Acha menatap ke arah Azka. Ia jadi salah tingkah melihat tatapan Azka. Apa ada yang salah? Atau Acha terlihat burik ketika memakai gaun ini?
"Kenapa?" Tanya Acha.
"Cantik banget!" Gumam Azka tanpa sadar.
Acha tersipu malu, ia manahan senyumannya. Acha menoleh ke kanan menyembunyikan pipinya yang memanas.
Azka mendekati Acha, hingga jarak yang tersisa antara mereka tidak ada.
Ia mendekati bibirnya dengan daun telinga Acha, seraya melirik wajah cantik Acha dari samping.
"Ganti!" Perintahnya dengan suara serak.
Acha melangkah mundur.
Azka juga melangkah mundur, lalu berdehem pelan.
"Ekhm, kayak nya tante ganggu nih?" Dehem Meli yang tiba-tiba datang ntah dari mana. Bahkan Azka dan Acha pun hanya menyadari kedatangannya saat telah berada di samping mereka.
Acha tersenyum tipis, jantungnya berdetak kencang akibat ulah Azka.
Azka melihat gaun di sekitarnya, lalu mengambilkan satu gaun yang tidak terlalu terbuka. Ia menyerahkannya kepada Acha.
Acha menerima gaun itu dengan baik. Lalu kembali masuk ke dalam ruang ganti.
***
Setelah beberapa menit, akhirnya fitting gaun pengantin dan tuxedo sudah selesai.
Acha dan Azka pun juga sudah beralih ke toko perhiasan untuk kembali cincin pernikahan.
Mereka tidak mengadakan pertunangan. Acara pernikahan yang mendadak tidak ada waktu untuk pertunangan. Apalagi menurut kedua keluarga, pertunangan tidak begitu penting. Yang penting langsung nikah, dan sah.
Pilihan Azka tertuju ke arah cincin berlian berwarna biru. Tangan nya menunjuk, mata Acha otomatis menoleh ke arah tangan Azka.
Acha menatap Azka. "Yakin?" Tanya nya kemudian.
Azka langsung mengangguk antusias.
Acha kembali menatap ke arah cincin yang dipilih Azka. Lalu ikut mengangguk samar.
"Saya mau yang itu! Bungkus dengan hati hati!" Ucap Azka seperti perintah.
Pelayan toko tersebut mengangguk patuh. " Silahkan melakukan pembayaran terlebih dahulu." Titah nya sambil tersenyum ramah.
Azka mengeluarkan dompetnya lalu memberikan kartu berwarna hitam miliknya. Pelayan tersebut mengambil nya dan menunduk ramah.
"Tunggu sebentar." Ucap Acha menghentikan langkah pelayan tersebut dan membuat Azka menatap bingung Acha.
"Mahal nggak sih?" Tanya Acha kemudian.
Menurut Acha tidak perlu membeli yang terlalu mahal. Acha tidak suka membuang uang hanya untuk membeli barang yang menurutnya keterlaluan harganya.
"Buat lo, apasih yang nggak?" Bisik Azka seperti tengah menggoda Acha.
Acha memutar bola matanya malas.
***
Setelah dari toko perhiasan. Acha dan Azka kini tengah berada di dalam mobil.
"Langsung pulang?" Tanya Azka menatap gadis disampingnya.
Acha mengangguk. " Mau kemana lagi emangnya?"
Karena setahu Acha aktivitas mereka hari ini hanyalah fitting baju pengantin dan mencari cincin pernikahan.
"Makan dulu?" Sahut Azka.
Azka mulai menghidupkan mesin mobilnya, lalu meninggalkan parkiran toko perhiasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
DINIKAHI BAD BOY MANJA
Random-HARAP BIJAK DALAM MEMBACA- Menikah dengan lelaki badboy? Sama sekali tidak pernah terbayangkan di benak Acha bahwa ia akan dijodohkan dengan anak sahabat snag ayah. Padahal mereka berdua sama-sama belum tamat sekolah.