Sebuah senyum terukir di wajah cantiknya kala menoleh dan menemukan cahaya indah hasil dari perpaduan warna jingga, pink hingga keungunan. Begitu elok dan menyegarkan hati ditengah berisiknya pemikiran-pemikiran akan bagaimana hari-harinya ke depan. Sangat tidak sabar, rasanya ingin segera sampai dan langsung menghadiahkan sang pujaan hati dengan sebuah pelukan serta ciuman yang panas. Begitu excited sampai-sampai ia tak sadar bibirnya telah mengulum tersenyum di tengah tenangnya suasana kapal terbang.
Entah waktu yang memang cepat berlalu atau ia yang terlalu bahagia hingga tidak terasa sudah sampai di kediamannya. Jarinya menjelajah pernak pernik yang menyimpan sejuta kenangan di sana. Rumah mewah yang seharusnya menjadi milik mereka hingga mengarungi rumah tangga dan mempunyai malaikat-malaikat kecil itu sudah lama tidak di tempati karena kesibukan masing-masing, sang pria dengan pekerjaannya dan ia dengan pendidikannya meski begitu rumah itu selalu dibersihkan selama seminggu sekali oleh pekerja yang sudah digaji oleh kekasihnya.
Ia tersenyum, hubungannya dan sang kekasih memang pernah kandas karena satu dan lain hal. Sulit untuk dilanjutkan, namun ternyata lebih sulit saat mereka tidak bersama hingga akhirnya hubungan yang dimulai sejak saat sekolah menengah itu terus berlanjut hingga kini. Lagi dan lagi senyum di wajahnya nampak enggan untuk beranjak, jika mengingat hubungan keduanya dan bagaimana kerasnya usaha mereka untuk mempertahankan hubungan yang sudah hancur di ujung tanduk nyatanya mereka mampu menghadapi semua bersama.
Masih teringat jelas bagaimana keluarga sang kekasih menolak dan menghinanya layaknya ia adalah orang yang paling buruk di dunia dan tidak pantas mendapatkan siapapun sebagai kekasih. Diperlakukan begitu hina padahal ia tidak pernah melakukan perkara apapun hingga menciptakan keributan besar di hari yang seharusnya indah itu yaitu hari dimana sang kekasih membawanya untuk bertemu keluarganya.
Sangat beruntung ia memiliki sang kekasih, pria itu benar-benar menunjukkan perannya sebagai pasangan. Membela dan langsung membawanya ke tempat yang aman, memeluk sembari terus mengucapkan kalimat cinta serta permintaan maaf. Terasa begitu aman karena rasa sayang yang tak habis-habisnya dialirkan melalui pelukan serta kecupan.
Jarinya terhenti pada sebuah figura yang berisikan foto keduanya yang tengah berada di salah satu tempat wisata. Berbalut jubah berwarna hitam serta kepala yang behias bando mikey mouse ia memejam dan tersenyum sembari memegang gula-gula kapas sedangkan sang kekasih mencium keningnya dengan tangan kanan sengaja diletakan di atas kepalanya sedangkan tangan kiri dimasukan ke dalam saku celana, terlihat cool dan sangat cocok dengan dirinya yang memiliki aura faminime yang tinggi.
Kekasihnya memang bukan orang sembarangan bahkan diusianya yang masih anak sekolahan saja sudah bisa mengajak ia berlibur ke luar negeri tanpa harus repot-repot mengurus perlengkapan apapun ia hanya membawa diri dan beberapa pakaian karena sisanya dibelikan ketika mereka sampai di tempat tujuan. Sampai sekarangpun ia masih merinding jika mengingat tentang itu, bagaimana siswa yang baru menduduki sekolah menengah bisa dengan tenang mengatakan hal itu.
"Kau tidak perlu memikirkan apapun, cukup datang dan pegang tanganku maka semua akan baik-baik saja."
Katakan dimana lagi ia bisa menemukan laki-laki seperti itu. Menukar kebahagiaannya seumur hidup pun mungkin tidak cukup. Ia sangat mencintai kekasihnya dan begitu pula sebaliknya, mereka saling mencintai. Tidak ada yang perlu ia takutkan jika mereka bersama, begitu pula dengan upaya mereka untuk mendapatkan restu. Sang kekasih akan terus bersamanya.
"Tidak ada yang perlu ditakutkan, aku selalu bersamamu. Ingat, sekarang aku bisa menghasilkan uang dengan jerih payahku sendiri. Mereka tidak akan bisa mengaturku. Jika kau tidak mau kemari biar aku yang menyusulmu, kita kawin lari."
Itulah kalimat terakhir dari pembicaraan serius mereka sebelum mereka putus komunikasi dengan alasan dirinya ingin fokus pada bisnis fashion yang sudah kurang lebih lima tahun ia jalani yang kebetulan akan mengeluarkan produk baru sehingga ia memerlukan banyak waktu agar mendapatkan hasil yang sempurna padahal itu hanyalah alibi agar ia dapat memberikan kejutan dengan kehadiran dirinya yang secara tiba-tiba. Lagipula sang kekasih pula yang terus-terusan memintanya untuk pulang agar keduanya bisa segera menikah baik dengan restu maupun tidak, jadi seharusnya saat mengetahui dirinya pulang sang kekasih pasti akan sangat bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's play (TELAH TERBIT)
RomanceSEBAGIAN BESAR CHAPTER DIHAPUS DEMI KEPENTINGAN PENERBITAN Trigger Warning! cheating, toxic relationships, mature content Elvano Markvard Hille seorang pewaris tunggal dari salah satu perusahaan property ternama dengan nama yang tidak pernah absen m...