Terseret

1.3K 175 6
                                    

-- Typo's --

--

"Maafin aa dek, aa panik tadi pas dikejar anjing."

Naufal mendengus, sungguh sangat kesal pada Haekal yang sembarangan meninggalkan dirinya di depan warung sebrang sekolah.

"Terus gue balik gimana?"

"Mau koko jemput, dek?"

Kepalang badmood, kini Naufal mendengus lagi namun lebih keras. "Gak usah, gak usah ada yang jemput." Gerumusuh panik terdengar.

Naufal mengangkat sebelah sudut bibirnya, dia yakin pasti mereka tengah panik bagaimana cara menenangkan atau setidaknya mengembalikan mood dirinya.

Tapi maaf, Naufal sudah kepalang kesal.

"Seriusan ngga apa apa? Ini koko mau jemput beneran ngga mau?"

"Ngga mau, pokoknya mau pulang sendiri."

"Kalau sama abang? Sama abang mau ya?" Kini suara Jean terdengar, sangat lembut dan itu cukup membuat kedua sudut bibir Naufal terangkat.

"Ngga apa apa abang, ish! Bilangin ke papa pulangnya mau agak telat, soalnya mau healing dulu besok Minggu."

"Loh, dek mau kem-"

Panggilan di putus secara sepihak oleh Naufal, hari sudah sangat sore. Sebentar lagi Adzan Maghrib berkumandang, jadi dia berjalan ke beberapa blok di depan untuk ke masjid tempat biasa dirinya menunggu jemputan.

Sebenarnya Naufal menyesal tidak membawa motor, sebab tadi pagi berangkat bersama Haekal dan sudah berjanji bahwa pulang pun akan bersama Haekal.

Lalu mampir ke Miksuehh untuk membeli Ice Cream favorit, dan Haekal yang akan membelikan.

Tapi memang, realita tak seindah ekspetasi ataupun rencana. Tadi saat pulang sekolah, mereka mampir ke warung sebab Naufal hendak membeli plaster luka.

Tangannya tergores ujung pulpen cukup dalam, hingga berdarah namun hanya luka kecil. Tapi ketika Haekal hendak menghampiri, yaitu harus nyebrang dulu, naas ada anjing gila lewat dan akhirnya bermain aksi kejar kejaran.

Naufal bagian nonton sih, tapi yang dia bingung adalah ketika Haekal malah naik ke atas motornya dan tancap gas meninggalkan dirinya sendirian disana.

Cukup lama berdiam diri, karena Naufal kira Haekal akan balik lagi, taunya bablas dan dirinya ketinggalan. Haha, sialan.

Setelah melakukan ibadah Maghrib, Naufal melanjutkan jalannya menyusuri trotoar kota. Tak lupa mampir ke rencana awalnya, bedanya tidak di bayari oleh Haekal. Naufal membayar Ice Cream nya sendiri, hiks.

"Naufal? Ngapain?"

Langkah Naufal terhenti, menatap Yanuar juga Adrian yang tengah duduk di salah satu kursi pelanggan disana.

"Oh, ngerampok."

"Hush."

Naufal mendengus, ikut duduk setelah mendorong Yanuar untuk pindah ke kursi lainnya.

Nicholas FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang