Seorang wanita sedang menunggu hasil pemeriksaan medis di Rumah Sakit yang ia lakukan Minggu lalu bersama dengan sang suami.
Mereka baru saja menikah dua bulan lalu dan kini tengah berharap ada kabar baik yang akan datang hari ini.
"Oppa bagaimana jika aku tidak bisa hamil?"tanya wanita itu.
Pria yang sudah resmi menjadi suaminya tersenyum lalu menggenggam erat tangan mungil istrinya lalu berkata.
"Tidak apa-apa , kita masih muda sayang dan kita masih bisa mencoba nya terus sampai dapat. Jangan khawatir eoh?"
"Tapi Hein Oppa , aku~~ takut!!"
"Apa yang kamu takut kan sayang? Aku disini bersama mu."
"A-aku takut keluarga besar kita tidak akan menerima nya dan menuntut ku segera hamil. a-apalagi jika a-aku sampai tidak bisa memberikan mu keturunan. A-aku.. aku.."
"Jisoo.."Pria bernama lengkap Jung Hein itu menarik tubuh istrinya untuk ia dekap.
"Apapun yang orang lain katakan aku tidak peduli. Bagi ku hanya kamu satu-satu nya wanita yang aku cintai dan ingin aku peristri. "
"Meski orang di luar sana mencerca mu karena belum memberi ku keturunan , aku adalah orang pertama yang ada di garis depan untuk melindungi mu."
"Jadi jangan takut pada apa yang bahkan belum terjadi Jisoo-ya."
"Gomawo Oppa , memang hanya kamu yang bisa menenangkan ku."jawab Jisoo menatap dalam mata suaminya.
"Maaf mengganggu Tuan dan Nyonya Jung , silahkan masuk kedalam Dokter Kim sudah menunggu kedatangan kalian berdua."ucap seorang Suster menghentikan aksi romantis sepasang suami-istri yang sedang di mabuk cinta.
"Ah iya , terima kasih Suster. Ayo sayang kita masuk ke dalam temui Yerimie."
"Nde Oppa."
Ckleak
"Annyeong bocah nakal."sapa Hein pada Dokter Kim.
"Ck sopan lah sedikit Oppa hargai aku sebagai seorang Dokter disini."dengus Dokter Yerim pada kakak sepupu nya itu.
Ya , Yerim dan Hein saudara sepupu. Ibu Hein dan Ayah Yerim adalah kakak adik oleh karena itu Hein membawa istrinya ke Rumah Sakit ini agar Jisoo lebih nyaman jika di periksa oleh sepupu nya karena mereka sama-sama perempuan.
"Hahaha mianhae , Oppa hanya bercanda sayang."Ucap Hein mengacak-acak rambut Yerim yang tertata rapi.
"Oppa"geram Yerim tak suka rambutnya di acak-acak seperti tadi.
"Hahahaha"Hein malah tertawa melihat wajah kesal sepupunya itu bukan nya meminta maaf.
"Oppa jangan seperti itu"tegur Jisoo barulah Hein mau menghentikan tawanya.
"Mianhae."
"Ck , dasar lelaki jika sama istrinya saja baru mau nurut."gerutu Yerim dalam hati.
"Silahkan duduk terlebih dahulu sambil menunggu hasil pemeriksaan medis kalian berdua tiba."ujar Yerim mempersilahkan suami-istri itu untuk duduk.
"Terima kasih pendek."ucap Hein sengaja meledek agar sepupunya semakin kesal.
Jisoo hanya dapat tersenyum memaklumi sikap suami nya memang seperti itu suka jahil terhadap adik sepupunya. Beda lagi dengan Yerim yang wajah nya sudah berubah masam ingin sekali melempar kakak sepupu nya itu ke dalam jurang detik ini juga.
"Untung kakak sepupu , kalau tidak? Ku mutilasi kau Oppa lalu ku buang ke jurang biar di makan para kawanan singa sekalian."gerutu Yerim dalam hati.
Tok tok tok
"MASUK!!"teriak Yerim mempersilahkan seseorang yang tadi mengetuk untuk segera masuk ke dalam ruangan nya.
Ckleak
"Permisi Dokter Kim, Saya datang kemari ingin membawakan pesanan anda tadi."ucap seorang OB wanita membawa nampan berisi es kopi dan ramyeon pesanan Yerim.
"Ah iya , Tolong letakan saja disini Jennie Unnie dan terima kasih sudah mau membelikan nya untuk ku."
"Sama-sama Dokter. Kalau begitu sama pamit undur diri , permisi."OB wanita pemilik nama lengkap Kim Jennie itu pamit undur diri setelah urusan nya selesai.
"Dia benaran OG di rumah sakit ini?"tanya Jisoo menatap tak percaya ada office girl secantik Jennie di Rumah Sakit ini.
"Iya Unnie , dia memang OG di rumah sakit ini. Memang nya kenapa?"jawab Yerim balik bertanya.
"Ya aneh saja gitu , orang secantik dia masa mau jadi OG biasa nya kan gengsi."jawab Jisoo.
"Ngapain kamu membicarakan OG itu sih sayang? Biarkan saja , toh itu adalah pilihan nya kan?"timpal Hein tak suka melihat istrinya begitu tertarik pada Jennie tadi.
"Bukan seperti itu Oppa. Aku hanya-"
Tok tok tok
"Permisi Dokter Kim , saya datang membawa hasil pemeriksaan medis Tuan dan Nyonya Jung."potong seorang Suster masuk ke dalam ruangan itu membawa amplop putih berisi pemeriksaan medis Jisoo dan Hein.
"Ah iya Suster , terima kasih."jawab Yerim menerima amplop tersebut.
"Ayo buka Yerim , Unnie ingin tau hasilnya."Suruh Jisoo tidak sabaran.
"Iya Unnie sabar"jawab Yerim sedikit malas membuka nya.
"Apa hasilnya?"tanya Hein melihat Yerim yang hanya terdiam bagai patung setelah melihat hasil pemeriksaan medis sepasang suami-istri itu,.
"Ha-hasil nya.."
"Iya , apa hasilnya Yerim?"geram Hein memaksa adik sepupunya itu untuk menjawab.
"Oppa jangan kasar bagaimana pun juga Yerim adalah adik sepupu mu."tegur Jisoo membuat Hein mengangguk mengerti lalu mengatur nafasnya agar lebih tenang.
"Mianhae Yerim-ah. Jadi apa hasilnya?"
"Jisoo Unnie"bukan nya menjawab Yerim malah manggil kakak ipar sepupunya.
"Ya? A-ada apa Yerim , Apa hasilnya buruk?"panik Jisoo.
"Jisoo Unnie"manggil Yerim sekali lagi.
"Ya?"
"Da-dari hasil pemeriksaan medis kau tidak akan bisa memiliki keturunan. Bisa di katakan kau ini Mandul Unnie."
"A-andweyo itu tidak mungkin Yerim."ujar Jisoo dengan suara bergetar dan mata berkaca-kaca terlalu shock mendengar kabar buruk mengenai dirinya.
"Tenang sayang. Terima tolong jangan bercanda dan katakan yang sejujurnya bahwa istri ku Jisoo tidak mandul kan?"desak Hein sambil menenangkan sang istri kedalam pelukannya.
"Ingin nya sih aku berbohong pada mu Oppa tapi hasil lab ini jelas membuktikan bahwa sampai kapanpun Jisoo Unnie tidak akan pernah memberikan mu seorang anak."
Deg
Bersambung
Di baca ulang lagi ya 😌
Bantu share dong biar makin rame lagi ini cerita 🤣
KAMU SEDANG MEMBACA
Kasih Ibu [ REVISI ]
Fanfiction"apa kau mau mengandung anak dari suami ku?" "A-apa?" hargai usaha author yang sudah buat cerita ini dengan meninggalkan vote dan juga komentar