Aksa kini sedang berada di markasnya dan berkumpul bersama teman satu tongkrongannya. Begitu pula Tara, ia sekarang bersama Kenan dan Ivonna di rumahnya dengan berbagai macam hidangan makanan di dekat mereka.
Kenan terkesima dengan bagian dalam rumah Tara. Ia menggeleng keheranan, "Gue pertama kali kesini, nggak kalah megah sama rumah lo pas bareng orang tua."
"Bener, gila abis temen gue. Aksa udah kaya raya, dan nikah sama lo yang kaya raya juga. Calon anak kalian beruntung sih," timpal Ivonna menyetujui.
Tara hanya menanggapi dengan tersenyum samar.
Ngomong-ngomong, Kenan dan Ivonna sudah mengetahui semua mengenai permasalahan Shael. Dari waktu melakukan rekayasa agar nama baik Aksa tercoreng, hingga saat ia hamil dan akan menikah dengan Nakula.
"Eh, lo udah baikan sama Aksa, ya? Berarti udah biasa aja dong. Nggak ada musuh-musuhan lagi." tanya Ivonna.
Tara menggeleng, "Engga sih, udah biasa aja."
Ivonna membulatkan mulutnya, sementara Kenan menghampiri Tara agar duduk lebih dekat dengan gadis itu.
"Terus gimana rumah tangga kalian? Kaya ada gitu-gitu nggak sih?" tanya Kenan penasaran.
"Gimana kenapa?"
"Maksudnya kaya, apa ya, hih kok lo nggak paham sih?" Kenan menyengir kuda, yang semakin membuat Tara tak paham.
Dahi Tara mengerut tipis, "Nggak, nggak paham." ia kemudian lanjut mengunyah salad buah yang ada di hadapannya.
Ivonna memutar bola matanya malas, tangannya terulur untuk menggeplak kepala Kenan. "Lo kalo ngomong yang jelas! Gini nih,"
"Maksudnya Kenan, lo udah sempet lapan belas ples sama Aksa belum?" ralat Ivonna secara frontal yang langsung dimengerti oleh Tara.
Tara terkekeh, "Gue baru tujuh belas tahun, Na. Gue masih jauh buat bahas kaya gituan,"
"Ya tapi kan—"
Kenan menyerobot ucapan Ivonna dengan cepat. "Lah tapi Aksa cowok, emang nggak nafsu gitu sama lo? Secara kalian serumah, sekamar, seranjang mungkin?"
"Pernikahan ini cuma status aja. Kita nggak bakalan ngelakuin kaya yang lo berdua pikirin, kita masih harus fokus buat ngejar impian." ujar Tara.
Ivonna manggut-manggut paham, "Lo beneran mau jadi dokter ya?"
"Iya, gue mau, tapi keburu nyasar IPS. Nggak apa-apa lah, lagian gue juga belajar fisika kimia dari Aksa."
Kenan mendecak sebal, "Yah, nggak ada dede bayi dong beberapa tahun ke depan?"
"Pala lo dede bayi! Lo mau bikin nama baik Tara jadi tercoreng?" timpal Ivonna.
"Iya sih ya. Langgeng buat lo, Ra. Dan jangan lupa doain gue buat langgeng sama Ivonna,"
Uhuk-uhuk!
Tara dan Ivonna hampir tersedak makanan mereka secara bersamaan. Kenan panik dan langsung mengangsurkan minuman kepada mereka berdua.
"Hah, langgeng apaan lo sama Ivonna?"
"Langgeng sama gue?! Emang kita ada apaan?"
Tara dan Ivonna berseru kompak. Membuat Kenan terkekeh geli karena raut lucu mereka saat terkejut.
"Langgeng temenan, emang Ivonna nggak mau temenan sama gue?" balas Kenan santai.
Raut wajah Ivonna berubah seketika, ia berharap hal yang tak akan ia pernah dapatkan. Ivonna pikir, Kenan juga mempunyai perasaan yang sama untuknya. Tetapi sampai saat ini, Kenan tidak menyatakan perasaan apapun kepada Ivonna.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEWANGGA
Teen Fiction"Dewangga bukan cewek sembarangan, Sa." ─────────── Dewangga Bumantara Rahandika. Mempunyai paras cantik dan gagah, dua hal itu menyatu di dalam dirinya. Tara begitu kuat, pemberani, tangguh dan keras kepala karena di didik layaknya laki-laki oleh...