Acha dan Azka tengah asik menonton televisi. Duduk bersebelahan di atas sofa membuat mereka begitu nyaman berlama lama di dalam kamar. Bahkan beberapa camilan telah mereka habiskan tanpa sadar.
Mereka berdua menonton drama Korea atas keinginan Acha. Sedangkan Azka hanya menikmati saja apa yang ditayangkan di layar televisi.
Beberapa saat mereka terdiam, menghentikan segala aktivitas tangan yang tadinya asik memegang camilan. Sebuah adegan panas yang ditayangkan oleh para tokoh di film membuat Acha dan Azka menjadi tegang. Mereka menatap lekat layar televisi. Sampai akhirnya Acha sadar dan langsung mematikan televisi dengan remote yang ada ditangannya.
Mereka berdua canggung, gugup serta salah tingkah. Bahkan untuk beranjak dari tempat duduk pun mereka enggan.
"Cha." Panggil Azka dengan lembut. Disaat rasa canggung masih menyelimuti mereka.
"Apa?!" Tanya Acha singkat dan menatap Azka penuh rasa penasaran.
"Mau nyusu boleh?" Azka menunjukkan wajah imutnya. Acha sedikit kaget mendapati ucapan Azka yang tiba tiba. Bahkan ia hampir saja melotot dibuatnya.
Acha menggeleng cepat. "Enggak!" Serunya malas.
"Janji cha cuma nyusu aja, nggak lebih kok!" Ujar Azka sambil mengacungkan dua jarinya di hadapan Acha, suwer.
Acha sempat terdiam memikirkan permintaan Azka, lalu tak lama kemudian menggeleng kuat. Teguh pendirian.
"Engga mau!" Tolaknya yang tetap teguh akan pendirian.
Azka mengerucutkan bibirnya dan sedikit menekuk wajahnya. "Ayo Cha! Janji gue nggak yang lain lain deh!" Tawar Azka membuat Acha terdiam. Ia kembali memikirkan soal permintaan Azka itu, sampai akhirnya ia mengambil keputusan.
Acha memicingkan matanya menatap Azka. "Jan-ji?" Tanyanya menatap dengan ragu.
Merasa mendapatkan lampu hijau, Azka langsung memgangguk antusias. Bahkan ia sudah sedikit meringsut mendekati Acha.
"Ya-udah!"
Acha menyamping menghadap Azka. Ia mulai mengangkat kaosnya supaya payudaranya terlihat. Dengan semangat membara, Azka langsung meraih payudara Acha dan melahapnya cepat seperti bayi yang haus.
Acha menegang. Ada perasaan aneh yang menjalar di tubuhnya.
"Awshh!" Pekiknya ketika Azka tak sengaja mengigit puting Acha.
Azka menyetir lebar. "Maaf Cha" Ucapnya tanpa melepaskan mukut dari payudara Acha.
Acha mengangguk pelan, tangannya terangkat mengusap rambut Azka.
"Jangan di gigit!" Peringatan Acha padanya membuat Azka mengangguk patuh. Usapan Acha membuat Azka melayang seketika. Apalagi disuguhi oleh susu Acha walaupun tidak ada airnya.
Perlahan tangan Azka sudah menjalar ke punggung Acha. Menyentuh manja setiap inci kulitnya. Hal itu membuat Acha semakin merinding dan tegang. Sentuhan Azka membuatnya nagih. Ingin dan semakin ingin dirinya untuk disentuh lebih jauh oleh Azka.
Azka yang telah merasa puas bermain main dengan payudra Acha, perlahan duduk tanpa menghentikan sentuhan tangannya di punggung Acha. Tanpa bertanya, Acha hanya menikmati permainan yang dibuat oleh Azka.
Lelaki itu mendekatkan wajahnya ke wajah Acha dengan deru napas berat. Mendengar hal itu saja membuat Acha semakin menegang. Azka menghentikan sentuhan tangannya dan beralih menangkup wajah Acha dengan lembut. Ia mengusap lembut wajah mulus Acha dan menempelkan bibirnya tepat pada bibir manis Acha.
Awalnya hanya menempel, lalu sedikit gerakan dan berakhir dengan lumutan yang juga diikuti oleh Acha. Ia tidak menolak saat menerima ciuman yang diberikan Azka, lelaki itu sangat lihai membuatnya terbuai.
"Ah..." Acha mengerang ketika Azka mengigit bibir bawahnya. Akan tetapi permainan mereka masih berlanjut. Disaat mulut Acha sedikit terbuka, Azka mencoba untuk mengambil kesempatan. Azka malah semakin liar memainkan lidahnya didalam mulut Acha, membuat gadis itu semakin terpengaruh oleh permainannya.
Azka menurunkan tangannya untuk dimainkan di kedua gunung kembar milik Acha. Azka benar benar lihai dalam memabukkan Acha dan membuatnya terus mengerang.
