Bab- 07

996 124 15
                                    

Praang

Praang

Praang

"Soo-ya hentikan. Apa yang kamu lakukan ha?"marah Hein melihat istrinya mengamuk seperti ini.

"kau masih bertanya apa yang ku lakukan Oppa? "

"Aku seperti ini juga karena mu."teriak Jisoo meluapkan emosi membuat Hein hanya bisa diam dengan rasa bersalah nya.

"Maafkan Aku Sooyaa, aku tidak ada niatan untuk berselingkuh."ucap Hein mencoba meraih tangan Jisoo namun istrinya itu justru menepis nya dengan kasar.

"Jangan menyentuh ku!! Aku tidak sudi di sentuh lagi oleh pria bajingan seperti dirimu JUNG HEIN."

"Sayang--"

"STOP! Aku bilang stop Oppa."

Prang

"Apa kau pikir aku akan baik-baik saja setelah mengetahui suami ku menyetubuhi wanita lain? Tidak Oppa."

"Aku memang memilih Jennie untuk mengandung anak mu tapi melewati medis bukan dengan cara kekerasan seksual seperti yang kau lakukan selama sebulan ini padanya. Aku memang sudah curiga dengan sikap mu yang aneh dan rupanya benar dugaan ku , kau bermain api di belakang ku."

"Sayang tolong dengarkan ini baik-baik."

"Oke aku tau Aku salah karena menghamili Jennie dengan cara memperkosa nya. Tapi aku bisa janji kan kepada mu jika aku hanya menganggap Jennie sebagai mesin pencetak anak bagiku. Aku--"

Plaak

Jisoo menampar pipi Hein bagitu keras. Dengan wajah di penuhi air mata dan tatapan yang begitu terluka Jisoo memandang suaminya dengan begitu kecewa.

"Siapa kau? Suami ku tidak pernah berbicara seperti itu."

"Suami ku memang kejam tapi dia tidak pernah merendahkan drajat seorang wanita."

Hein terdiam tak bisa membela diri.

"Kenapa Oppa hanya diam? Apa kau merasa hebat karena sudah membuat Jennie hamil? Dengan begitu aku akan senang begitu?"

"Apa Oppa tidak memikirkan perasaan ku saat ingin menyetubuhi Jennie?"

"Keluarga besar mu pasti sudah mendengar kabar ini bukan? Ah ! Atau justru mereka lah yang memaksa mu untuk melakukan nya."Jisoo mengusap kasar air matanya dan kembali berujar.

"Sebaiknya kita persiapkan diri karena sebentar lagi mungkin mereka akan datang dan memaksa kita untuk bercerai."



°°°°°°°°°°°°°

"Hiks hiks hiks"isak tangis seorang janda beranak satu di kontrakan nya sedang meratapi nasibnya sendiri.

Harus nya dia membawa bahagia karena sang putri telah sembuh dari sakitnya. tapi justru ia menderita karena tengah mengandung anak dari suami orang lain.

Buk buk buk

Ia pukul-pukul perutnya sendiri janin yang hidup di rahim nya itu segera mati agar ia tidak malu di kemudian hari.

"Mati hiks kau harus mati anak haram , aku tidak ingin mengandung mu."Sang putri yakni Kim Chaeyoung hanya memandang ibunya yang marah-marah dengan wajah polos.

Anak itu akhirnya bisa menghirup udara segar di luar selain oksigen di inkubator yang selama ini ia dapatkan setelah selesai melakukan operasi pada area pernafasan nya satu bulan lalu.

Eoeek oeeekkk

Bayi itu menangis karena merasa lapar dan takut dengan suara amukan sang ibu. Jennie menghapus air matanya dan bergegas menghampiri putri nya.

"Cup cup cup sayang lapar hm? Sebentar ya Eomma buka hmmp"ucap Jennie terhenti ketika merasa mual. Ia berlari ke kamar mandi meninggalkan Chaeyoung yang menangis semakin keras karena tidak mendapat jatah ASI nya.

Huek huek huek

Jennie merasa mual dan yang ia muntah kan hanya cairan bening sama seperti saat ia hamil Chaeyoung dulu. Mata kucing itu menatap tajam ke arah pantulan cermin dan meremas kuat perutnya sendiri.

"Aku tidak akan membiarkan mu lahir ke Dunia ini."ujar nya dengan mata berkobar-kobar penuh dendam dan siasat.

Membersihkan mulutnya dengan kasar, Jennie keluar dari kamar mandi menghampiri Chaeyoung lagi.

"Utututu anak Eomma marah hm karena di tinggal? Maafkan Eomma ne , Eomma tadi merasa mual jadi lupa dengan anak Eomma yang cantik ini."ucap Jennie menggendong Chaeyoung yang tidak berhenti menangis.

Oeeekkk oeeekkk oeeekkk

Anak itu seperti masih merajuk karena di tinggal sendirian. Tapi setelah Jennie memasukan nipel nya kedalam mulut sang putri , anak itu malah melahap nya begitu rakus.

"Minum yang banyak ya sayang , Eomma ingin kamu cepat besar."ujar Jennie membelai kepala Chaeyoung yang di tumbuhi banyak rambut disana.

"Huft.. , Nyonya Jisoo pasti sangat kecewa kepada ku karena aku sedang mengandung anak dari suaminya. Tapi- "belum selesai Jennie berbicara ia merasa mual lagi.

Chaeyoung ia taruh di tempat tidur lalu kembali berlari ke kamar mandi.

Huek huek


"Fuck ! Kau hanya menyusahkan ku anak sialan."

Bersambung

Kasih Ibu [ REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang