Ting... Ting... Ting... Bunyi bel pintu terdengar ke sudut rumah.
Acha menatap bingung ke arah Azka.
"Gih keluar ambil!" Titahnya yang mengisyaratkan bahwa itu adalah si tukang go food yang sudah ia titipkan pesanan makanan sedari tadi.
"Uang nya mana?" Tanya Acha merentangkan telapak tangannya.
Azka pun bergegas mengeluarkan uang seratus ribu dari dalam celananya.
Acha menerimanya dengan senang hati. Ia langsung berlari keluar untuk mengambil makanan yang diantarkan oleh kurir.
Perlahan Azka berjalan keluar dari ruangan makan. Ia menaiki tangga untuk menuju kamarnya.
"Bentar lagi kayaknya gue pingsan." Gumam Azka dengan suara yang begitu rendah. Rasa kenyang yang ia derita begitu sedikit menyiksanya.
***
Keesokan harinya.
"Gue kangen main ke rumah Azka nih. Yuk main kesana?" Ajak Lutfi yang tiba tiba saja.
Azka menghentikan langkahnya. Ia menatap kearah Lutfi dengan tajam. "Gue nggak bisa!" Tolaknya kemudian.
Lutfi menghela nafas dan menatap malas Azka dihadapannya.
"Ya elah, Ka. Gue juga nih pengen ke rumah lo. Udah dua minggu kayaknya gue nggak main ke sana sama Lutfi." Seru Dino menyetujui ajakan Lutfi.
Lutfi mengangguk antusias.
"Boleh ya, Ka?" Tanya mereka serentak dan memelas.
"Gue udah pindah rumah." Ungkap Azka dengan jujur.
Dino menatap Azka berbinar. "Dimana?" Tanya nya penasaran.
"Kenapa kepo amat sih?!" Ketus azka menanggapi pertanyaan Dino.
"Ayo Lut! Kita kerumah barunya Azka!" Sorak dino tanpa memperdulikan ucapan ketus Azka.
Azka mengalah, bagaimanapun ia tidak akan bisa menghentikan keinginan kedua sahabatnya ini.
Azka membiarkan saja, toh lagi pula sepertinya Acha juga sudah pulang kerumah mereka terlebih dahulu.
Azka memberikan kabar kepada Acha ketika ia dalam perjalanan pulang. Ia meminta Acha untuk diam di dalam kamar. Dan tidak lupa memperingati bahwa kedua sahabatnya belum tau soal Azka dan Acha yang sudah menikah.
Kalau sampai ketahuan bisa bisa Azka dituduh macam macam oleh mereka.
***
Selang beberapa menit perjalanan. Mereka bertiga akhirnya sampai dirumah milik Acha dan Azka.
"Cuma main di lantai bawah aja! Awas aja kalian berdua main ke lantai atas! Apalagi kamar gue!" Seru Azka mewanti wanti kedua sahabatnya itu.
Keduanya langsung mengangguk antusias.
Setibanya di dalam rumah, Azka menatap takut takut ke seluruh penjuru rumahnya. Takut jika Acha berada di lantai bawah. Pasalnya pesan yang Azka kirimkan tadi hanya centang satu dan itu berarti Acha belum membaca pesannya sama sekali.
Jangan bilang kalau Acha tidak menghidupkan data seluler nya.
"Ingat main di bawah!" Tegas Azka sekali lagi.
Kedua sahabatnya kembali mengangguk dan memilih untuk menghentikan langkah mereka ketika sampai di ruang tamu.
"Keluarin PS dong, Ka! Main PS kita man!" Seru Dino bersemangat.
Bahkan Dino dan Lutfi sudah duduk lesehan di ruang tamu rumah Azka. Azka tidak peduli dengan perbuatan kedua sahabatnya itu. Ia berjalan ke arah tangga.
"Awas lo pada ngikut gue naik! Tunggu aja disana!" Titahnya dengan tegas.
Kedua sahabatnya hanya bisa kembali mengangguki ucapan Azka dan menuruti apa yang pemegang nyawanya itu katakan.
"Rumahnya gede juga ya! Lantai tiga lagi!" Kagum Lutfi.