Tubuh Acha yang seksi dan montok membuat Azka tidak bisa memalingkan hasratnya sedikitpun. Bahkan libidonya meningkat hanya karena membayangkan lekuk tubuh Acha yang seperti gitar spayol di matanya.
Kulit Acha yang putih membuat gunung kembarnya memerah ulah permainan tangan Azka yang terus meremas dan memainkan putingnya.
Acha ikut melayang dibuatnya. Bahkan kali ini ia sudah kehilangan kesadaran, ia telah dimasukkan oleh permainan Azka yang membuatnya terus merasa nagih. Acha semakin ingin dan ingin disentuh oleh Azka, bahkan sesuatu dibawah sana pun sudah basah ulah permainan Azka di putingnya, tempat area sensitif milik Acha.
Tanpa ragu Acha ikut mengangkat tangannya untuk menyentuh tubuh kekar Azka.
Karena tidak tahan akan permainan yang mereka ciptakan. Azka berniat untuk membuka kaos Acha. Menurutnya itu sedikit menganggu ketika ia menjalankan aksi dengan gunung kembar milik Acha.
"Boleh buka ya Cha?" Tanya Azka dengan napas yang tersengal sengal usai ciuman panas yang mereka lakukan.
Acha yang sudah terbuai pun tidak bisa mengeluarkan suara lagi, ia hanya mengangguk angguk sambil menetralkan napasnya yang ikut tersenggal senggal usia ciuman.
Dengan sigap Azka langsung membuka kaos serta bra yang masih melekat ditubuh gadisnya itu. Dengan cepat Azka kembali mengulum bibir manis Acha setelah napasnya sedikit lancar.
Acha kembali mengangkat tangannya menyentuh tekuk leher Azka yang mampu membuat Azka semakin terbawa suasana. Ia merasa semakin melayang dibuatnya.
"Boleh ya cha?" Bisik Azka setelah puas berciuman. Tangannya ia dimainkan di punggung Acha dengan penuh kelembutan dan sedikit elusan.
"Jangan keras keras." Peringatan Acha terdengar sayup sayup karena napasnya masih tersenggal senggal. Bahkan ia mencoba untuk menghirup napasnya dengan panjang.
Mendengar lampu hijau dari Acha membuat Azka semakin bersemangat dan antusias. Hasratnya sudah diujung, bahkan adik juniornya pun sudah menegang sedari tadi.
Azka dengan cepat melepaskan kaos yang ia pakai dan melemparkannya ke sembarangan tempat. Azka kembali mencumbui Acha. Dengan perlahan ia menidurkan Acha di atas sofa itu tanpa melepaskan lumutan mereka.
Meski masih berciuman, tangan Azka sudah menjalar ke setiap inci tubuh Acha, sampai ke titik sensitif nya dan hal itu membuat Acha mengerang.
Hasrat Azka sudah begitu tidak bisa ditahan, seolah olah adik juniornya telah meronta ronta untuk dikeluarkan dari kandangnya. Tanpa ba-bi-bu, Azka melepaskan celana boxer yang is pakai dan tidak lupa ia juga melepaskan celana pendek milik Acha. Ia kembali melemparkan ke sembarangan tempat.
Acha yang semakin terbuai, membiarkan Azka melakukan permainannya. Acha hanya mencoba untuk menikmati setiap perlakuan lembut Azka yang mampu membuatnya melayang.
Melihat tubuh polos Acha yang begitu mulus dan montok membuat libido Azka meningkat. Ia tidak henti memainkan tanganya diarea bawah Acha sampai wanitanya itu terbuai kenikmatan. Setelah ia rasa puas bermain main dengan tangannya, azka akhirnya melibatkan adik juniornya yang sedari tadi meronta untuk masuk ke tubuh Acha.
Permainan Azka yang awalnya lambat saat memang mundurkan pinggulnya berakhir menjadi begitu brutal sampai Acha susah untuk menyaingi permainannya. Setelah beberapa ronde, akhirnya Azka dan Acha terkulai lemas diatas sofa itu.
Perlahan Azka meraih selimut tipis dikepala sofa yang tadinya digunakan Acha ketika mereka menonton film. Namun kembali ia gunakan selimut itu untuk menutupi tubuh mereka yang Polos tanpa busana. Acha sudah tertidur pulas di atas lengan Azka karena merasa begitu lelah. Tanpa ragu Azka memeluk Acha dan menyusul Acha masuk ke dalam alam mimpi.
21 January 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
DINIKAHI BAD BOY MANJA
Random-HARAP BIJAK DALAM MEMBACA- Menikah dengan lelaki badboy? Sama sekali tidak pernah terbayangkan di benak Acha bahwa ia akan dijodohkan dengan anak sahabat snag ayah. Padahal mereka berdua sama-sama belum tamat sekolah.