💐Part 19 : Abrar & Ola 💐

1.9K 143 0
                                    

Setelah selesai main game, Abrar dan Ola pun memutuskan untuk pergi ke kamar mereka. Ketika sampai, Abrar langsung membuka laptop miliknya. Ia pun langsung mengerjakan pekerjaan yang diberikan oleh ayahnya itu.

Ola yang melihatnya pun merasa kasihan. Pasalnya Abrar belum sempat beristirahat, sepulang kuliah ia langsung bermain game. Dan ia juga memenuhi segala keinginan nya. Dan ketika malam ia harus mengerjakan pekerjaan dari Ayah nya. Belum lagi keuangan cafe yang harus di kerjakan nya.

Ola pun pergi keluar kamar, Abrar pun belum sempat bertanya. Namun karena Ola yang sudah pergi duluan, Abrar memilih fokus kepekerjaannya. Ia sibuk melihat keuangan cafe nya terlebih dahulu. Setelah itu ia melihat laporan yang diberikan oleh Ayahnya.

Laporan yang diberikan Ayahnya sangat banyak. Abrar pun mengacak rambutnya dengan kasar. Ia merasa lelah, dan sebenarnya pekerjaan ini masih bisa dikerjakan oleh dirinya besok. Namun besok Abrar mempunyai keinginan untuk menghabiskan waktunya bersama Ola.

"Semangat!" ucapnya dalam hati. Sementara sedari tadi Ola sudah memperhatikan Abrar, dimulai dari Abrar yang mengacak rambutnya. Ola pun membawa nampan yang berisi teh dan juga makanan ringan. "Kak!" panggil Ola sambil memegang bahunya.

Abrar sempat tersentak kaget, sementara Ola pun langsung tertawa melihat wajah Abrar yang lucu. Untuk beberapa saat Abrar sempat tertegun melihat senyum Ola. Ucapan Ola pun membuatnya tersadar. "Maaf ya, aku mengagetkan kamu" ucap Ola.

Abrar pun terlihat gugup. "Iya tidak apa-apa" jawab Abrar. Ola pun langsung menyimpan nampan yang berisi makanan itu di meja kecil. "Ini aku bawakan kak Abrar teh dan juga cemilan" ucap Ola meletakkan nampan itu.

"Terimakasih Ola" jawab Ola. Setelah itu Abrar pun langsung melanjutkan pekerjaan nya. Ia pikir Ola akan tidur, namun tidak Ola malah duduk di sofa tepat dihadapan Abrar. "Kenapa kamu belum tidur?" tanya Abrar.

"Aku ingin menemani kakak" jawab Ola. Entah kenapa Abrar menjadi senang, dengan kehadiran Ola dihadapannya membuat nya semakin semangat menyelesaikan laporan-laporan ini. Beberapa kali Abrar meregangkan otot tangannya karena merasa pegal.

Berjam-jam Abrar berkutat dengan laporan perusahaan. Hingga tatapan nya jatuh kepada Ola yang saat ini tengah tertidur. Padahal beberapa jam yang lalu Ola yang bilang jika ia ingin menemani Abrar. Bahkan Ola mengambil salah satu novel miliknya untuk mengurangi rasa bosannya. Namun tetap saja matanya sudah tidak dapat dikondisikan lagi, sehingga ia pun tertidur.

Abrar pun tersenyum melihat Ola yang tampak damai dalam tidurnya. Abrar pun dengan segera menyelesaikan tugasnya. Hingga sepuluh menit kemudian ia pun sudah menyelesaikan seluruh laporan ini.

Ia pun menghampiri Ola dan menggendongnya menuju ke kasur. Ketika akan menidurkan Ola, Ola pun sepertinya terusik. Hingga beberapa detik kemudian Ola pun terbangun dari tidurnya. Ola merasa gugup karena saat ini posisi nya dengan Abrar sangat dekat sekali. Mata mereka bertatapan selama beberapa menit.

Hingga Ola yang memutuskan tatapan itu, dengan menoleh ke arah lain. "Maaf ya kak, aku pasti ketiduran" sesal Ola. Abrar pun tersenyum dan menggelengkan kepala. "Tidak apa-apa Ola" jawab Abrar. Setelah itu Abrar memutuskan untuk tidur di sofa. Namun Ola menarik tangan Abrar. "Kakak boleh tidur di kasur, lagi pula badan kakak akan sakit jika tidur di sofa" ucap Ola.

Abrar mematung selama beberapa detik, ia ingin memastikan jika pendengaran nya saat ini tidak salah. Namun Ola pun sudah mulai tidur membelakanginya. Akhirnya dengan gugup Abrar pun tidur di samping Ola. Abrar terus memandangi wajah Ola yang tertidur.

Abrar sempat terkekeh melihat Ola yang sudah pulas tertidur, padahal belum lama ia terbangun. Mungkin saat ini Ola sedang lelah. Perlahan Abrar pun memejamkan matanya, ia berharap momen ini akan terus berulang hingga maut memisahkan mereka. Abrar tidak akan pernah puas menatap wajah wanita yang dicintainya itu.

💐💐💐

Abrar pun mengerjapkan matanya, ketika meraba kasur di sebelahnya, Abrar menggernyitkan dahinya bingung. Seingatnya semalam Ola tertidur dengan nya. Abrar pun menoleh kearah jam di atas nakas.

Jam saat ini menunjukkan pukul 05.00, Abrar mengernyitkan dahinya bingung. Kemana Ola di pagi buta begini. Abrar pun duduk sebentar, setelah itu ia pun pergi mencari keberadaan Ola.

Abrar berjalan perlahan menuruni undakan tangga satu persatu. Hingga kakinya menapak di lantai satu. Abrar mengernyitkan dahinya bingung ketika mendengar suara dentingan peralatan masak yang saling bertemu.

Abrar pun melangkahkan kakinya kearah dapur. Abrar pun menghela nafasnya ketika melihat Ola yang sedang memasak dan memunggungi nya.

"Ola!" panggil Abrar. Hal itu membuat Ola tersentak kaget. Bahkan tanpa sengaja ia menjatuhkan spatula yang saat ini dipegang nya. Abrar pun langsung menghampiri Ola dan membawa spatula itu. "Maaf karena mengangetkan kamu" ucap Abrar yang terlihat menyesal.

Ola pun langsung menggelengkan kepalanya. "Tidak masalah" jawab Ola dengan ringan. Setelah itu tangan Ola pun kembali sibuk dengan bahan masakan di depannya. "Kamu sedang membuat apa?" tanya Abrar.

"Entah kenapa aku sangat ingin memakan cumi sambal hijau, dan udang asam manis" jawab Ola tanpa menoleh ke arah Abrar. Ola pun fokus kepada masakan di depannya. "Boleh aku bantu?" tanya Abrar.

Ketika mendengar pertanyaan dari Abrar, barulah Ola mengalihkan atensinya kepada Abrar. Melihat keseriusan Abrar yang ingin membantunya Ola pun langsung menganggukkan kepalanya. "Tentu saja, lagi pula aku juga ingin sekalian membuatkan menu sarapan" ucap Ola.

Ola dan Abrar pun sibuk memasak bersama, mereka terlihat dekat sekali. Bahkan para koki yang tadinya bertugas membuat sarapan pun, merasa sungkan mengganggu kedua pasangan itu.

Ketika menggoreng ayam, Abrar terlihat takut terciprat minyak. Bahkan Abrar sampai melempar ayam itu. Ola yang melihatnya pun langsung dibuat tertawa. "Kakas salah, jangan masukkan seperti itu. Yang ada kakak malah terkena minyak panas!" ucap Ola. Sementara Abrar pun merasa kikuk ketika mendengar penjelasan dari Ola, ia pun langsung menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

      Ketika Ola akan menggantikan posisi Abrar menggoreng, Ola malah terpleset. Karena adanya tumpahan minyak, Abrar pun dengan segera langsung menangkap tubuh Ola. Keduanya pun saling berpandangan. Ola merasa terpukau dengan wajah Abrar yang tampan. Bahkan mungkin ia baru menyadari jika suaminya itu sangat lah tampan. Keduanya tidak menyadari jika saat ini mereka menjadi pusat perhatian.

Bukan hanya pelayan yang melihat keromantisan keduanya. Tapi keluarga Madhava pun melihat kedekatan keduanya. Hingga suara Gio lebih merusak suasana romantis diantara Abrar dan Ola. "Udah kali pelukannya, ayamnya gosong nanti" ucap Gio.

Setelah Gio mengatakan hal tersebut sontak saja Abrar dan Ola langsung menjauhkan tubuh mereka. Sementara Gio ia langsung ditatap tajam oleh seluruh keluarganya. Dari tatapan matanya, keluarga seolah mengatakan jika ia mengganggu suasana romantis.

"Sudah Ola, biarkan sisanya di kerjakan oleh para pelayan. Lebih baik kalian duduk!" ucap Eros. Ola dan Abrar pun hanya menganggukkan kepalanya. Setelah itu para pelayan pun langsung menyajikan makanan itu diatas meja. Mereka pun akhirnya makan dengan khidmat dan hanya terdengar dentingan sendok yang saling beradu.

💐💐💐
Declairs
Rabu, 23 November 2022
Publish, Selasa 29 November 2022

  

A Different New Life In The Novel(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang