⚠️ MATURE CONTENT
"Pulanglah padaku, Noona. Tidak masalah jika harus jadi yang kedua; karena sejak aku memutuskan untuk mencintaimu, itu artinya aku harus menjadikan mu milikku" Ucap pria yang memiliki usia dua tahun lebih muda itu malah membuat...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
- Yun Aera POV -
Tidak ada yang lebih menyebalkan dari sebuah cahaya matahari pagi yang menusuk menembus melalui jendela kaca, keberadaan sebuah gorden putih pun tak mampu menghalangi biasan cahayanya itu untuk tidak sampai pada mataku yang masih terlelap. Ah, aku benci matahari pagi
Mataku mulai mengerjap dan menyesuaikan pendar cahaya di sekelilingku. Menelisik setiap ornamen-ornamen yang ada diruangan ini, ini bukan kamarku. Sialnya kejadian semalam bukan mimpi, Aera. Kau membiarkan Jungkook mengambilnya
Jungkook masih terlelap, tangannya tak lepas dari lingkaran pinggangku sejak semalam setelah ia selesai membersihkan tubuhku dan kemudian ikut tertidur disampingku. Bahkan tubuhku sudah kembali mengenakan kemeja putih lengan panjang miliknya, aku memutar posisi tubuhku yang semula terbaring membelakangi Jungkook; dengan posisi yang saling berhadapan ini aku dapat melihat wajahnya yang terlelap
Apa tertidur tanpa mengenakan atasan adalah salah satu kebiasaan miliknya? Batinku bertanya-tanya sesaat setelah aku menyadari pria disampingku ini hanya mengenakan celana tidur satin panjang berwarna hitam legam
"Kau seharusnya tidak hadir, Koo" gumamku sepelan mungkin agar tidak mengganggu tidurnya
Tanganku bergerak merapikan beberapa helaian rambut yang menutupi wajahnya. Baru aku akan tenggelam dalam pikiranku sendiri, aku terkejut mendapati tangannya yang menarik tanganku dari kepalanya kemudian mengecupnya lembut dengan matanya yang masih tertutup
"Apa tidurmu nyenyak, Noona?" Tanya Jungkook dengan suara serak khas bangun tidur
"Hmm" aku hanya berdeham singkat membalasnya
"Aku harus pulang, Jeon"
Mendengar perkataanku yang ini, Jungkook malah semakin mengeratkan pelukannya pada pinggangku. Wajahnya mendusal pada ceruk leherku , bisa kurasakan ujung hidungnya bergerak-gerak lembut disana yang malah membuat afeksi tubuhku membuncah
"Tinggal lah disini lebih lama, Noona"
Baru aku hendak membalas perkataan Jungkook, ponsel pria itu yang berada diatas nakas berdenting hebat. Jungkook seakan tidak terlihat peduli dan masih asik mendusalkan wajahnya di area leherku
"Angkat dulu" aku sedikit mendorong dadanya agar memberikan jarak diantara kami berdua
Jungkook mengalah. Pria itu melonggarkan sedikit pelukannya pada pinggangku dan meraih ponsel yang tak jauh darinya itu. Hanya melihat nama yang menghubunginya sebentar sebelum akhirnya mematikan ponselnya dan meletakkannya kembali ke atas nakas
"Apa yang kau pikirkan, Noona?" Pertanyaan itu lagi-lagi menarikku dari dalam sebuah pikiran yang kubuat sendiri
Posisi kami sudah berubah, entah sejak kapan aku sudah terduduk diatas perutnya dengan posisi Jungkook yang sudah menyandarkan punggungnya dikepala ranjang