Aksa dan Tara sampai dirumah Adam. Rumahnya begitu mewah dengan air mancur dihalaman rumah.
"Ayo masuk dulu, Kak." tawar Adam.
"Ogah!" Aksa menyahut cepat.
"Bukan nawarin lo! Tapi Kak Tara, ayo masuk dulu."
Ketika Tara hendak bangkit dan keluar dari taksi, tangannya dicekal oleh Aksa.
"Mau kemana?" tanya Aksa.
"Mau ke rumah Adam dong, kemana lagi."
Aksa melirik Adam yang sedang senyum-senyum sendiri, "Nggak usah, kita langsung pulang aja."
"Sebentar doang, nggak enak sama orang tua Adam." balas Tara.
"Lo ngapain sih ngehalangin Kak Tara, orang dia mau mampir rumah gue." ketus Adam, wajahnya memandang tak suka pada Aksa lalu berubah menjadi senyuman manis ketika melihat Tara.
Aksa tersenyum tidak ikhlas, akhirnya ia juga ikut keluar dari taksi bersama Tara. "Okeh, gue ikut." ujar Aksa pasrah.
Mereka lantas berjalan bertiga dengan Tara di tengah. Secara tidak langsung, Aksa terpesona dengan kemegahan rumah Adam yang seperti istana tersebut. Tetapi masih lebih mewah dan megah rumah Tara.
Adam memencet bel rumahnya, tidak lama kemudian seorang pembantu rumah tangga membuka pintu.
"Eh, den Adam. Kok baju den Adam basah?" tatapan Bi Maya beralih kepada Aksa dan Tara. "Ini temennya den Adam? Ayo masuk, masuk. Abis itu den Adam ganti baju ya."
"Yang cewek emang temen bi, tapi yang cowok nggak tau sih. Nggak kenal," ujar Adam. Lagi-lagi emosi Aksa terpancing, untung saja ia bisa sabar menghadapi kelakuan Adam.
Saat memasuki ruang tamu, Aksa dan Tara melihat seorang pria paruh baya berkaos santai sedang membaca koran disofa. Tara menduga, nampaknya pria itu adalah ayah dari Adam.
"Adam, kamu baru pulang? Kenapa baju kamu basah?" tanya pria itu.
"Tadi disiram matc- match apa ya? pokoknya yang hijau-hijau gitu. Disiram sama orang nggak kenal, untung Kak Tara nyelametin aku."
"Tara yang mana?"
Adam menunjuk Tara, "Ini, cantik kan, Pa? Calon pacar aku,"
Tara menggeleng cepat, ia tersenyum kikuk. "Nggak om, saya itu cuma orang yang nggak sengaja liat Adam dirundung. Makanya, saya nolongin."
Ayah Adam melipat korannya, ia berdiri. "Oh begitu, kenalin, saya Damian. Ayahnya Adam." Damian mengulurkan tangan kanannya.
Tara membalas uluran tangan Damian. Begitu pula Aksa.
"Saya Bumantara, panggil Tara aja."
"Kalo saya Aksa. Pacarnya Tara,"
Damian agak sedikit terkejut dengan perkataan Aksa. Ia menoleh kepada Adam, dan anaknya hanya membalas dengan cengiran lebar.
"Terimakasih ya, sudah menolong anak saya. Sebagai imbalan, kalian boleh meminta apa saja dari saya. Saya sanggup memberikannya untuk kalian," ujar Damian.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEWANGGA
Teen Fiction"Dewangga bukan cewek sembarangan, Sa." ─────────── Dewangga Bumantara Rahandika. Mempunyai paras cantik dan gagah, dua hal itu menyatu di dalam dirinya. Tara begitu kuat, pemberani, tangguh dan keras kepala karena di didik layaknya laki-laki oleh...