Bab 01 : Waterlily

146 13 2
                                        

"Datanglah padaku, Noona"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Datanglah padaku, Noona"

🪷🪷🪷

Selalu saja seperti ini. Entah sudah untuk yang keberapa kalinya Yun Aera menghembuskan nafas beratnya sambil sesekali menggoyang-goyangkan gelas yang berisikan martini dan melirik beberapa badan yang meliuk-liukkan dirinya mengikuti dentuman musik keras yang cukup memekakkan telinga . Besuk pagi ada jadwal pemotretan dengan salah satu brand majalah, tapi yang dilakukannya malam ini malah mendatangi sebuah club malam tanpa berpikir panjang tentang apakah besuk wajahnya tertangkap kamera wartawan yang mendapati dirinya mengunjungi club malam sendirian seperti yang sudah-sudah

Ponsel yang berada tak jauh dari jangkauannya beberapa kali menyala dan bergetar hebat menunjukkan adanya panggilan masuk dari manajernya yang tidak ia hiraukan sejak dua jam yang lalu. Yang ia tunggu adalah notifikasi panggilan dari suami nya , sudah empat hari ini lelaki itu tidak menjawab ataupun mengangkat panggilan darinya. Biasanya tidak pernah seperti ini

"Sialan. Kenapa rasanya sesak sekali." Gerutu gadis itu sambil sesekali menepuk-nepuk pelan dadanya. Ia ingin menangis saja rasanya, tapi air matanya serasa enggan untuk keluar . Terlihat sangat kacau

Yun Aera sebenarnya memiliki toleransi tinggi terhadap alkohol . Tapi untuk yang kali ini, entah sudah berapa banyak yang ia minum; matanya terasa sangat berat dan telinganya sudah sesekali berdenging keras . Perlahan gadis itu mulai menenggelamkan kepalanya pada tumpukan tangan diatas meja bertender, berharap dapat meredakan sedikit rasa pusing yang menekan kepalanya dan segera beranjak pulang

"Aku menemukanmu lagi, Waterlily. " sayup-sayup ia mendenger suara itu tepat disamping telinganya sebelum ia kehilangan kesadarannya

🪷🪷🪷

Yun Aera terbangun dengan posisi tengkurap diiringi makian yang terdengar dari bibir tipisnya. Alarm pagi nya kali ini adalah dering ponsel nyaring dari manajernya yang berbunyi bahkan setiap dua menit. Dengan sedikit terhuyung, gadis itu memposisikan dirinya untuk terduduk menyandar pada kepala ranjang dan meraih ponsel diatas nakas

"Ya Tuhan akhirnya. Dimana saja kau perempuan sundal?!"

Yun Aera mendesis sebal saat teriakan itu terdengar bahkan saat sebelum gadis itu berhasil mengumpulkan kesadarannya

"Apa maksudmu, Gun Bomi? Tentu saja aku dirumah." Balas Yun Aera malas

"Rumah? Rumah yang mana, sialan?! Aku bahkan sudah ada ditempat yang kau panggil rumah itu sejak semalam."

Yun Aera tersentak. Matanya mengerjap beberapa kali sambil memperhatikan sekelilingnya. Benar, saja. Ini bukan kamarnya

Matanya terpejam kuat sambil mengingat-ingat kembali apa yang terjadi semalam. Minum di club . Sendirian, dan — "Oh, Shit!" pekik Yun Aera dalam dalam saat menyadari pakaian yang ia kenakan ini bukan lah jaket kulit hitam dan kaos putih yang ia pakai semalam

"Apa? Sekarang bahkan kau mengumpatiku? Benar-benar sialan." Balas sang manajer diseberang sana

Yun Aera panik bukan main. Apa yang sudah dilakukannya semalam? Siapa yang membawanya kemari? Dan dimana baju bajunya? Sialan. Memikirkan itu membuat isi kepala gadis itu berkedut

"Dengar ya, nona model. Pemotretan mu itu satu setengah jam dari sekarang. Pulang cepat, atau ku bakar rumahmu" ancam Gun Bomi sekali lagi sebelum benar-benar mematikan sambungan telepon nya

