Azka turun ke lantai bawah untuk meredamkan emosinya. Ia takut dan jangan sampai melampiaskan nya kepada Acha.
Azka berjalan menuju dapur bersih di rumahnya itu. Dengan segera ia membuka lemari es dan mengambil 7 botol jus jeruk sekaligus. Hanya dengan ini cara meredakan emosi Azka.
Jika ada bundanya disini, mungkin Azka sudah menangis dan bermanja manja dengan sang bunda.
Sudah 7 botol ia minum dengan waktu hanya 10 menit. Emosi Azka benar-benar telah mereda setelah minum jus jeruk.
Ck, Azka jadi tidak tega setelah membentak Acha dengan keras.
Menghilangkan egonya, Azka kembali ke kamar mereka untuk membujuk Acha. Tadinya Azka sempat mendengar tangisan Acha sebelum ia turun ke lantai dasar.
Ceklek...
Dan benar saja, Acha masih menangis sesegukan dengan mata dan hidung yang memerah.
Azka merangkak ke atas kasur, ia pun memilih untuk duduk di hadapan Acha.
"Cha." Panggilnya dengan lembut.
Acha tidak menyahut sama sekali. Ia masih saja menangis sesegukan.
Azka memegang tangan Acha lembut dan hangat. "Acha!" Panggilnya lagi.
Acha menatap Azka, wajahnya sudah basah dan merah.
"A-apa Azka?" Tanya Acha terbata bata di sela tangisannya.
"Kenapa nangis hm?" Tanya Azka bergerak mengusap air mata Acha.
Acha menarik ingusnya ke dalam.
"Maaf Azka..." Cicitnya kemudian.
"Gue yang seharusnya minta maaf karena udah bentak bentak lo tadi dengan keras. Maafin gue ya?" Ujar Azka dengan lembut.
Acha menggeleng samar.
"Lo nggak mau maafin gue?" Tanya Azka tidak percaya.
"B-bukan... Acha yang salah disini." Sendu Acha yang masih menekukkan wajahnya.
Azka tersenyum manis dan segera membawa Acha ke dalam pelukannya.
"Jangan nangis lagi hm?" Titah Azka lembut.
Acha mengangguk cepat dalam pelukan Azka.
Setelah Acha tenang Azka menguraikan pelukannya. "Tadi di kantin kenapa nangis hm?"
Acha menggeleng pelan. "Azka tadi lihat?" Tanya Acha penasaran.
Azka mengangguk.
"Nggak apa apa." Acha memalingkan wajahnya dari Azka.
"Jangan bohong." Sahut Azka.
"Acha nggak bohong!" Kekehnya tidak menatap Azka.
Azka mengenggam tangan Acha erat. "Jangan bohong, Cha. Tidak ingat kalo mami lo bilang untuk sama sama jujur hm?"
Entah kenapa Azka selalu mengakhiri kalimatnya dengan hm hm? Acha kan jadi baper.
"K-kamu pacaran sama San-ti?" Tanya Acha hati hati.
Azka tergelak. Ia melepaskan genggaman tangannya.
"Kata siapa sih?" Tanya Azka menahan tawanya.
"Santi." Jawab Acha singkat.
"Ya elah, jangan percaya Cha! Santi itu mah suka menghalu. Orangnya emang gitu, tukang halu. Mana mau gue sama dia." Ungkap Azka sedikit terkekeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
DINIKAHI BAD BOY MANJA
Random-HARAP BIJAK DALAM MEMBACA- Menikah dengan lelaki badboy? Sama sekali tidak pernah terbayangkan di benak Acha bahwa ia akan dijodohkan dengan anak sahabat snag ayah. Padahal mereka berdua sama-sama belum tamat sekolah.