Jisoo pov.
Ku kemasi seluruh pakaian ku karena di paksa oleh ibu mertua untuk segera pergi dari Rumah ini. Beberapa saat lalu aku di caci maki oleh ibu mertua ku , bukan hanya tekanan batin yang ku terima tapi juga tindak kekerasan.
Tubuh ku beberapa ada yang lebam tapi yang paling membuat ku sakit hati adalah saat dimana suami ku sendiri hanya diam saat aku di pukuli oleh ibu kandungnya.
Tak ku sangka, pria yang sangat ku cintai dan ku percayai kini mengecewakan ku tanpa berniat membela ku sedikitpun.
Jujur saja, terbesit dalam pikiran apakah aku bercerai saja dengan Hein Oppa? Toh ! Aku juga tidak bisa memberikan nya keturunan kan?
"Jisoo-ya tolong jangan pergi."Cegah Hein Oppa mencengkram erat pergelangan tangan ku.
"Aku tidak bisa Oppa. Aku tidak mau terus tersakiti seperti ini jadi tolong biarkan aku pergi."
"TIDAKKAH KAU BERPIKIR TENTANG ANAK ITU?"langkah ku terhenti mendengar kalimat yang diucapkan oleh nya.
"Apa maksud mu?"tanya ku.
"Sooyaa, pernah kah kau berpikir jika kau berpikir dan setuju kita bercerai maka anak yang sedang Jennie kandung saat ini akan hidup susah setelah ia lahir? Karena jujur saja aku tidak benar-benar menerima anak itu jika bukan karena keinginan mu sebelumnya. Jennie pun tidak menginginkan nya hidup."
"Jadi apa keputusan mu Jisoo? Masih dengan tekad mu yang ingin bercerai dengan ku atau tetap bertahan walaupun itu sakit?"
Damn
Tubuh ku tersentak sesaat membayangkan anak Hein Oppa yang sedang di kandung Jennie hidup tanpa sosok kedua orang tua nya nanti. Apakah aku tega membiarkan hal itu terjadi di masa depan?
"Aku.."
Jisoo pov end.
••••••••••••••••
Walau malam telah datang dan Jennie sampai saat ini belum juga menemukan jalan keluar dari permasalahan nya.
Wajahnya mulai pucat karena lelah dan belum makan sejak pagi. di tambah lagi energi nya selalu terkuras karena Chaeyoung yang selalu menangis meminta ASI membuat nya semakin terlihat menyedihkan.
Oeeekkk oeeekkk oeeekkk
Bayi itu menangis lagi karena lapar tapi Jennie sudah tidak memberi nya ASI karena ia belum makan sama sekali. Jangan kan sepiring nasi, sesuap nasi pun ia tidak punya karena kehabisan stok beras uang pun sudah tandas tak tersisa sama sekali.
"Berhenti lah menangis Chaeyoung, Eomma lelah mendengar nya."
Oeeekkk oeeekkk oeeekkk
Chaeyoung semakin menangis bahkan kaki mungilnya menendang perut ibunya karena kesal.
Duk
"AKKHH!!"pekik Jennie meringis kesakitan memegangi perutnya yang terasa kram karena sempat di tendang oleh Chaeyoung.
Chaeyoung melihat ibunya kesakitan akibat ulahnya tersenyum lebar lalu melakukan nya sekali lagi. Anak itu seperti memiliki pemikiran bahwa dengan menyakiti ibunya seperti ini ia bisa mendapatkan ASI lagi.
Duk
"AKKH ! Hentikan sayang kamu menyakiti adik mu."omel Jennie dengan dahi penuh keringat menahan sakit yang luar biasa di perut nya tanpa sadar mengkhawatirkan si jabang bayi padahal sebelumnya ia tidak menyukai keberadaan anak itu.
"Sshhh.. sebenarnya mau apa anak ini?"gerutunya bangkit dari duduk sambil menggendong sang putri yang bobot tubuh nya mulai naik setelah keluar dari Rumah Sakit.
"Chaeyoung mau apa nak? Susu? Baiklah, Eomma akan memberikan nya tapi kita ke luar sebentar ya? Eomma akan meminjam uang kepada tetangga untuk membeli beras agar kita berdua sama-sama makan. Chaeyoung bisa kan bertahan sedikit lagi?"bayi kurang ajar itu tertawa dan bertepuk tangan seolah mengerti dan setuju akan ucapan nya.
Menarik nafas dalam-dalam lalu mengusap perutnya sebentar sambil bergumam.
"Aku memang tidak menginginkan kehadiran mu di Dunia ini, tapi tolong jangan menyusahkan ku. Kau boleh berkembang tapi jika di luar rumah bisakah kau bersembunyi? Aku malu mengandung mu."entah sadar atau tidak dengan ucapan nya yang sangat keterlaluan ini, tapi janin yang baru berusia 3 Minggu itu mengikuti kemauan sang ibu karena di mulai dari hari itu janin itu terus bersembunyi ketika mereka berada di luar rumah tak membiarkan orang lain tau bahwa ia ada.
Bersambung
Kecebong Lisa harus sabar ya nak 😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Kasih Ibu [ REVISI ]
Fanfiction"apa kau mau mengandung anak dari suami ku?" "A-apa?" hargai usaha author yang sudah buat cerita ini dengan meninggalkan vote dan juga komentar