Tangan gadis itu meraba-raba area tubuhnya. Menarik sedikit kerah kemeja kebesaran berwarna putih yang entah sejak kapan ia kenakan. Nafas lega terhembus dari bibirnya. Lega rasanya, mendapati pakaian dalamnya masi lengkap dan tidak terdapat tanda-tanda apa pun pada tubuhnya. Ya, setidaknya untuk yang terlihat mata

Tanpa memikirkan apa yang sudah terjadi lebih lama, gadis itu segera menyambar ponsel dan tasnya kemudian bergegas pergi. Tentu saja ia harus segera sampai dirumahnya sebelum jam makan siang, atau jika tidak rumah kesayangannya itu akan segera menjadi abu ditangan sahabat sekaligus manajernya

🪷🪷🪷

"Untuk minggu depan, tolong kosongkan dulu jadwalku ya, Rasanya aku ingin istirahat sedikit lebih lama." Rengek Yun Aera sambil merapikan sedikit anak rambutnya yang berantakan sambil melirik sang manajer disampingnya

"Kosongkan kepalamu itu! Minggu depan kau ada project baru dibidang fashion bersama Maheswara Group. Tidak bisa seenaknya" gertak sang manajer gemas

Yun Aera berdecak sebal. "Minggu depan Taehyung mengadakan pameran di Dubai. Aku ingin sekali berada disana, setidaknya sekali" gumam gadis itu sambil menatap kaca rias dihadapannya

"Jangan memaksakan dirimu, Yura. Taehyung pasti mengerti. Setidaknya sampai rasa takutmu itu sudah teratasi" balas Bomi. Tangannya meraih satu botol air mineral , membukanya dan menyodorkan itu pada sang model. Bomi tahu betul, Yun Aera harus banyak minum air putih sebelum melalukan pekerjaannya

"Kau minum berapa banyak, wanita sialan? Wajahmu terlihat kacau sekali" maki Bomi tak henti-henti nya , apalagi setelah mendengar bahwa gadis itu sampai tak bisa pulang dan memilih untuk tertidur didalam mobilnya sendiri yang masih ter-parkir dalam bassement club malam yang ia datangi semalam

Tentu saja ia berbohong. Sebenarnya ingin berkata jujur, tapi bagaimana mau jujur, jika ia sendiri tidak yakin dengan apa yang terjadi semalam

"Tidak banyak, Bomi. Aku hanya kelelahan saja."

"Omong kosong. Diam sajalah kau, atau ku lempar kau dari sini, kita berada di gedung lantai tujuh belas kalau kau lupa." Maki Bomi lagi dan lagi yang berhasil mengundang gelak tawa Yun Aera

Tawanya berangsur mereda saat mendapati ponsel miliknya berdering menampilkan satu notifikasi pesan dari nomor yang tidak dikenal

Keningnya mengerut samar. Nafasnya seakan tercekat sesaat setelah membaca isi pesan dari nomor tersebut

"Kenapa pergi pagi-pagi sekali, Noona? Tidak ingin mengucapkan terimakasih dulu pada pria yang menolongmu semalam? Setidaknya satu kecupan perpisahan? Bibirmu itu manis sekali . Aku jadi ingin mencobanya lagi"



_______________

Bab 01 selesai. Aku masih belajar guys, huhu. Dan sepertinya konflik yang aku buat di cerita ini bakal berat karena mengusung tema "Life after marriage" yang mana aku belum sampai tahap sana. Jadi aku bakal sering sering cari referensi buat cerita aku

Kenapa judulnya "Maheswara" ? Because, Maheswara sendiri artinya Dewa Pelindung. Pas dengan seseorang di cerita ini . Ini baru awal. Dan untuk satu minggu ini ku usahakan update 3 Bab biar kalian ngga terlalu bingung sama alurnya

Mohon Vote dan Komennya ya amydeull💜💜💜

Maheswara [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang