Keesokan harinya, Ola terbangun dari tidurnya. Ketika mengingat kejadian kemarin ia menjadi senang, karena ia sudah tidak takut untuk bertemu dan bertatap langsung dengan Abrar. Walaupun ia masih takut untuk berkontak langsung dengan pria. Termasuk ayah, kakek, dan sepupu nya.
Bagaimana pun sebelum memasuki tubuh Ola, Adeline adalah perempuan dewasa. Dan ia kesulitan untuk berinteraksi, apalagi di kehidupan sebelumnya ia sama sekali tidak pernah dekat dengan pria manapun. Tentu saja hal itu membuat nya menjadi canggung. Namun ia berusaha untuk mencoba beradaptasi dengan kehidupan nya yang sekarang ini.
Lalu Ola memutuskan untuk membersihkan dirinya, setelah itu ia pun memutuskan untuk pergi sarapan bersama. Ketika sampai disana ia melihat ada Abrar, Gio dan Natalia. Ia pun langsung duduk di samping Abrar sementara di depannya ada Natalia. Abrar pun hanya diam saja, ia tidak menyapa Ola karena ia takut membuat Ola tidak nyaman.
Ketika Ola ingin mengambil roti yang ada di tengah meja, Abrar pun melakukan hal yang sama. Tanpa sengaja tangan Abrar mengenai tangan Ola. Ola dengan spontan langsung menepis tangan Abrar. Tubuhnya pun langsung gemetar karena bersentuhan dengan Abrar. Abrar pun berniat menenangkan Ola dengan mengusap bahunya. Tangannya sudah hampir menyentuh bahu Ola.
Tapi Abrar langsung menurunkan tangannya ketika ia mengingat Ola yang langsung gemetar ketika ia tanpa sengaja menyentuh tangan Ola. "Maaf Ola aku tidak sengaja" ucap Abrar. Ola pun langsung menundukkan kepalanya. Ia mencoba untuk mengontrol rasa takutnya.
Setelah Ola mulai merasa tenang ia langsung berbicara kepada Abrar. "Aku yang seharusnya minta maaf, aku ga tahu reaksi tubuhku akan seperti ini" ucap Ola. Tapi orang disana tahu kondisi Ola. Mereka mengerti tentang trauma yang dialami oleh Ola.
Lalu Natalia pun langsung memberikan kode kepada Abrar untuk berpindah posisi. Abrar sebenarnya merasa keberatan, tapi ia tidak bisa egois. Ola masih belum terlalu nyaman berada di dekatnya. Akhirnya Abrar dan Natalia pun langsung berpindah posisi. Setelah Natalia duduk di samping Ola Natalia langsung menepuk bahu Ola. "Kamu makan yang banyak ya, supaya bayinya sehat" ucap Natalia sambil tersenyum lebar.
"Kamu juga, kan kamu juga sedang mengandung" jawab Ola. Lalu Natalia dan Ola pun langsung tersenyum. Seperti nya Ola dan Natalia mulai nyaman satu sama lain. Pasalnya dulu ketika semasa sekolah di SMA, Ola maupun Natalia tidak dekat. Mereka hanya saling mengenal dan menyapa saja.
Setelah selesai makan, mereka pun berkumpul di ruang tamu. Gio pun langsung menatap Ola, sementara Ola yang ditatap seperti itu oleh Gio pun merasa gugup. "Ada apa?" tanya Ola pelan namun mereka masih bisa mendengar nya. Gio pun menghela nafasnya. "Sebenarnya kakek menyuruh kita pergi ke kediaman utama untuk berkumpul" ucap Gio.
Hening sejenak, hingga Gio pun langsung melanjutkan ucapannya. "Dan kakek menyuruh kamu datang, aku sangat berharap kamu mau ikut" lanjutnya lagi. Sementara Ola yang mendengar nya pun merasa bingung. Ia sadar ia tidak bisa terus menghindar dari keluarga nya.
Abrar, Gio dan Natalia pun menunggu dengan cemas. Mereka sibuk dengan pikirannya masing-masing. "Jadi bagaimana Ola?" tanya Natalia. Ola pun langsung menganggukkan kepalanya. "Aku mau" jawab Ola. Ketiganya pun langsung merasa senang ketika mendengar jawaban dari Ola.
Menurut mereka ini adalah suatu kemajuan, apalagi dulu Ola sangat malu bertemu dengan ayah dan kakeknya setelah kejadian itu. Ia hanya merasa nyaman di dekat mamah nya saja. Bahkan dengan Austin kakaknya saja ia merasa takut. Austin pun sedih, ia pun secara diam-diam selalu menemui Ola ketika Ola sudah tertidur. Hanya saja setelah menikah dengan Abrar, Austin tidak lagi melakukan itu.
