lebar milik si tua itu terlihat, pagi Naufal tuh gini. Selain melihat wajah gembel bangun tidur kakaknya, ya ngeliat senyum dimple ganteng papanya.

"Nah kan, baru terisi penuh." Ucap Bapak Jeff ini masih dengan senyumnya, mengecup pelan pipi si bungsu, pelukan di lepas.

"Selamat pagi dunia, selamat pagi anak papa tersayang. Aduh, hari ini hari apa ya?" Ucapan sang papa semakin lama semakin mengecil, sebab tubuh bongsor si Tua itu sudah menghilang dibalik pintu kamar mandi.

Naufal hanya menggeleng saja, membangunkan para babunya selesai, and Mission Complete.

---

Setelah siap dengan penampilan juga tas yang Ia gendong di pundaknya, Naufal meraih handphonenya untuk dimasukkan ke dalam saku. Lalu kemudian keluar dari kamar dengan keadaan kamar yang sudah rapi, pun dengan dirinya juga.

Minus bajunya saja malah dikeluarkan.

Bersamaan dengan keluarnya Ia dari kamar, ada Jean yang kebetulan kamarnya saling berseberangan, keluar juga dengan tampilan yang lumayan tidak rapi.

Kaos oblong dan celana kolor andalan, rambutnya masih basah acak acakan, Jean sekali.

"Pagi dedek, mau sekolah ya?"

Nicholas FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang