💐Part 29 : Persiapan 💐

1.2K 79 0
                                    

Sehari sebelum acara, Abrar pun memutuskan untuk menutup cafe nya. Toh tutup sehari tidak akan membuat nya menjadi bangkrut.

Kemarin Ola dan Abrar sudah pergi membeli perlengkapan untuk menghias cafe ini. Mereka membeli beberapa balon, dan juga hiasan lainnya yang berwarna biru dan juga merah muda.

Abrar merasa sangat senang , karena Ola memberikan nya ijin untuk ikut berpartisipasi dalam acara ini. Dengan antusias Abrar pun mengikuti keinginan ibu hamil itu. Mereka menghias ruangan tentu saja dengan dibantu oleh para pegawai nya.

Sementara untuk kue nya, Abrar sudah memesannya. Tidak lupa beberapa cupcake dan cokelat yang berwarna Pink dan Biru. Mereka juga tidak lupa memasang sebuah pinata di depan tempat acara.

Semuanya sudah dipersiapkan sedemikian rupa. Bahkan untuk meja dan kursi nya pun sudah di hias serba pink dan biru. Ola hanya sibuk mengarahkan pegawai Abrar, tentang letak beberapa hiasan.

Setelah berkutat berjam-jam akhirnya, mereka pun selesai mempersiapkan semuanya. Ola pun merasa puas dengan hasil karyanya. "Ola lebih baik kamu istirahat dulu. Tidak baik jika kamu kelelahan, dan lebih baik kamu makan terlebih dahulu" ucap Abrar.

Ola pun langsung menganggukkan kepalanya menyetujui. Apa yang di katakan oleh Abrar ada benarnya juga. "Boleh aku makan somay?" tanya Ola dengan penuh harap.

Ola tampak sangat lucu menampilkan raut wajah seperti itu. Abrar pun langsung menganggukkan kepalanya. "Tapi tidak boleh terlalu pedas, dan setelahnya kamu tetap harus makan nasi" ucap Abrar. Ola pun langsung menganggukkan kepalanya dengan cepat.

Abrar pun memesan beberapa masakan lewat online. Sementara untuk somay nya ia membeli nya di dekat kampus. Dan jaraknya pun tidak jauh dari cafe miliknya. Abrar membawakan susu dan juga beberapa camilan untuk Ola.

"Kamu bisa makan ini dulu selagi menunggu" ucap Abrar. Ola pun tersenyum dengan lebarnya mendapatkan perhatian dari Abrar. "Makasih kak!" ucap nya. Abrar pun hanya tersenyum dan mengusap puncak kepala Ola.

Abrar langsung pergi meninggalkan Ola. Ola pun sibuk memakan makanan yang dibuat oleh Abrar. Beberapa saat setelah nya Abrar datang dengan membawa somay pesanan Ola. Tidak lupa ia juga memberikan nya kepada para pegawai nya. Tentu saja pegawai Abrar pun menerimanya dengan senang hati.

Mereka makan bersama, entah kenapa makan Ola terasa cepat sekali. Bahkan dia lah yang menghabiskan somay lebih dulu. Tidak lama ada ojek online yang mengantarkan makanan.

Abrar pergi ke depan, sementara Ola pun langsung mengambil piring somay milik Abrar dan langsung menghabiskan nya. Tidak lama setelahnya Abrar datang dengan membawa makanan. Ia sudah memberikan makanan untuk para pegawai nya.

Dan ketika ia kembali, ia merasa terkejut karena Ola sudah menghabiskan hampir dua porsi somay. "Maaf ya kak, aku ga bisa nahan kalo ada somay" ucap Ola merasa bersalah.

Abrar pun langsung menggelengkan kepalanya merasa tidak masalah. "Tidak apa-apa, ini kamu makan dulu" ucap Abrar sambil memberikan seporsi nasi goreng.

Ola pun langsung berbinar, ia langsung melahap nya dengan antusias. "Pelan-pelan saja" ucap Abrar dengan suara lembutnya. Ia pun mengambil nasi yang berada di sudut bibir Ola. Melihat Abrar yang sangat dekat dengannya, membuat Ola pun terkejut. Bahkan ia sampai tersedak nasi gorengnya.

Abrar langsung memberikan air kepada Ola. "Kakak jangan seperti itu lagi" ucap Ola dengan gugup. Abrar pun merasa bersalah. "Maaf apa kamu tidak merasa nyaman" ucap Abrar merasa bersalah.

Mendengar Abrar yang sangat merasa bersalah, Ola langsung menggelengkan kepalanya. "Bukan seperti itu, aku terkejut dan malu" ucap Ola dengan suara pelan diakhir ucapannya. Namun Abrar masih bisa mendengar nya.

Pipi Ola pun sudah memerah karena merasa salah tingkah. Sementara Abrar pun langsung terkekeh geli melihat tingkah Ola yang tampak imut. Ola pun sibuk memakan makanannya, ia terus saja mengalihkan tatapannya dari Abrar.

Abrar pun ijin untuk pergi menemui para pegawai nya. Ia akan memberikan mereka tugas yang berbeda untuk acara besok. Yang tentu saja sesuai dengan keinginan Ola. Ada pegawai yang berurusan dengan makanan, MC, dan yang menyambut tamu undangan.

Tanpa sadar Abrar membahasnya selama sejam. Ketika melihat jam nya, Abrar dengan segera langsung melangkahkan kakinya menuju ke Ola. Ia pun merasa bersalah karena saat ini Ola sedang tertidur dengan kepala yang bersandar diatas meja.

Ola pasti tidak nyaman tidur dalam posisi seperti itu. Apalagi keadaan nya yang saat ini sedang mengandung. Abrar langsung menggendong tubuh Ola menuju ke mobilnya. Tadi ia sudah berpamitan kepada para pegawai nya.

Abrar pun melajukan mobilnya dengan hati-hati. Ia tidak mungkin membuat celaka Ola dan kedua calon anaknya itu. Tiba di kediaman keluarga Gunandra Abrar langsung membawa Ola menuju ke kamarnya. Tiba di ruang keluarga, ternyata para anggota keluarga nya sedang berkumpul.

"Ola kenapa?" tanya Bunda Dara dengan khawatir. "Bunda tidak perlu khawatir, Ola tidak apa-apa ia hanya tertidur" jawab Abrar. Setelah itu Abrar langsung berpamitan untuk membawa Ola menuju ke kamarnya.

"Kasihan Ola, pasti ia kelelahan karena menyiapkan acara besok" ucap Bunda Dara. Opa Faiz dan Ayah Sean pun langsung menganggukkan kepalanya menyetujui.

"Tapi Opa penasaran dengan jenis kelamin anaknya, Opa berharap jika anaknya laki-laki. Ia akan mewarisi perusahaan keluarga Gunandra" ucap Opa Faiz. Ayah Sean pun menganggukkan kepalanya menyetujui.

Bunda Dara menghela nafas nya lelah. Ia sudah mengerti keinginan mertua dan suaminya itu. Karena yang akan mewarisi perusahaan keluarga Madhava tentu saja anak dari Gio. Sementara untuk perusahaan yang dibangun Ayah Ola pasti akan di wariskan kepada anak dari Austin.

Dan anak dari Abrar lah, yang akan mewarisi seluruh perusahaan milik keluarga Gunandra. "Apapun jenis kelaminnya, kalian harus menerimanya" ucap Bunda Dara memberi nasihat.

"Tentu saja kami akan menerimanya dengan senang hati. Karena mereka merupakan darah keturunan keluarga Gunandra. Tidak masalah mau itu perempuan atau laki-laki " ucap Sean.

Opa Faiz pun menganggukkan kepalanya menyetujui. Namun jika itu laki-laki maka Opa Faiz dan Ayah Sean akan jauh lebih bahagia.

Bunda Dara pun menganggukkan kepalanya. Ternyata kecemasan nya tidak berarti. Ia berpikir jika keduanya tidak akan menerima jika cucu dan cicit mereka seorang perempuan. Namun sepertinya Bunda Dara harus menghilangkan pikiran negatif nya itu.

💐💐💐
Declairs
Selasa, 7 Februari 2023

A Different New Life In The Novel(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang