Sesampainya di sekolah. Santi langsung berlari ke arah mobil Azka, ketika Azka baru saja memasuki halaman parkir.
Santi memerah menahan amarah ketika melihat acha yang keluar dari dalam mobil Azka bersama dengan Azka.
"Azka! maksud kamu apa apaan berangkat bareng Acha?! Aku ini pacar kamu tau! Kamu kenapa nggak jemput aku? Ini malah pergi sama Acha?!" Teriak Santi marah. Ia menunjuk nunjuk Acha dengan tatapan tajam.
Semua mata tertuju kepada mereka bertiga.
Acha terdiam. Ia tidak tau harus berbuat apa selain diam.
"Buat lo Acha! Jangan deketin Azka, dia itu cowok gue! Dia pacar gue dan lo harus tau diri!" Sarkas Santi yang masih menunjuk tajam diri Acha.
Azka menatap jengah Santi, sejak kapan ia dan Santi berpacaran? Azka tidak pernah menjadikan Santi pacarnya.
Santi mengada ngada.
Mulut Acha terbuka kecil, ia menyunggingkan senyumnya.
"Owh, pacarnya ya?" Tanya Acha langsung mendapatkan anggukan kuat dari Santi.
Sedangkan Azka hanya diam, ia sudah malas meladeni hal hal yang menyangkut Santi, gadis kegatelan yang suka menghalu.
"Ya sudah, Acha minta maaf ya. Besok besok Azka nggak usah bareng Acha. Jemput aja Santi, kan dia pacarnya Azka. Kalau begitu Acha pamit ke kelas dulu ya." Ujar Acha dengan nada bicara yang menyindir Azka.
Acha menundukkan badanya sopan, lalu pergi dari sana.
"Maksud lo apa?!" Tajam Azka menatap Santi marah.
Santi menunduk takut. "Aku kan emang pacar kamu!" Lirihnya takut.
Azka menghentakkan tangan Santi yang memegang lengannya. "Lo!" Tunjuknya. "Bukan siapa siapa gue!" Tegas Azka yang kemudia berlalu pergi dari sana.
Santi mengeram marah, semua tatapan yang mengarah kepadanya menatapnya dengan tatapan kasian.
"APA LO LIAT LIAT HAH?! MAU GUE COLOK MATA LO SATU PERSATU?!" Sarkas Santi menatap ke arah semua orang yang menatapnya. Ia begitu malu dan amarahnya kian meluap.
***
Setelah kejadian di parkiran tadi, Santi benar benar membenci Acha. Bahkan ia tidak segan segan menarik rambut Acha ketika pergantian pelajaran.
Dan saat di kantin pun Acha hanya pergi sendiri seperti kemarin karna ia masih belum memiliki teman.
Kata papi dan ayahnya Azka, Acha masuk sekolah umum supaya memiliki teman. Ini apa?
Tidak ada. Acha merasa lebih baik ia belajar di rumah bersama dengan Fifi.
Seperkian detik kemudian.
Semua mata tertuju ke arah Azka dan dua sahabatnya yang baru saja memasuki kantin. Tidak lupa Santi yang selalu berjalan di sebelah Azka dengan gayanya yang angkuh.
Padahal tadi pagi sudah begitu dipermalukan oleh Azka ternyata masih belum jera dan sadar.
Sekali lagi Acha merasa sakit ketika dengan sengaja Santi memeluk lengan Azka dan seperti kemarin, tidak ada penolakan dari Azka.
Air mata Acha keluar begitu saja.
Iya menghapus nya kasar lalu mencoba untuk tidak memperdulikan Azka dan Santi.
Setelah makanan nya habis, Acha berjalan keluar kantin tanpa menoleh sedikitpun pada Azka yang menatapnya tajam.
Azka menyentak tangan Santi. "Usir dia!" Perintahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DINIKAHI BAD BOY MANJA
De Todo-HARAP BIJAK DALAM MEMBACA- Menikah dengan lelaki badboy? Sama sekali tidak pernah terbayangkan di benak Acha bahwa ia akan dijodohkan dengan anak sahabat snag ayah. Padahal mereka berdua sama-sama belum tamat sekolah.