Sudah dua hari, namun Abrar masih tidak mengijinkan nya untuk memasak. Padahal Ola merasa jika saat ini kakinya sudah baik-baik saja. Ia sudah tidak merasakan sakit. Hanya saja terkadang jika menginjak benda akan terasa ngilu.
Karena sudah merasa bosan, Ola memutuskan untuk pergi memasak. Terserah jika nanti Abrar akan memarahinya. Ola pun melempar asal handphone nya ke atas kasur.
Ia pun langsung pergi ke dapur, ia melihat kearah kulkas. Ola pun memutuskan untuk memasak ikan gurame, tidak lupa sayur kangkung dan perkedel.
Ia mulai menyiapkan bahan-bahan yang ada. Pertama ia akan membumbui ikan nya sebelum di goreng, ia juga memotong sayur kangkung dan menyimpan nya. Mengupas kulit kentang dan lainnya.
Ola terlihat sudah mulai terbiasa memasak. Sangat berbeda di awal-awal, ia bahkan sampai membuat dapur menjadi kapal pecah. Bahkan Mama Risa dan Bunda Dara pun dibuat geleng-geleng kepala melihat tingkah Ola.
Tentu saja sekarang ia tidak seperti itu, ia sudah mulai terbiasa memasak. Namun ketika akan memasukan ikan kedalam wajan tanpa sengaja, minyak nya terkena tangan.
Dan entah datang dari mana, tiba-tiba Abrar melihat tangannya yang terkena minyak. "Dasar nakal, aku kan sudah melarang kamu memasak dulu!" gerutu Abrar.
Setelah itu Abrar pun langsung pergi dan mengambil salep. Abrar menggenggam tangan Ola dan mengoleskan salep itu ditangan Ola. "Lihat kamu jadi luka gini " ucap Abrar.
Sementara Ola sudah tidak bisa menahan lagi senyumnya. Senyum indah terbit di bibirnya. Bagaimana tidak ia tersentuh, jika Abrar memperlakukan nya dengan lembut seperti ini. Abrar bahkan tidak pernah memarahi atau memakinya.
Bahkan Ola pun tidak dapat mendengar ucapan Abrar, karena ia sibuk meredakan detak jantung yang berdebar kencang. "Ola kamu dengar kan" ucap Abrar selanjutnya sambil menyentuh bahu Ola.
Ola yang belum tersadar sepenuhnya, pun hanya menganggukkan kepalanya. Namun Ola tampak bingung ketika melihat Abrar yang tiba-tiba memakai apron. "Kakak mau ngapain?" tanya Ola bingung.
"Aku kan tadi sudah bilang, jika aku akan menggantikan kamu memasak " jawab Abrar. Ola pun membelalakkan matanya, ia tidak percaya dengan apa yang Abrar ucapkan.
Memang masakan Abrar tidak buruk, namun untuk memasak makanan seperti ini tentu saja Abrar belum pernah melakukannya. "Kakak yakin?" tanya Ola yang tampak tidak percaya.
"Iya kakak yakin, kenapa kamu tidak percaya kakak bisa memasak?" tanya Abrar. Tatapan Ola terhadap itu sangat beda, ia tampak tidak mempercayai dirinya. "Iya sebenarnya aku kurang yakin " jawab Ola dengan jujur.
Abrar pun mendesah kecewa, ia pikir Ola akan menyemangati dirinya. Abrar pun langsung menghampiri Ola, dan mendudukkan Ola di kursi pantry. "Kamu duduk di sini!" ucap Abrar.
Sementara Ola pun terkekeh geli melihat tingkah Abrar yang seperti itu. Abrar pun mulai melanjutkan Ola memasak. Namun Abrar terlihat kebingungan ingin melakukan apa terlebih dahulu. Bahkan saking bingungnya Abrar sampai menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.
Hal itu membuat Ola tertawa, terbahak-bahak. "Kakak gimana sih, malah diam " ucap Ola. Abrar pun langsung membalikkan tubuhnya menghadap Ola. Ia tampak terlihat canggung. "Bisakah kamu memberitahu apa yang harus di lakukan terlebih dahulu?" ucap nya canggung.
"Tentu" jawab Ola. Abrar pun mengikuti apa yang Ola ucapkan. Dari menggoreng ikan, membuat perkedel dan menumis kangkung. Ola pun sampai dibuat kagum, karena Abrar terlihat seperti orang yang sudah biasa melakukan ini.
"Jangan-jangan kakak bohong ya, kalo kakak bilang ga bisa masak. Kakak terlihat jago memasak" komentar Ola kepada Abrar. Abrar pun terkekeh mendengar ucapan Ola. "Tidak aku memang tidak pandai memasak. Ini kan berkat bantuan kamu yang mengarahkan" jawab Abrar.
Entahlah jawaban dari Abrar, entah benar atau bohong. Yang pasti saat ini Ola sedang lapar, ia sudah tidak sabar untuk segera memakan masakan buatan Abrar yang terlihat menggugah selera dimatanya.
Tanpa sepengetahuan kedua nya, jika sedari tadi Mama Risa dan Papa Alex sedang memperhatikan keduanya. "Mas lihat kan, mereka berdua terlihat bahagia. Kita sebagai orang tua harusnya bijak, tidak boleh mencampuri urusan rumah tangga mereka. Kita hanya bisa memberi nasihat" ucap Mama Risa dengan lemah lembut.
"Mungkin Abrar juga tidak ingin kejadian kemarin menimpa Ola. Kita bisa melihat sendiri bagaimana sikapnya kepada. Abrar sangat menyayangi Ola, dan mencintai nya" lanjut Mama Risa.
Papa Alex pun langsung menganggukkan kepalanya. Ia membernarkan apa yang diucapkan oleh istri nya itu. Lalu ia pun langsung merangkul bahu Mama Risa. "Sudah lebih baik kita pergi dari sini. Daripada kita terus ada di sini dan merusak suasana romantis keduanya" ucap Papa Alex.
Keduanya pun langsung pergi, dari sana. Mereka tidak ingin mengganggu keromantisan pasangan muda mudi itu.
💐💐💐
Saat ini Ola sedang sibuk menyirami tanaman yang berada di halaman depan mansion. Memang di taman ini banyak ditumbuhi oleh bunga hias milik Mama Risa. Ia sendiri di rumah bersama para pelayan dan pengawal.
Ayahnya sedang pergi ke kantor bersama Mama Risa. Opa nya sedang perjalanan bisnis, Austin dan Abrar tentu saja mereka sedang pergi kuliah.
Untuk Gio dan juga Natalia mereka memutuskan untuk mandiri. Mereka tinggal di rumah mereka sendiri.
Tiba-tiba ada pengawal yang datang menghampiri nya. "Maaf nona, tapi saya hanya ingin memberikan paket ini. Tadi ada yang mengantar nya" ucap pengawal yang bertugas menjaga gerbang depan.
Ola pun menggernyitkan dahinya bingung, ia merasa tidak pernah memesan apapun. Bahkan Ola dibuat kebingungan ketika tidak nama nama orang yang mengirim barang nya.
Namun meski begitu Ola tetap menerimanya paket itu. "Terimakasih pak" ucap Ola. "Iya sama-sama Non" jawab nya. Setelah itu pengawal itu pun langsung pergi dari sana.
Sementara Ola memilih membawa paketnya kedalam kamarnya. Sampai di kamar Ola tidak langsung membuka paketnya. Ia memilih untuk mandi terlebih dahulu.
Baru ketika ia sudah selesai mandi, Ola pun langsung menatap paket yang tadi di simpan nya di atas meja rias. "Dari siapa ya?" monolog Ola.
Ola pun membuka kotak itu, dan betapa terkejutnya Ola ketika melihat isi kotak itu. Ternyata didalam nya ada sebuah foto Abrar yang sangat mesra dengan wanita lain.
Ola pun merasa pernah melihat orang ini. "Ah bukannya ini orang yang mengantar kan bekal makanan untuk Abrar" monolog nya. Tiba-tiba pintu kamar nya terbuka, ternyata Austin.
Karena terkejut Ola sampai menjatuhkan kotak yang tadi sedang di pegangnya. Austin pun merasa bersalah karena sudah mengagetkan Ola. Ia menghampiri Ola dan membantu Ola membereskan kotak itu. Namun ia dibuat terkejut ketika melihat foto mesra Abrar. "Brengsek!!" ucap Austin.
Setelah itu Austin langsung pergi dengan amarah yang memuncak. Ola pun menghela nafasnya, Austin pasti akan menghampiri Abrar. Akhirnya Ola memutuskan untuk menyusul sang kakak
💐💐💐
Declairs
Minggu, 6 Agustus 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
A Different New Life In The Novel(END)
FantasíaKehidupan Adeline berubah, ketika ia masuk kedalam tubuh Tarisha Ola Madhava. Ia memasuki raga Ola, seorang pemeran figuran dalam novel yang dibaca nya belum lama ini. Ia masuk dibagian akhir Novel, dimana Ola harus mengandung anak teman kakaknya. D...