Dino mengangguk. "Rumah lamanya aja sampai kalah cuy!" Sahut Dino kemudian.
"Bisa lah nih kita nginep disini!" Usul Lutfi tersenyum sumringah.
Dino menganggukkan kepalanya setuju.
Sedangkan di dalam kamar, Azka menghela nafas lega. Acha sedng tertidur di atas kasur dengan hanya mengenakan tanktop serta celana pendek.
Azka menarik selimut untuk menutupi tubuh Acha. Bisa gila ia jika terus menerus melihat tubuh seksi Acha seperti ini.
Yang ada nanti Acha tidak sekolah dan yang parahnya lagi tidak bisa berjalan.
Azka dengan cepat mengganti bajunya. Ia berjalan ke arah lemari, lalu mengeluarkan PS 5 miliknya yang dulu berada di rumah orang tuanya. Benda ini belum pernah ia gunakan ketika di rumah baru.
Azka keluar dengan celana pendek dan kaos biru lengan pendek. Ia menghidupkan PS nya lalu kedua setan itu ikut bermain dengannya.
"Gue sama Lutfi dulu!" Titah Azka menghentikan pergerakan Dino yang akan meraih stik PS.
"Lah?! Perasaan gue deh yang nyuruh main ini loh! Kenapa gue yang malah main terakhir?!" Seru Dino tidak terima.
"Terserah gue dong, orang gue yang punya!" Sahut Azka seenak jidatnya sendiri.
"Lo buatin minuman didapur cepat! Ambilin cemilan sekaligus jus jeruk botol yang ada di kulkas!" Suruh Azka memerintah Dino.
Dino menggerutu tidak setuju tapi juga tidak urung ia juga mengikuti perintah Azka.
Semua cemilan yang berada di kulkas diborong semua oleh Dino. Begitu juga dengan jus jeruk botol kesukaan Azka.
Azka menatap tajam Dino. "Kok lo bawa semuanya sih?!"
Dino menaikan bahunya acuh.
"Enak aja gue..." Ucap Dino terhenti ketika mendengar suara Acha.
"Azka!" Panggil Acha dari arah tangga.
Ketiga anak manusia itu langsung menoleh ke arah tangga. Di sana Acha menuruni tangga dengan hati hati dan wajah baru bangun tidurnya yang khas. Acha belum menyadari kehadiran kedua sahabat Azka karena yang ia perhatian sedari tadi hanyalah kakinya yang melangkah menuruni satu persatu anak tangga.
Dino dan Lutfi sentak melongo kaget ketika melihat pemandangan indah di depannya.
Azka menatap tajam kedua sahabatnya, ia langsung berlari ke arah Acha.
Baru saja menginjak lantai bawah, Acha mengangkat wajahnya menatap Azka.
"Kenapa turun ke bawah sih?! Lo nggak baca pesan yang gue kirim ya?!" Tanya Azka pelan.
Sedangkan kedua teman Azka sedari tadi tidak hentinya mengalihkan perhatian mereka dari Acha.
Azka menutupi tubuh Acha dengan tubuh kekarnya. Membentangkan kedua tangannya dihadapan Acha. Sehingga sahabat sahabatnya berdecak kecil.
"Emangnya kenapa sih? Aku haus tau. Aku juga nggak buka ponsel. Kamu pul..." Ucapan Acha terpotong tatkala Lutfi tiba-tiba menyela dengan suara tinggi.
"KENAPA ADA ACHA DISINI?!" Teriak Lutfi yang masih melototkan matanya dan menunjuk Acha yang berada di belakang Azka.
Acha memiringkan kepalanya dan menatap ke arah sumber suara. Seketika raut wajahnya melongo, mulutnya terbuka lebar. Acha refleks melihat ke arah bajunya. Tangan Acha langsung menyilang menutupi dadanya yang tercetak jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
DINIKAHI BAD BOY MANJA
De Todo-HARAP BIJAK DALAM MEMBACA- Menikah dengan lelaki badboy? Sama sekali tidak pernah terbayangkan di benak Acha bahwa ia akan dijodohkan dengan anak sahabat snag ayah. Padahal mereka berdua sama-sama belum tamat sekolah.