Desis daging kala menyentuh pan panas menyeruak ke seluruh ruangan. Keributan yang berasal dari kesibukan sang koki berserta riuhnya pengunjung nyatanya tak mengurangi sedekitpun konsentrasi Mark untuk memandangi pemandangan indah di hadapannya.
Sava yang baru saja menyuapkan sebuah potongan daging ke dalam mulutnya seketika kebingungan dan meminta penjelasan melalui kerutan keningnya. Bukannya menjawab Mark tetap pada posisi awalnya yaitu memandang Sava.
Dengan niat mengakhiri tatapan Mark yang membahayakan jantungnya, Sava pun memberikan potongan daging yang baru saja selesai ia potong. Mata Mark menyipit berusaha tertawa dalam diam, wanitanya lucu sekali.
"Makan dengan benar Mark, kau bisa tersedak."
Layaknya menyumpahi Mark benar-benar tersedak beberapa detik setelahnya padahal Sava hanya mewanti-wanti. Niatnya baik untuk mengingatkan, hanya saja kelakuan ajaib pria itu seperti mengabulkan peringatannya. Dengan cepat Sava segera memberikan minuman pada Mark.
"Kau menyumpahiku?" tanya Mark setelah rasanya nyawanya hampir lenyap dalam hitungan detik dan perlahan menyesap minuman yang diberikan Sava dengan tenang.
"Salahi dirimu sendiri kenapa menatapku seperti itu. Kau tau siapapun tidak akan nyaman jika kau tatap demikian, mereka akan merasa seperti akan dibunuh dalam waktu singkat."
"Tatapanku membunuh? Yang benar saja, mereka akan jatuh cinta jika aku menatapnya. Kau tau aku ini tampan dan tentu saja kaya."
"Yayaya kau yang terkaya dan pemilik seluruh bumi serta segala isinya."
Sava memutar mata jengah dan kembali memotong dagingnya. Elvano Markvard Narsis Hille, mungkin itu nama yang lebih cocok untuk pria tersebut. Selalu narsis dan kelewat percaya diri di mana pun ia berada seperti yang pernah Keys katakan bahwa sialnya memang demikian.
Mark semakin terbahak sementara Sava semakin memandangnya dengan kesal. Bagaimana ia bisa bertemu dengan pria seperti Mark malah kini begitu dekat dan mempunyai hubungan kontrak.
"Kau sangat lucu."
Kening Sava mengerut, "Mark? Kau sadar yang sedang di hadapanmu siapa?"
Sava kaget karena Mark menyebutnya lucu, ia merasa Mark sepertinya salah orang. Sava sejak awal percaya bahwa ia bukanlah satu-satunya. Melihat tingkah Mark yang sangat aneh di mulai dari perlakuan hingga tatapan Sava yakin Mark pasti sedang mabuk. Pria itu pasti minum terlalu banyak semalam sehingga sikapnya sangat aneh hari ini. Mark pasti sedang membayangkan gadis lain.
"Astaga, apa yang terjadi dengan wajahmu. Kau sangat menggemaskan Sava."
Sava? Sava membulatkan matanya. Apa lagi-lagi telinganya salah mendengar? Sava sepertinya harus benar-benar memeriksakan telinganya dan mungkin juga jantungnya. Semakin lama Sava benar-benar meragukan kesehatannya.
"Mark, kau benar-benar banyak minum semalam? Seingatku kau tidak memesan minuman beralkohol saat kita makan malam? Kau meminumnya saat aku sudah tertidur."
Di luar dugaan Mark berpindah posisi menjadi duduk bersebelahan dengan Sava, membawa wanita itu ke dalam rangkulannya dan memberikan kecupan singkat di bibir. Sava benar-benar mematung. Begitu terkejut dan detak jantungnya berdetak semakin tidak normal. Sava khawatir ia akan benar-benar pingsan dalam waktu dekat.
"Astaga sayang, kenapa wajahmu semakin menggemaskan."
Mark memberikan banyak kecupan, menyeluruh ke seluruh wajah Sava. Sementara Sava yang sudah setengah berbaring dengan pinggang yang ditahan Mark serta tanggannya yang melingkar di leher dan juga menarik baju bagian depan oleh tanggannya yang lain benar-benar pasrah di bawah serangan beruntun Mark.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's play (TELAH TERBIT)
RomantizmSEBAGIAN BESAR CHAPTER DIHAPUS DEMI KEPENTINGAN PENERBITAN Trigger Warning! cheating, toxic relationships, mature content Elvano Markvard Hille seorang pewaris tunggal dari salah satu perusahaan property ternama dengan nama yang tidak pernah absen m...