Mereka berempat pun langsung melangkahkan kakinya ke kediaman utama. Abrar dan Gio di depan, sementara dibelakang ada Ola dan Natalia. Ketika memasuki kediaman utama Ola merasa gugup. Ia pun langsung menggenggam erat tangan Natalia.
Ketika sampai diruang keluarga yang berada di kediaman utama ia bisa melihat ada kedua orangtuanya, kedua orang tua Gio, kakaknya dan juga kakeknya. Bagaimana ia bisa tahu, ia tahu karena ingatan Ola yang asli. Dan dari ciri fisik yang di sebutkan di dalam novel.
Kegugupan Ola pun langsung bertambah ketika semua orang yang ada disana langsung menatap kearahnya. Sebenarnya seluruh keluarga Ola, sangat ingin memeluk Ola. Bagaimana Ola adalah putri satu-satunya di keluarga Madhava. Tentu saja ia mendapatkan perlakuan yang spesial dan sangat di jaga.
Risa yang mengetahui kegugupan Ola pun langsung menuntun Ola untuk duduk. "Ayo duduk, kamu juga Natalia. Jangan sampai kalian kelelahan" ucap Risa. Setelah Ola duduk, Eros pun langsung bertanya. "Bagaimana kondisi kamu?" tanya Eros. "Aku baik Opa" jawab Ola yang masih menundukkan kepalanya.
"Apakah kamu tidak mau menatap Daddy Ola, apakah kamu membenci Daddy?" tanya Alex lirih. Ia merasa sedih dan merasa jauh dengan putrinya sendiri saat ini. Ola yang mendengar pertanyaan dari Daddy pun langsung menggelengkan kepalanya. Ia langsung menatap Daddy nya. "Mana mungkin Ola membenci Daddy, Ola hanya merasa malu dan jijik dengan diri Ola setelah kejadian itu" ucap Ola yang langsung kembali menundukkan kepalanya.
Ucapan Ola membuat mereka merasa sedih. Apalagi Abrar ia merasa sangat bersalah dengan yang saat ini menimpa Ola. Karena ini juga merupakan kesalahannya. "Ola kamu tidak perlu merasa seperti itu, kami tidak pernah menganggap mu seperti itu. Dengan atau tidak ada kejadian itu kamu tetap putri kesayangannya Daddy" ucap Alex.
Ola pun langsung menatap Alex, ia ingin melihat kebenaran dari mata Alex. Ia tidak merasakan pandangan jijik yang dilayangkan Alex kepadanya. Tapi ia melihat tatapan penuh kasih sayang dari Alex. Hal itu membuat hati Ola merasa bahagia. Lalu Alex pun langsung menghampiri Ola, ia berniat memeluk Ola. Namun ia langsung mengurungkan nya. Karena ia pernah ingin memeluk Ola, namun Ola histeris ketika bersentuhan dengannya.
Alex pun langsung duduk kembali, Ola yang tahu pun langsung meyakinkan dirinya. Ia langsung berdiri dan menghampiri Alex. Alex merasa bingung ketika melihat Ola mendekat. Namun ia merasa sangat senang sekali ketika merasakan pelukan dari Ola. "Makasih Daddy, Daddy merupakan Daddy terbaik menurut Ola. Ola sangat sayang Daddy" ucap Ola.
Ucapan Ola seakan menghapus seluruh kesedihan nya ketika beberapa bulan Ola menjauhinya. Tanpa sadar matanya pun langsung berkaca-kaca, ia merasa sangat senang sekali. "Daddy juga sangat menyayangi Ola" ucap Alex. Seluruh keluarga yang ada di sana pun langsung merasa senang melihatnya.
Mereka senang Ola yang mulai berubah dan tidak lagi merasa trauma terhadap ayahnya sendiri. Bukankah suatu kemajuan karena Ola mau bertemu dengan mereka. Bahkan Ola juga mau memeluk ayahnya. Terutama Risa ia yang paling merasa senang. Ketika putrinya perlahan mulai melupakan traumanya.
Risa jugalah yang paling merasa sedih, ketika mendengar hal yang menimpa Ola. Tapi sekarang kesedihan perlahan sirna, ketika melihat kondisi Ola yang mulai membaik.
💐💐💐
Declairs
Rabu, 15 Juni 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
A Different New Life In The Novel(END)
FantasiKehidupan Adeline berubah, ketika ia masuk kedalam tubuh Tarisha Ola Madhava. Ia memasuki raga Ola, seorang pemeran figuran dalam novel yang dibaca nya belum lama ini. Ia masuk dibagian akhir Novel, dimana Ola harus mengandung anak teman kakaknya. D...