⚠️ MATURE CONTENT
"Pulanglah padaku, Noona. Tidak masalah jika harus jadi yang kedua; karena sejak aku memutuskan untuk mencintaimu, itu artinya aku harus menjadikan mu milikku" Ucap pria yang memiliki usia dua tahun lebih muda itu malah membuat...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Lain kali gunakan blazer . Pundakmu terlalu indah untuk dilihat orang lain" gumam pria itu dengan sedikit nada perintah, namun malah membuat Aera memutar bola mata ketika mendengarnya
"Jangan lakukan itu juga dihadapanku, Noona" sahut pria itu lagi. Aera mendelik tajam. "Melakukan apa maksudmu, Tuan asing yang tidak sopan?!" sungut Aera
"Memutar bola matamu. Jangan lakukan itu" titah pria itu bersamaan dengan pintu lift yang kembali berdenting satu kali, setelahnya beberapa orang yang tadi memasuki lift secara berbarengan juga mulai berhamburan keluar
Pria itu menegakkan badannya pada posisi semula, merapikan jasnya sebentar dan Aera bisa melihat pria itu memainkan lidahnya pada area tindik yang baru ia sadari jika benda itu berada di sudut bawah bibir pria itu. Sangat pas sekali. Titik piercing yang indah
Ponsel Aera berdenting hebat . Gadis itu terlihat mendesahkan nafas berat sebelum menggeser icon panggilan berwarna hijau ke kanan dan menempelkan benda pipih itu ke sisi kanan telinganya
"Ini 'kan yang kau mau, wanita sundal?! Rasa-rasanya aku ingin mencakar wajahmu saja jika tidak mengingat kalau wajahmu itu adalah asetku dalam mata pencaharianku" maki seseorang dari seberang sana
"Aku sudah sampai. Menuju ke meeting room, masih ada disana 'kan?" Aera membenarkan letak tas slempangnya sebelum melangkah keluar meninggalkan lift dan juga pria asing itu disana . Pergi begitu saja tanpa mengatakan apapun, bahkan melirik pun tidak. Namun sebaliknya, setiap langkah Aera bahkan tidak luput dari pengawasan pria itu setidaknya sampai tubuh Aera menghilang dibalik tikungan koridor
"Menurutmu, untuk apa aku masih didalam sana jika pertemuan saja dibatalkan karena dirimu yang seenaknya?" Maki si lawan bicara yang masih terdengar sangat menggebu-gebu diseberang sana
"Lalu? Tidak jadi tanda tangan kontrak?"
"Sir Jeon ingin kau sendiri juga hadir dalam pertemuan, baru ia akan menyerahkan surat kontrak itu. Ia minta di re-schedule saja, agar bisa bertemu denganmu"
Aera memijit pangkal hidungnya. Kacau sekali hari ini "sampaikan permintaan maafku padanya, kalau begitu" ujar Aera sebelum memutuskan sambungan telepon nya
Baiklah, hari ini cukup sampai disini saja kekacauan yang ia buat. Jangan lagi. Setelah ini Aera ingin segera pulang ke rumah, berendam dengan air hangat dan tidur cepat. Badannya terasa sangat lelah, pulang pergi lintas negara dalam kurun waktu tidak lebih dari 3 hari benar-benar sangat mengganggu kondisi fisiknya
🪷🪷🪷
Aera bersenandung kecil sembari memasangkan sebuah anting pada daun telinganya sendiri. Sekali lagi ia mematut wajahnya didepan cermin dan membenarkan tatanan rambutnya untuk kemudian kembali tersenyum memandang pantulan wajahnya sendiri