06 Need some Heal

506 20 10
                                    

Sudah beberapa bulan ini yang sebenarnya tidak Sava hitung dengan benar juga karena waktu terasa lebih ringan ketika pria itu tidak mengusik kehidupannya setelah mendapatkan telepon dari pertemuan terakhir mereka yang sepertinya sangat penting karena pria itu benar-benar langsung pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun pada Sava, hanya mengeluarkan setumpuk lembar uang dengan nominal terbesar untuk membayar pesanan mereka, itu juga ponsel masih menempel di telinganya. Ya, Mark. Entah kemana perginya pria itu, ia benar-benar menghilang bak ditelan bumi bahkan antek-antek pria itu pun sudah tidak memunculkan batang hidungnya lagi.

Sava tentu saja senang dengan hal itu, dua orang sialan itu tidak seharusnya muncul dan mengusik ketenangannya. Kemunculan mereka menambah beban pikiran Sava saja. Separah-parahnya dunia menekannya demi sesuap nasi, kemunculan Mark dan orang suruhan Mark itu lebih mencekiknya. Lebih baik mati menjadi budak dunia malam daripada berurusan dengan kedua orang itu. Sangat menyiksa jiwa serta batin Sava!

Kesibukan Sava akhir-akhir ini ialah berlibur ke tempat-tempat impiannya, kapan lagi ia bisa menghambur-hamburkan uang setenang ini. Sudah Sava katakan bahwa Ken itu terlalu kaya bahkan uang hasil kerja kerasnya waktu itu saja sisa dari tabungan serta plan lain-lain untuk masa depannya saja masih tersisa banyak, oleh karena itu Sava bisa menghamburkan uangnya sesuka hati.

Hal itu membuat Sava semakin penasaran bahwa sebenarnya seberapa kaya pria yang lebih muda darinya itu. Dulu saat pertama kali datang padanya masih memakai seragam sekolah menengah atas, terakhir sudah lebih matang dengan kemeja yang membalut tubuh kekarnya. Lucunya, padahal sudah jelas-jelas Sava lahir terlebih dahulu daripada pria itu. Namun, Ken dengan tegas selalu menekankan pada Sava untuk memanggilnya dengan embel-embel "Kak".

Entah apa yang ada dipikiran Ken sehingga ia sangat menyukai panggilan itu, ia bahkan memperlakukan Sava lebih lembut dan rela memberikan apapun yang Sava minta jika Sava memanggilnya sesuai dengan keinginannya, kak. Ken bukan tipe orang yang gila hormat, Sava paham sekali itu. Lebih dari itu, Ken hanya ingin mendapatkan 'rasa' menguasai ketika bersama Sava. Sava sangat merasakan itu.

Sayang sekali Ken harus pergi jauh padahal akan lebih seru jika pria itu ada. Sava bahkan rela menjadi peliharaan Ken jika pria itu ingin. Menurut Sava tidak akan rugi jika bermain dengan Ken malah mungkin keuntungan yang berlipat yang akan Sava dapatkan. Jika dibandingkan dengan Mark, dengan lantang Sava akan berteriak jika ia ingin Bersama Ken.

Meskipun dari segi kekayaan Sava rasa keduanya setara, Ken akan memberikan apapun yang ia inginkan terlebih Mark yang memang mengincarnya sedari awal meski sepertinya Mark itu orangnya agaknya sedikit lebih pelit. Terbukti dari kejadian terakhir, seharusnya Mark memberikan Sava down payment meski tak seberapa setidaknya itu dapat menjadi bahan pertimbangan Sava siapa tahu dengan diberikannya sedikit 'buah tangan' diawal malah dapat meluluhkan hati Sava lalu secara perlahan menyetujui bekerjasama dengannya, pria sungguh tidak cerdik.

Padahal berkata jika ingin memberikan vila atau pulau, tetapi tak tik kecil seperti itu saja tidak dilakukan. Atau jangan-jangan semua itu berasal dari kekayaan orang tuanya. Sava terkekeh dengan pikirannya sendiri. Lucu sekali. Mengambil gelas yang sudah terisi minuman lalu melanjutkan pool party yang sedari awal ia hadiri. Sudah seharusnya ia menikmati waktunya, bukannya ia datang jauh-jauh ke luar negeri demi ini.

***

Sin city atau yang biasa lebih dikenal dengan nama Las Vegas sepertinya sangat cocok dengan Sava padahal baru tiga hari menginap di sana, namun Sava sudah merasa cocok dengan tanpa harus bersusah payah beradaptasi. Dunia yang sehari-hari ia jalani kurang lebih sama dengan kehidupan di kota itu. Namun, tentu saja ia kali ini datang sebagai tamu.

Jika Sava mau, tentu saja tidak sulit baginya untuk memperoleh pekerjaan. Karena akan mendapatkan sensasi baru dari variasi pekerjaan yang ada. Sava dapat memilih, menjadi wanita malam dengan kostum lengkap dengan hiasan kepala yang menjulang begitu tinggi, mencari naungan bordil pun tersedia di sana bahkan bisa saja kelebihan tenaga kerja atau malah menjadi bagian dari para stripper yang siap memberikan asupan pada orang-orang haus di luar sana.

Let's play (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang