01. PENGHIANATAN

147 12 0
                                    

Lisa terbangun akibat suara bising dari suara pedang yang saling berbenturan dan suara teriakan prajurit yang tumbang, lisa menyusuri lorong yang penuh dengan darah, mencari ayah dan ibunya, lisa melihat kakaknya berhenti tepat di depan pintu kamar orang tuanya, lisa menghampiri sang kakak dan melihat ayahnya sudah bersimbah darah tergeletak dibawah, dan ibunya yang memohon agar tidak dibunuh oleh pamannya, namun pamannya yang gelap hati tidak mendengarkan permohonan dari ibunya, lisa dan taehyung menyaksikan langsung betapa tajamnya pedang itu menyayat leher ibunya, lisa ingin menangis tapi segera di tarik oleh pelatih prajurit untuk menjauh dari tempat itu, pelatih membawa lisa dan taehyung pergi dari kerajaan, selama perjalanan lisa terus menangis, taehyung hanya menatap kosong jalanan yang sunyi.

"Lisa berhentilah menangis, ayah dan ibumu tidak suka jika kamu terus menangis" pelatih kang mencoba menangkan lisa yang sedari tadi menangis

"Hati lisa sakit pelatih kang, sekarang aku dan kakak sudah tidak mempunyai orang tua" lisa masih menangis terseduh seduh dengan suara yang gemetar, mengingat betapa sadisnya pamannya tadi membunuh kedua orang tuanya

Pelatih kang segera memeluk lisa dengan erat, karna hatinya juga sakit melihat saudara perempuannya meninggal oleh tangan jang gyeo wool, dan kedua keponakannya harus menyaksikan kejadian itu. Selang beberapa menit lisa tertidur, akibat terlalu banyak menangis yang membuatnya mengantuk, taehyung masih menatap kosong jalanan yang mereka tempuh.

"Kita akan kemana pelatih kang ?, Kita tidak punya tempat tinggal." Taehyung bersuara di kesunyian malam

"Mari menginap di desa yang dulu paman tempati untuk berlatih pedang, di sana banyak teman paman yang masih berguru, oh iya, panggil saja paman, ini sudah tidak di kerajaan, jangan memanggilku pelatih, arra ?" Nada bicara pelatih kang begitu santai, agar tidak menimbulkan rasa khawatir.

"Ne, paman kang" saut taehyung

Setelah 2 jam perjalanan, sampailah di desa Dangeok, pelatih kang membangunkan temannya yang bernama han seo go untuk meminta izin untuk tinggal di situ sementara, han seo go terkejut karna tiba - tiba temannya itu datang ke desa Dangeok dengan membawa putra dan putri kerajaan Gojoguk.

"Han seo go, bangun lah, hey, bangunlah" bisik pelatih kang membangunkan temannya.

"Hoamm, nuguya ?,  kang dae ho, apa yang kamu lakukan di sini, mengapa kau membawa putra putri raja choi ?" Han seo go langsung menghujani pertanyaan dengan cepat.

"Ceritanya sangat panjang, aku minta izin untuk tinggal di sini sementara waktu, kasian kedua keponakanku kedinginan sedari tadi" tegas kang dae ho karna khawatir terhadap keponakannya.

"Mengapa harus meminta izin ?, Pintu desa ini selalu terbuka untuk mu, ada kamar kosong di sebelah timur, mari aku antar." Han seo go menunjukkan jalan untuk ke kamar yang kosong itu

"Tidurkan mereka, selimutnya di lemari, setelah itu ikut lah aku." Ajak han seo go dan di iyakan oleh kang dae ho

Han seo go mengajak kang dae ho meminum teh untuk menghangatkan badan, dan membakar ubi untuk camilan malam itu.

"Kau terlihat sedang bersedih, minumlah teh ini, tidak perlu bercerita dulu jika tidak siap, tapi aku tetap menunggu cerita itu" ucap han seo go yang hanya di tatap sendu oleh kang dae ho

"Tinggallah di sini sesukamu, jika tidak disini kau dan ponakanmu akan tinggal di mana ?" Sambung han seo go

"Terima kasih atas kebaikan mu, aku akan membesarkan mereka disini, dan akan melatih mereka, agar menjadi orang yang tangguh, dan bisa melawan musuh" ucap kang dae ho dan han seo go tersenyum

"Habiskan teh itu, mari kita tidur, besok ada pelatihan pedang di sini, mulailah mengajari ponakanmu berpedang" ucap han seo go sambil tersenyum

Setelah menghabiskan teh dan ubi, mereka pergi ke kamar masing - masing dan tidur.

////////

Suasana kerajaan gojoguk sangat memperihatinkan, prajurit yang tidak menuruti perintahnya habis di bantai oleh pengikutnya, prajurit pengikut jang gyeo wool bersorak ria atas kemenangan yang di dapat, namun seorang anak kecil laki - laki terlihat menangis menyusuri lorong itu yang membuat suasana berubah, semua mata orang tertuju pada anak kecil itu, prajurit berlari bersiap untuk melayangkan pedang pada anak itu, dengan segera jang na ra berlari dan memeluk anak itu.

"BERHENTI !!!!, JANGAN BUNUH ANAK INI, DIA ANAKKU." Bentak jang na ra pada prajurit yang hendak membunuh anak kecil itu.

"Maafkan saya, kumohon maafkan saya, saya tidak tahu jika dia anak ratu (masih di lantik besok)" ucap prajurit yang ketakutan

Jang na ra membawa anak kecil itu pergi ke kamarnya, agar dia tenang dan tidak keluyuran. Namun anak itu pingsan akibat kelelahan dan dehidrasi.

"Aku tidak akan membiarkan mu membongkar rahasia ini pada suamiku" batin jang na ra sambil menatap anak kecil itu dengan tatapan tajam.

Jang gyeo wool bergegas menemui istrinya di kamar untuk menanyakan putranya.

"Apakah putra kita tidak apa - apa ?, Apa kamu yang terluka ?." Tanya jang gyeo wool dengan khawatir.

"Tenanglah suamiku, putramu tidak terluka sedikit pun, aku sudah menidurkannya di samping jang namjoon" ucap jang na ra yang langsung mendapat kecupan dari suaminya.

"Mari tidur, besok kita akan di lantik menjadi raja dan ratu kerajaan gojoguk yang baru, betapa senangnya hatiku melihat ini semua." Senyum iblis terukir cantik di mulut dan matanya, suaminya ikut tertawa akan hal itu.

TAKE OVER THE THRONE (lizkook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang