DUA BELAS-BERSIKAP DINGIN

2 3 0
                                    

••Kamu adalah ceritaku yang sudah selesai namun tak pernah habis aku ceritakan••

Kenapa setiap kejadian menyedihkan selalu berkaitan akan hujan?

Kenapa alam semesta selalu mencoba membuat Lia gagal move on? Lia tidak menyukai hal ini.

Suasana canggung terus berlangsung antara Lia dan Zachary tanpa ada yang berminat membuka obrolan. Dulu, walaupun dibawah gemuruh suara hujan mereka selalu menemukan cara untuk tertawa. Namun, sekarang seolah tidak ada lagi yang tersisa di antara mereka layaknya orang asing.

Lia menengadahkan tangan ke langit yang segera tetesan air hujan membasahi tangannya.

"Sepertinya akan semakin lebat," Lia bergumam. Ponselnya tiba-tiba bergetar menandakan pesan yang masuk dan pesan tersebut dari Aiden.

Aiden
Lo masih di perpus?

Liana Xaviera
Iyaa😭
Hujannya deras banget:(

Aiden
Mau gue jemput?

Tawaran Aiden sungguh menarik tetapi Lia merasa tidak enak merepotkan Aiden.

Liana Xaviera
Nggak usah deh😅

Aiden
Tunggu
Gue kesana sekarang

Lia tercengang. Lia segera nge-spam Aiden agar tidak usah menjemputnya, bahkan Lia menelepon cowok itu berkali-kali tetapi seolah sudah menduga Lia akan menolak tawarannya Aiden tidak mengangkat maupun membalas pesan Lia.

Lia buru-buru memasukkan handphone miliknya ke dalam tas. Lia ingin menerjang hujan untuk pergi menuju trotoar supaya bisa menunggu Aiden namun sebuah suara mengurungkan niatnya.

"Kenapa lo menolak gue?"

Lia menoleh ke sumber suara dan si sumber suara sedang menatap lekat Lia. Di benak Lia muncul tanda tanya karena dia tidak mengerti apa yang dibicarakan Zachary.

"Kenapa lo nggak datang hari 'itu' ke rooftop dan mengatakannya langsung?" Zachary kembali melanjutkan seolah menuntut penjelasan dari Lia.

"Aku tidak mengerti maksudmu." kata Lia.

Zachary berjalan mendekati Lia. "Lo nggak baca surat yang gue letakkin di meja lo?"

Lia memiringkan kepala. "Surat?"

"Jangan bilang lo tidak tau!" Zachary mencengkeram lengan Lia. Lia meringis sakit.

"Aku tidak pernah menerima surat dari kamu pada hari 'itu' dan aku tidak pernah menolakmu." Lia menjawab tegas.

Jawaban Lia menguncang tubuh Zachary. Jika Lia tidak pernah menemukan surat tersebut di dalam laci mejanya lalu siapa yang mengambil surat tersebut? Entah kenapa satu nama terbesit di dalam pikiran Zachary. Natasha.

Hari 'itu' setelah pulang sekolah, dia menemui Zachary dan berkata bahwa Lia meminta tolong padanya untuk memberikan kepada Zachary surat penolakan. Zachary seharusnya lebih cepat menyadari hal itu. Seharusnya dia berpikir, hubungan Lia dan Natasha tidak baik jadi Lia pasti tidak akan meminta bantuan Natasha. Tetapi rasa kecewa yang dia hadapi karena Lia tidak kunjung tiba membuat Zachary terkena tipu daya Natasha.

"Hahaha..." Zachary tertawa keras sehingga membuat Lia terkejut. Zachary seperti orang kerasukan sesuatu.

Zachary melepaskan tangannya dari lengan Lia lalu menutup wajahnya sendiri dan berjongkok saking lemasnya.

"Gue benar-benar payah... gue pengecut... gue seharusnya nggak pernah percaya..." Zachary menyalahkan dirinya sendiri.

"Za..." Lia memanggil lirih.

"Nggak, jangan liat gue. Gue nggak mau lo melihat cowok sampah kayak gue," Zachary menyembunyikan wajah dibalik telapak tangan.

"Gue benar-benar minta maaf, Lia. Gue cowok terburuk karna telah menyakiti cewek sebaik lo." Zachary mulai menjelaskan apa yang terjadi pada hari itu. Hari ketika Zachary akan menembak Lia dengan memberikan sebuah kejutan berupa tantangan mencari harta karun dan begitu Lia menyelesaikan permainan tersebut, Zachary akan menyatakan perasaannya kepada Lia di rooftop.

Itu pasti akan menjadi hari terindah dalam hidupnya namun hari terindah itu tidak pernah terjadi. Jika seandainya Lia bisa memutarbalikkan waktu, mungkin dia bisa mencegah kesalahpahaman ini dan hubungannya dengan Zachary masih seperti dulu. Kini, hanya tersisa 'seandainya'.

Lia begitu tidak tega melihat Zachary yang terlihat tidak berdaya di hadapannya namun dia tidak yakin hubungannya dengan Zachary akan membaik setelah ini. Apakah mereka akan bisa berteman seperti dulu lagi? Lia tidak mengetahui hal itu.

Lia melihat di seberang jalan seseorang memarkirkan motornya di tepi jalan. Orang tersebut mengenakan jas hujan tebal namun Lia dapat mengenali orang tersebut. Dia Aiden. Lia tidak menyangka Aiden benar-benar akan menjemputnya.

"Tidak bisakah kita berteman seperti dulu lagi?" Zachary bertanya.

Lia terdiam mendengarnya.

"Tentu, kita bisa berteman namun tidak akan seperti dulu lagi, Zachary. Dulu kita memang akrab dan asyik tapi sekarang itu tidak mungkin."

Zachary melihat Lia berlari menerjang hujan menemui orang yang mengenakan jas hujan itu. Orang tersebut mengajak Lia untuk berteduh dulu di teras ruko-ruko yang tutup. Zachary juga melihat orang itu memberikan Lia handuk kering bahkan membantu Lia mengeringkan rambutnya yang basah.

Orang itu benar-benar peduli kepada Lia. Zachary berharap seandainya orang itu adalah dia. Zachary tidak sanggup melihat Lia pergi namun begitu melihat kedekatan Lia dengan orang itu, Zachary menyadari dia sudah terlambat.

Kita selesai tanpa pernah memulai.

❄❄❄

ZaLia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang